Monday, July 25, 2016

Hope for Your Family #3 sambungan 3

Ada orang yang lebih mementingkan pertanggungjawaban daripada hanya sekedar permintaan maaf. Melihat apakah setelah meminta maaf perilakunya berubah menjadi lebih baik atau kadang baik kadang buruk? Jika kau adalah orang yang meminta maaf, sebisa mungkin tunjukkanlah kesungguhan hatimu dalam meminta maaf dalam pertanggungjawaban. Lalu bagi kau yang bahasa maafnya pertanggungjawaban, ingat bahwa Tuhan sudah mengampuni dosamu, maka kau juga harus mengampuni orang yang bersalah kepadamu.

Sebenarnya berapa kali sih, aku harus memberi maaf? Sampai tujuh kalikah? Tidak. Memberi maaf itu tanpa batas. Kita sendiri tidak sempurna. Sering melakukan kesalahan-kesalahan. Lebih dari tujuh kali.

Ada sebuah kisah tentang seorang raja yang bermaksud mengadakan perhitungan terhadap orang-orang yang berhutang kepadanya. Lalu sampailah kehadapannya seorang yang mempunyai hutang 10 ribu talenta. Hanya orang ini tidak dapat membayarnya. Maka raja menyuruh ajudannya untuk menangkap keluarganya dan menjual seluruh istri, anak-anaknya. Tetapi orang ini bersujud dan memohon, "Sabarlah dahulu tuan raja, hutangku itu akan kulunaskan". Lalu raja berbelas kasihan kepadanya. Melepaskan orang itu dan melunaskan semua hutangnya. Segera orang itu pergi dari sana dan sesampainya diluar ia bertemu dengan temannya yang berhutang 100 dinar. Maka ia mencekik leher temannya, "Lunaskanlah hutangmu!" Maka temannya ini melakukan hal yang sama dengannya dan memohon, "Sabarlah dahulu tuan, hutangku ini akan kulunaskan". Tetapi ia tidak mau mendengarkan temannya itu dan menjebloskan ke dalam penjara. Mendengar itu teman-temannya sangat sedih dan menceritakan segalanya kepada raja.
Raja menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya, "Hei kamu orang jahat, seluruh hutangmu kuhapuskan karena kau memohon padaku. Bukankah seharusnya kau juga mengasihani temanmu seperti aku telah mengasihanimu?" Maka marahlah sang raja dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Sama seperti Tuhan di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kau dan aku tidak mengampuni dengan segenap hati.

Harga 1 talenta = 6.000 dinar, 10.000 talenta = 60 juta dinar. Jika diandaikan 1 dinar = 50.000 rupiah. Maka 10 ribu talenta = 3 triliun rupiah. 100 dinar = 5 juta rupiah. Maka perbandingannya adalah 600 : 1. Alangkah jahatnya...

Ini diandaikan seperti rekening hubungan, mirip dengan rekening bank. Hal-hal negatif yang kita lakukan membuat saldo di rekening hubungan kita berkurang. Hal-hal baik yang kita lakukan membuat saldo di rekening hubungan kita bertambah. Kalau bahasa maaf seseorang adalah rekening hubungan, maka yang terpenting bagi dia adalah rekening hubungan kita dengan mereka haruslah tetap positif. Semoga aku dan kau bertumbuh dewasa sehingga sekalipun orang berbuat negatif kita tetap dapat mengampuni.

Yang terakhir adalah perubahan nyata yang konsisten. Bagi orang lain perubahan nyata yang konsisten itu permintaan maaf yang paling mengena di hati. Kunci utama pertumbuhan rohani serta kedewasaan karakter adalah hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Bagimu yang bahasa maafnya adalah perubahan yang konsisten. Tetaplah bisa mengampuni sekalipun orang itu belum ada perubahan nyata.

