Friday, January 15, 2016

Takdir

Kau tahu tidak? Aku berpikir kita ini "ada" karena takdir. Kau tidak bisa memilih untuk diciptakan atau tidak diciptakan. Aku tidak bisa memilih bertubuh kekar, gagah dan tampan. Kau sama! Lalu aku berpikir lagi, mungkin kepercayaan kita juga takdir. Tergantung dari lingkungan disekitarmu dan orang-orang disekelilingku. Kita memahami buku yang berada didepan kita dengan bahasa kita. Kalaupun buku itu berubah, dan pemahaman kita jadi berbeda, dan kepercayaan kita beralih kepada buku yang lain. Kuanggap itu proses takdir.

Lalu kau tahu kan kejadian kemarin? Di Gedung Sarinah, Jakarta dilanda teror. Aku membayangkan orang-orang yang terluka, ketakutan. Katanya terdengar ledakan, tembakan beberapa kali. Aku kurang tahu tepatnya karena informasi yang kudapat berbeda-beda. Yang jelas suamiku dan semua staff yang berada di kantor pulang lebih awal. Dua puluh orang terluka, 5 pelaku tewas dan dua orang warga Indonesia serta Asing meninggal dunia. Kupikir warga akan ketakutan dan jalanan terasa lengang dua tiga hari. Ternyata tidak! Polisi dan rakyat bersatu dengan slogan khas '#Kami tidak takut'. Indonesia memang luar biasa. Aku bangga dan percaya Indonesia melaju menjadi salah satu negara super beberapa tahun ke depan.

Ada hal lain yang mengganjal dihatiku. Kau pun tahu aku ragu mengatakannya. Kupikir kau akan marah karena mungkin bertentangan dengan prinsipmu. Sekarang akan kuutarakan padamu. Karena banyak orang telah melakukan trik ini. Namun tidak sadar akibatnya. Malahan jumlah mereka terus menerus bertambah makin banyak. Aku tidak mau negeri kita terpecah-pecah di adu domba. Parahnya mereka yang melakukan tidak menyadarinya.

Aku tahu kamu akan semakin penasaran jika tidak kukatakan sekarang. Ini adalah kekuatan sebuah berita, sebuah cerita, sebuah gambar atau sebuah foto. Berisi tentang korban yang mengerikan atau menyedihkan namun tidak berhenti sampai di situ. Ini mewakili suatu kelompok. Pelaku yang menyebabkan hal ini terjadi juga mewakili suatu kelompok. Kupikir kamu mulai paham arah pembicaraanku ini. Kemungkinan besar ketika kau melihat akan menjadi sangat sedih dan menangis. Kamu akan bersimpati pada kelompok itu. Apalagi jika kamu berada pada kelompok yang sama dengan mereka. Entah agama, ras atau suku. Otomatis kamu membenci pihak lain yang kejam sesuai berita itu. Kadang kebencian itu sedikit meluap terhadap suku atau agama tertentu misalnya. Lalu kamu menularkan pada orang-orang yang berada dalam kelompokmu. Jika kamu mendapatkan berita itu di sosmed, tanpa diminta kau gerakkan jarimu klik 'share'. Jika kau mendapatkan dari tv atau koran, kamu berdiskusi.
Kuharap kau tidak marah padaku. Namun kukatakan padamu ketika kau klik 'share', kau telah menginfeksi orang-orang itu. Bagi Indonesia itu seperti virus, yang menyebar cepat.

Banyak orang yang membenci dengan levelnya masing-masing. Aku ingin tahu apakah kau turut membenciku? Kepercayaan kita berbeda. Itu takdir. Aku hanya memohon padamu. Jangan lakukan ini. Bisa saja kamu tidak benar-benar mengerti karena tidak berada di sana. Atau bahkan perang itu sudah terjadi sebelum aku lahir. Yang tidak pernah seratus persen kita pahami. Karena perang selalu mengerikan.

Jika kita ada di sana dan bisa menolong. Maka akan kita lakukan. Bila tidak, tolong jangan memperkeruh. Mungkin kau tidak berniat. Namun jangan sampai belas kasihanmu itu mengubahmu seperti pelaku yang kau benci. Atau mengubah orang yang kau infeksi. Kita tidak ingin menarik kejadian seram itu ke Indonesia.

Kau tahu aku bukan orang yang aktif di sosmed. Bahkan facebook milikku sempat mati hidup beberapa tahun. Teman-temanku tidak sebanyak dirimu. Maka kau sangat berarti bagiku. Beberapa waktu lalu aku membaca sebuah 'share'. Berkisah tentang "donat malang". Sebenarnya hanya merupakan kisah perbedaan pendapat dari dua orang. Lagi-lagi membawa nama dua kelompok. Mungkin tokoh yang diceritakan sudah lupa bahkan berbaikan. Namun bola ini terus digulirkan. Dan tidak sengaja dapat memicu provokasi. Ini hanyalah contoh kecil. Kuharap temanku yang iseng klik 'share' itu tidak marah ketika membaca tulisan ini.

Kau pasti sangat marah sekarang.  Aku tidak melarangmu tetap eksis. Aku juga tidak melarangmu klik 'share'. Pilihlah yang menyembuhkan banyak orang. Hal yang tidak dapat kita tolak adalah takdir. Namun hal yang bisa kita pilih untuk melakukan atau tidak melakukan bukanlah takdir.

No comments:

Post a Comment