Thursday, July 21, 2016

Hope for Your Family #3 sambungan 2

Meminta maaf dengan bahasa tubuh yang benar. Apa maksudnya? Mungkin beberapa dari kita mengetahui kisah kuno kakak beradik Esau dan Yakub si penipu. Yakub menipu Esau sampai 2 kali. Bahkan menyamar sebagai kakaknya supaya mendapatkan semua warisan berkat. Tentu saja Esau sangat marah dan berniat membunuh adiknya. Yakub lari ketakutan, namun setelah sekian tahun berlalu ia ingin kembali ke tempat asal bersama-sama dengan keluarganya. Dalam perjalanan menemui kakaknya Esau ia menyuruh banyak pelayan berjalan mendahului dia membawa persembahan kambing domba yang sangat banyak. Yakub sendiri sujud sampai ke tanah 7 kali hingga ia sampai ke dekat kakaknya itu. Tetapi Esau berlari mendapatkan dia, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumlah dia. Lalu bertangis-tangisanlah mereka. Bahasa tubuh permintaan maaf yang diberikan Yakub mempengaruhi sebagian besar perilaku Esau.

Jangankan bahasa tubuh yang benar, kadang kala untuk mengucapkan maaf saja orang tidak mau. Gengsi. "Aku ini siapa? Harga diriku tinggii.. Aku lebih terbiasa dihormati. Orang itu malah harus tunduk padaku.


Monday, July 18, 2016

Hope for Your Family #3 sambungan 1

Jika aku menulis, kadang aku selalu mengandaikan sebagai pihak pertama yang berbicara langsung pada pelaku. Hal itu sama sekali tidak bermaksud menyinggung orang yang membaca, apalagi menuding secara langsung. Lagipula rasanya ceritanya lebih mengalir dengan versi seperti itu. Berhubung semalam sudah ngantuk sekali. Baru lanjut sekarang. Moga-moga nyambung...

Kisah kedua menceritakan seorang anak yang tinggal dengan orang tuanya. Ayahnya seorang pemburu. Setiap hari ia berburu binatang, membawa pulang hasil buruannya dan menyembelihnya di rumah. Di depan anaknya yang masih kecil, berumur 2 tahun. Seorang anak yang masih polos melihat adegan pembunuhan binatang-binatang itu setiap hari. Lalu setiap ayahnya memotong binatang buruan ia mencicipi percikan darahnya. Entah itu kelinci, ular, rusa bahkan hewan buas. Mereka pikir tidak apa-apa. Memupuk benih kecil dalam dirinya. Tidak terjadi apapun terhadap anak itu. Namun anak itu terus melihat darah dan mencicipnya. Lama kelamaan muncul naluri sadisme dalam dirinya. Tidak seorangpun tahu. Tapi ia suka melihat darah. Selalu ingin mencicipi darahnya dan coba sedikit menghisapnya sekali waktu.

Setelah besar dan meninggalkan rumahnya. Bertemu dengan teman-teman baru dengan pergaulan buruk. Membutuhkan uang yang banyak untuk bersenang-senang. Ia mulai berpikir jahat untuk bertindak nekad. Seperti slogan kebanyakan orang. 'Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga'. Kalau bisa...

Pendek kata ia menyantroni sebuah rumah besar milik orang kaya. Membunuh dengan sadis 4 orang yang merupakan 1 keluarga hanya dengan sebuah pisau. Pembunuhan seperti ketika ia melihat daging buruan. Bukan hanya mengincar harta, ia juga suka melihat banyak darah.

Pada akhirnya ia tertangkap juga. Ketika diketahui ia memiliki jiwa sadisme pemerintah memutuskan untuk dieksekusi. Beruntung Bapak Samuel masih melayani dia untuk konseling. Akhirnya ia menyadari kesalahannya. Meminta ampun pada Tuhan dengan air mata bercucuran. Saat itu ia terlihat sangat butuh sebuah pelukan. Bapak Samuel memeluk dia walau sepertinya dia sudah lama tidak mandi. "Tinggal besok saya akan di eksekusi. Apakah Tuhan masih bisa mengampuni saya dan tidak membuang saya ke neraka?", tanyanya sambil menangis.
"Ya, Tuhan dapat melakukannya. Tergantung dari dalam lubuk hatimu, jika benar-benar menyesal."
"Saya sangat menyesal."
Perjalanannya selesai sampai di sana, Nusakambangan.

Selain perkataan minta maaf, bahasa maaf kedua adalah bahasa tubuh yang benar. Perkataan maaf mempengaruhi orang lain sebanyak 20%. Namun ketika kita minta maaf, bahasa tubuh dan intonasi perkataan kita mempengaruhi 80%.

Bersambung...

Sunday, July 17, 2016

Hope for Your Family #3

Bahasa Maaf

Dalam kehidupan ini, sangat mungkin kita punya masalah dengan keluarga kita. Itu sebabnya sangat penting untukmu dan aku mempelajari bahasa maaf. Bahasa maaf adalah cara kita mengekspresikan permohonan maaf. Seperti bahasa kasih. Setiap orang juga punya bahasa maaf yang berbeda.

Perkataan minta maaf adalah bahasa maaf yang paling umum. Kita harus berani untuk mengaku dosa atau berkata minta maaf. Kita juga harus menghargai permintaan maaf dari keluarga kita.

Dosa adalah penghambat keselamatan. Sesungguhnya tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar. Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan, mulutmu mengucapkan dusta lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.

Untuk informasi, dua contoh kisah di bawah ini adalah nyata. Benar-benar terjadi. Seorang ibu yang hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian. Beliau berhasil menyekolahkan anak satu-satunya. Kehidupannya sangat sederhana. Mencuci pakaian setiap hari dari pagi sampai sore. Anaknya bergaul dengan orang-orang yang tidak baik. Ibu ini tidak tahu. Mengikuti gerombolan teman-teman yang salah. Belajar hal-hal yang tidak terpuji. Di mulai dari dosa yang terlihat ringan, lalu mencuri, narkoba dan akhirnya melakukan kejahatan sembilan rupa.

Kelas satu SMA, kelas dua SMA sampai kelas tiga SMA. Akhirnya ia tertangkap dan dipenjara. Tiga tahun telah berlalu, namun ibu ini belum juga mengetahui keadaan anaknya di kota. Akhirnya anak ini menyuruh temannya memberitahukan kepada ibunya bahwa ia sudah tiga tahun dipenjara. Ia bisa keluar bila ditebus.

Ibu ini kaget setengah mati. Selama ini dia pikir semua baik-baik dengan hidup sederhana. Anaknya tidak merasa demikian. Ketika ingin punya uang ia mencuri. Ingin motor mencuri lagi dan seterusnya. "Mengapa ia tidak menyadari mereka tidak memiliki kemampuan? Ibu hanyalah seorang buruh cuci. Berapa sih gaji buruh cuci?"

Dengan hati yang hancur ibu ini berdoa. "Tuhan ampunilah aku, yang tidak mendidik anak yang Kau berikan dengan baik." Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya membuatku sangat kagum. "Ampunilah aku" bukan "Ampuni anakku". Ibu ini memulai dari dirinya sendiri. Ia tahu tidak mudah untuk mengubah orang lain maka ia memulai dari dirinya sendiri. Padahal jelas-jelas anaknya yang bersalah, tidak tahu diri!

Ia percaya Tuhan pasti menolong. Akhirnya dari pagi sampai sore dia jadi buruh cuci, dari sore sampai hampir pagi ia bekerja mengangkat batu-batu dalam ember sebagai kuli bangunan! Ia hanya tidur selama beberapa jam saja setiap hari.

Kelelahan fisik dan beban puluhan juta membuat perubahan besar pada tubuhnya. Dulu ia cantik, tapi sekarang menjadi renta. Menua dengan sangat cepat. Lalu tiba saatnya ibu ini datang ke penjara menengok si anak. Anaknya tidak mengenalinya.

"Kamu siapa sih?"
"Aku ibumu nak".
"Ngawur, kamu bukan ibuku. Ibuku cantik. Tidak jelek dan tua sepertimu!"
Ibu ini tidak menggubris kata-kata kasar anaknya. Ia menjelaskan bahwa ia bekerja untuk menebus si anak. Dan benar ketika hakim memberikan putusan, ia membayarnya dan mengeluarkan anak ini dari penjara. Mereka pulang dan sesampainya di rumah anak ini mencari memanggil-manggil ibunya. "Ibu.. ibu.. kau di mana?"
"Sudah kubilang, aku ini ibumu nak. Kau yang membuatku jadi seperti ini. Kau pikir gampang mengumpulkan uang sebanyak itu untuk menebusmu? Apa kau tahu berapa gaji tukang cuci baju? Aku bekerja sebagai tukang cuci dari pagi sampai sore dan kuli bangunan dari sore sampai hampir pagi. Apa kau tidak mengerti juga nak?"

Anak ini langsung tersadar dan bersujud menangis pada ibunya. "Maafkan aku ibu".

Ibu ini rela melakukan demi anaknya. Berkorban demi anaknya. Si anak akhirnya sadar dan minta maaf. Yang telah terjadi tidak bisa diubah. Namun permintaan maaf yang tulus memulihkan hubungan keluarga.

Bersambung..

Thursday, July 14, 2016

Hope For Your Family/ Harapan Untuk Keluarga Anda #2

LOVE LANGUAGE
BAHASA KASIH

I. Ada 5 Bahasa Kasih
a. Bahasa kasih adalah cara kita merasa dan mengekpresikan KASIH.
  • Setiap orang memiliki bahasa kasih yang berbeda-beda.
b. Apa saja 5 Bahasa Kasih itu?
  1. KATA-KATA YANG MANIS.
  2. HADIAH
  3. KEBERSAMAAN YANG BERKUALITAS
  4. TINDAKAN MELAYANI
  5. SENTUHAN FISIK

Orang yang bahasa kasihnya adalah 'kata-kata yang manis', biasanya langsung nyambung dengan orang yang perkataannya menyenangkan dan suka memuji. Pun dengan keluarga. Jika istri bahasa kasihnya adalah kata-kata yang manis, sementara suami bahasa kasihnya adalah tindakan melayani. Apa yang terjadi dengan suami?
"You NATO... You! Not action talk only". Sementara istrimu perkataannya menyenangkan, suka memujimu. Kau tidak merasa dikasihi. Mengapa? Karena bahasa kasihnya berbeda. 

Lalu ketika kau merasa telah melakukan semuanya demi keluarga. Bekerja siang malam. Bahkan membantu membersihkan rumah dan mengurus anak! Waw... seperti yang kau ceritakan dalam konseling. Menurutku kau itu suami super hebat. Tapi mengapa istrimu tidak merasa dicintai?

Kau dengar sendiri apa yang dikatakan istrimu. Setelah belasan tahun menikah, tak sekalipun terucap kata-kata manis darimu, " I love you, aku cinta padamu atau aku sayang kamu". Ketika istrimu telah berdandan, tidak sekalipun kau mengatakannya. "Kamu terlihat cantik, kau kelihatan luar biasa". Yang ada kamu sibuk memotong rumput, mencuci mobil atau hal lain. Akhirnya ia merasa diabaikan.

Saranku belajarlah untuk memberikan pujian, komentar dan perkataan yang menyukakan hatinya. Mungkin sulit jika urutan bahasa kasihnya adalah nomor terakhir untukmu. Walaupun kau anggap NATO. NOT ACTION TALK ONLY. Jika engkau mengasihinya, kau harus memulainya sekarang. Ketika kau melakukan hal yang paling tidak kau sukai demi dia. Justru dia akan merasakan kasihmu penuh pengorbanan.

Sementara baginya, bahasa kasih tindakan melayani itu jadi nomor kesekian. Hal yang paling tidak bisa ia lakukan. Namun ia akan berusaha melayani keluarga dengan tindakan yang nyata. Keluarga kalian dipulihkan ketika saling berkorban dan memahami.

Bagaimana dengan hadiah? Ada orang-orang yang bahasa kasihnya adalah hadiah. Sebenarnya ini juga budaya orang Indonesia. Ketika melancong ke negara lain misalnya, orang-orang bule ketika mampir ke toko souvenir akan membeli seperlunya. Untuk diri mereka sendiri. Berbeda dengan orang Indonesia. Mereka akan membeli untuk kakak, adik, saudara yang lain, teman atau tetangga yang dekat. Sampai-sampai para penjual belajar Bahasa Indonesia supaya bisa khusus melayani orang-orang Indonesia.

Orang yang bahasa kasih utamanya adalah 'hadiah' akan bahagia sekali kalau orang yang dia kasihi memberikan hadiah. Pikirkan ide-ide untuk memberikan kejutan-kejutan hadiah yang menyenangkan. Tapi jangan cuma memikirkannya dan tidak pernah memberikannya. Sekalipun kita memiliki niat sejak lama. Jika tidak pernah diberikan, ia tidak akan pernah merasa dikasihi.

Yang ketiga adalah bahasa kasih kebersamaan berkualitas. Mereka dengan bahasa kasih ini akan merasakan kebahagiaan ketika bisa menghabiskan waktu bersama orang yang ia kasihi.

Ketika engkau memasuki sebuah cafe atau restoran dan ada beberapa pasangan yang duduk didalamnya. Apakah kau tahu mana yang sedang berpacaran dan mana yang pasangan suami istri? "Ya, tentu saja aku tahu", jawabmu yakin. Mereka yang saling tersenyum, bertatapan mesra, terlihat saling memperhatikan. Itulah yang sedang berpacaran. Sedangkan yang masing-masing sibuk dengan HP. Atau yang sibuk menelepon sementara wanitanya diam saja sambil memandang dengan jengkel.

Kupikir lebih baik aku belajar menyediakan waktu untuk keluarga. 'Bukan hadir secara fisik saja'. Namun jiwanya terbang melayang entah kemana. Mematikan ponsel ketika sedang makan atau berkumpul bersama juga merupakan cara yang efektif untuk memberikan waktu bagi keluarga.

Mengasihi bukan hanya dengan perkataan atau lidah. Tetapi dengan perbuatan dan kebenaran. Hal ini penting buat orang yang bahasa kasihnya adalah tindakan melayani. Orang dengan tipe ini akan merasa dikasihi kalau kita mau berkorban melakukan tindakan melayani buat mereka. Layanilah keluarga dengan tindakan nyata.

Sentuhan fisik juga salah satu bahasa kasih yang penting. Bayi yang belum bisa berbicara akan merasa dikasihi jika kita menyentuhnya dengan lembut, menggendong dan membelai.

Kate Ogg adalah seorang ibu yang melahirkan bayi kembar secara prematur dalam usia 27 minggu atau sekitar 7 bulan kurang dengan berat hanya satu kilogram. Ketika lahir keduanya tidak menangis dan belum bernapas. Selama 20 menit tim dokter tidak bisa membuat mereka bernapas dan satu bayi dinyatakan meninggal. Sedang yang satu belum bernapas juga. Namun Kate tidak mau melepaskan begitu saja. Ia membuka pakaiannya dan mendekap sang bayi dengan tubuhnya yang hangat. Selama 2 jam! Setelah 2 jam dipelukan sang ibu, bayi mungil itu menunjukkan detak kehidupan. Bahkan terlihat bernafas. Ajaib! Terlebih setelah Kate sang ibu memberikan tetesan ASI dengan jari telunjuknya. Beberapa ahli percaya sentuhan fisik yang lembut berupa pendekatan kulit bayi ke kulit ibu memberikan efek menguntungkan yang lebih besar dibandingkan meletakkannya dalam inkubator. Maka mereka membiarkan bayi itu terus ada dalam dekapan Kate. Akhirnya Jamie bisa bernapas normal dan tumbuh menjadi anak yang sehat.

Sentuhan fisik yang lembut merupakan salah satu bahasa kasih yang diperlukan dalam keluarga. Sentuhan fisik memiliki kekuatan emosional yan luar biasa sehingga tindakan sederhana sudah dapat mengekspresikan kasih sayang yang besar. Sentuhan fisik yang lembut dalam pernikahan seperti bergandengan tangan atau memeluk pasangan kita dapat membawa hubungan rumah tangga yang bahagia. Anak-anak yang sering mendapatkan sentuhan fisik kasih sayang dari orang tuanya seperti dipeluk dan dicium pada umumnya memiliki keseimbangan emosional yang lebih baik.

Setelah menikah, orang Indonesia jika bergandengan malah ditepis pasangannya. "Ngga usah, sudah tua! Malu." Malah orang-orang Barat berusaha memelihara hubungan dengan memegang punggung tangan saat makan, menyandarkan kepala ke pasangan. Sentuhan fisik tulus yang kita berikan merupakan kekuatan dan dorongan untuk membangun rumah tangga bahagia.

II. Bagaimana mengasihi orang yang bahasa kasihnya berbeda dengan kita?
a. Setiap orang mempunyai BAHASA KASIH UTAMA.

Dan biasanya bahasa kasih antara suami dan istri berbeda. "Mengapa?". Mungkin biar seru. Jika tidak orang-orang tidak belajar memperhatikan orang lain.

b. Bagaimana kita bisa tahu bahasa kasih kita sendiri atau bahasa kasih orang yang kita sayangi?
  • Telitilah apa yang biasa kita lakukan ketika kita ingin menyenangkan orang yang kita sayangi.
  • Telitilah apa yang selama ini coba dia lakukan bagi kita.
Lagi-lagi temanku mengeluh tentang istrinya. "Mengherankan, ia selalu menuntut. Rasanya tidak tahan lagi. Menemaninya jalan-jalan bersama anak. Pergi makan bersama. Dia pikir aku penggangguran! Aku sibuk bekerja. Tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal itu. Memangnya dia tidak bisa pergi sendiri apa?"

Coba kau perhatikan. Mungkin sebenarnya itu kebutuhannya. Tentu saja sebelum mendapatkan ia akan selalu menuntut sampai kau penuhi. Bahasa kasih istrimu adalah kebersamaan yang berkualitas. Sementara kau di rumah, kau malah menyendiri dengan laptopmu.

Kadang kebutuhan untuk dikasihi diekspresikan dengan cara lain. Kau bisa melihat bila ia selalu memberikanmu hadiah-hadiah kecil. Berarti itulah bahasa kasih utama yang ia miliki.

c. Bagaimana kalau bahasa kasih orang yang kita sayangi itu adalah bahasa kasih yang paling rendah bagi kita?
  • Tetap lakukan meskipun sukar, sebagai bukti bahwa kita sungguh-sungguh mengasihinya.
Seorang papa yang lain bercerita. Saat malam hari sebelum benar-benar tidur. Mereka akan tidur dalam keadaan gelap tanpa cahaya. Sebelumnya ia akan menyalakan senter lampu hpnya kearah langit-langit dan menggerakkan jari-jarinya
dengan cerita lucu. "Hai, kamu tahu siapa aku? Aku bunny si kelinci..."

Lalu saat libur ia berputar-putar merangkak dengan kedua anak perempuannya yang masih kecil diatasnya. "Kau pikir aku bisa suka melakukannya? Tidak! Itu bukan gayaku! Kau pikir aku tidak kehabisan bahan cerita? Aku tidak ada ide! Bahkan mereka membantu alur ceritanya. Lalu kau pikir aku suka main kuda-kudaan seperti orang aneh? Tidaak... aku tidak suka. Tapi aku tahu, tiap aku melakukan untuk mereka. Hati mereka mendekat padaku. Kami jadi lebih dekat. Hubungan kami menyenangkan.

Kalau kita konsisten melakukannya, maka hubungan keluarga kita bisa dipulihkan kembali, dan kita akan menikmati kebahagian keluarga yang luarbiasa.

Sunday, July 10, 2016

Hope For Your Family/ Harapan Untuk Keluarga Anda #1

Handling Differences and Solving Problems
(Menangani Perbedaan dan Menyelesaikan Konflik)

Kau dan aku memiliki sebuah keluarga. Dalam keadaan baik atau buruk inilah milikku dan milikmu. Serumit apapun hubungan yang kualami dalam keluargaku, aku mengingatnya. Ada Tuhan bagi keluargamu dan keluargaku.

Kita tentu menyadari adanya empat FASE hubungan:

1. Fase Bulan Madu
Sebuah fase di mana semuanya terasa begitu baik, indah dan menyenangkan. Seperti ketika kau akan menikah atau saat berpacaran. Jika kukatakan, "Dia pelit". Kau akan membelanya. "Tidak, dia tidak pelit. Dia hemat. Bijaksana terhadap pengeluarannya." Lalu kau mengatakannya lagi. "Nah, kalau dia itu kasar. Nanti kau menyesal". Tentu saja aku menjawabmu, "Dia tidak kasar. Dia itu tegas." Itulah fase di mana semuanya terlihat baik di matamu.

2. Fase Konflik
Sebuah fase di mana perbedaan mulai terasa dan konflik mulai terjadi. Ketika ia terus menerus menekanmu. "Tidak boleh membeli ini, tidak boleh membeli itu! Kau boros sekali. Pakailah produk perawatan sederhana!" Satu dua hari tidak terasa mengganggu. Namun setelah berbulan-bulan pertengkaran tak terhindarkan lagi. Sama halnya dengan pasangan bernada kasar. Setelah melewati hari-hari bersama. Siapa yang tahan terus-menerus dimarahi? "Sudah kelewatan! Ini benar-benar keterlaluan!"

3. Fase Penyesuaian
Sebuah fase dimana kita mulai berusaha mengatasi perbedaan dan menyelesaikan masalah.

4. Fase Penentuan
Sebuah fase yang menentukan hubungan akan rusak atau justru lebih indah.

Sebenarnya bagaimana cara menangani perbedaan dan menyelesaikan konflik dengan benar?
1. Bertumbuh dewasa bukan secara fisik melainkan secara rohani.
2. Memiliki kepekaan untuk mendengarkan dan memahami.
3. Mempunyai hati yang melayani keluarga.

Tingkat kedewasaan kita akan menentukan cara kita mengatasi perbedaan, dan cara kita menangani perbedaan akan menentukan hasil akhir sebuah konflik. Seperti yang kau tahu, seorang yang memiliki konflik dengan tingkat kedewasaan rohani yang baik. Ia akan melihat situasi, lalu berusaha menyesuaikan diri. Memperbaiki diri untuk mendapatkan hubungan yang lebih baik. Beda halnya dengan seorang tanpa kedewasaan secara rohani. Ia justru akan menuntut orang lain untuk berubah. Tidak mau menyesuaikan diri atau berusaha memperbaiki hubungan.

Kau tetap bersikap baik, sekalipun orang lain sikapnya tidak baik. Perkataan dan perbuatanmu mencerminkan pribadi Tuhan. Itulah dewasa rohani. Kisah yang sungguh nyata dari dirimu. Ketika ia berlaku tidak setia. Menghianatimu berkali-kali. Kau menangis. Sangat marah. Tidak mau berbicara dengannya. Beberapa waktu setelah konseling itu, kau kembali seperti semula. Menyediakan segala sesuatu untuknya, seakan-akan ia tidak pernah melakukan kesalahan. Sampai suatu ketika, engkau memergoki sedang menelepon selingkuhannya. Dulu, kau akan menjerit histeris. Kali ini tidak. Kau tetap menghidangkan sarapan untuknya. Tanpa sepatah kata. Dia yang terheran-heran dan penasaran bertanya kepadamu. "Mengapa kau tidak marah?" Tapi kau malah menjawab, "Maafkan aku, mungkin aku belum berhasil menjadi istri yang baik. Mulai sekarang aku akan berusaha untuk menjadi istri yang baik untukmu". Ketika ia mendengar perkataanmu. Air matanya tidak terbendung. Tanpa bisa ditahan lagi, ia memelukmu dan berkata, "Maafkan aku. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku tidak akan menyakiti hatimu lagi." Sejak saat itu kehidupan rumah tanggamu dipulihkan. Berbahagia, sampai sekarang.

Sungguh aku sendiri merasa kau itu luar biasa. Kedewasaanmu menginsipirasiku dan orang-orang yang mengetahui kisahmu. Biasanya ketika mendengar, "Hai istri tunduklah pada suamimu.. Hai suami kasihilah istrimu.." Maka yang terjadi adalah istri berkata, "Kasihilah dulu istrimu ini". Dan suami berkata, "Tunduklah dulu pada suamimu.." Bukan taat melakukan perintah, malahan saling menuntut terlebih dahulu. Padahal sudah jelas perintah-Nya. Hendaklah saling mendahului dalam memberi hormat. Saling lebih dahulu memulai untuk mengasihi. Saling kebih dahulu untuk melakukan perintah. Namun bagiku sendiri terkadang hal itu juga terlewatkan.

Menurut riset, masing-masing orang mendengar selama 17 detik. Bahkan ada orang-orang yang hanya mendengar selama 10 detik. Padahal seharusnya kita mendengarkan selama 3 sampai 5 menit. Mencerna perkataannya 3 sampai 5 menit. Lalu kita masih harus bertanya apakah maksudnya seperti itu? "Oh, bukan seperti itu. Tapi begini...". Itulah sebabnya banyak sekali terjadi salah paham dan konflik. Apalagi dalam sebuah keluarga. Kita selalu memotong pembicaraan seakan-akan sudah mengerti kelanjutannya. Parahnya lagi ketika dijelaskan kita tetap merasa maksudnya seperti di pikiran kita. Sebenarnya siapa yang berbicara? Anda atau saya?

Orang hanya mau terbuka untuk mendengarkan apa yang ingin kita katakan, kalau mereka sudah merasa bahwa kita mengerti apa yang mereka maksudkan. Kalau aku marah-marah karena salah paham dengan omonganmu. Tentu kau malas mendengarku yang meributkan hal kosong. Apalagi jika kau tidak diberi waktu lagi untuk menjelaskan.

Urutannya adalah MENDENGARKAN 》MEMAHAMI 》MENCARI SOLUSI. Pola seperti ini akan membuat semua pihak senang dan menang.

Di dalam keluarga misi kita juga sama. Mempunyai hati yang melayani keluarga. Hati yang melayani itu memberi, bukan menuntut.

Friday, July 8, 2016

Finding Your Life Purpose #4

Called For Service

Bagian terakhirnya mungkin tidak seru untukmu dan untukku. Kita hidup untuk melayani. Di dunia ini kita hidup dan melihat. Orang-orang berlomba bekerja keras, memiliki prestasi dan hidup yang lebih baik. Dengan posisi tinggi melalui jabatan, prestasi, penemuan baru. Kau merasa telah menjalani hidup yang benar. Aku sudah bekerja keras. Orang-orang menghormatiku. Tentu seperti di bumi, aku juga dihormati dengan posisi tinggi di surga. Aku telah menjalankan tugas di bumi dengan baik.

No... no... no... Jangan salah! Tuhan memberi contoh dengan jelas. Bukan berarti yang kau lakukan salah. Tetapi ini berbeda dengan yang kau pikir. Tuhan sendiri turun ke dunia untuk melayani. Melayani murid-muridnya. Menyembuhkan orang-orang sakit, memberi makan orang-orang lapar. Bahkan Ia sendiri mengatakan, "Bila ada orang yang duduk makan. Seorang yang lain melayani dia. Menurutmu mana yang lebih besar? Apakah yang duduk makan ataukah yang melayani?" Jawabanku jelas, "Tentu saja yang duduk makan". Namun Tuhan berkata, "Yang terbesar adalah yang melayani! Bukan yang duduk makan!"

Selama di dunia kita melihat. Orang-orang yang terkenal, kaya, terhormat, mereka dilayani. Merekalah yang lebih besar, lebih terhormat, lebih tinggi posisinya. Namun itu adalah konsep dunia. Berbeda dengan konsep Kerajaan Sorga. Jadi jangan kaget jika ketika kau tiba di sana tidak memiliki posisi seperti yang kau kira. Karena hidup kita di sini adalah persiapan menuju kekekalan.

Melayani bukan berarti harus di dalam rumah ibadah. Kita bisa melayani dalam berbagai cara untuk Tuhan. Dalam talenta kita masing-masing. Jangan sampai kita besar di bumi namun kecil di surga. Kita harus tergerak dan bergerak. Mulai terlibat aktif untuk melayani.