Tuesday, May 9, 2017

What We See is What We Become


Ibarat senter... Seperti itulah mata..
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat. Terbayangkan? Betapa gelapnya seluruh tubuhmu?

Jika terang yang kau punyai itu gelap. Betapa gelapnya kegelapan itu...

Ada mata yang jahat dan ada mata yang baik. Mata yang jahat adalah mata yang gelap, tidak mampu melihat visi. Mata yang baik adalah mata yang terang melihat visi.

Yang manakah matamu? Menuju pada pembangunan atau menuju pada kehancuran?

What we see is what we become


APL 32

Wednesday, March 29, 2017

Mengembangkan Gaya Hidup Sehat



Masih ingat kan yang pernah kukatakan dulu? Bahwa kita ini manusia Roh. Tapi ingat roh kita masih menempati tubuh. Karena itu kita harus tetap menjaga tubuh. Kita mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah. Maka, menjaga tubuh juga termasuk ibadah yang sejati. Sebab Roh Kudus juga tinggal di dalam tubuh. Kita bisa melayani dan memuliakan Tuhan dengan tubuh kita.

Jangan sampai kita berpikir yang penting itu Roh, sedangkan tubuh tidak penting. Yang penting berdoa, olahraga tidak penting. Apa kau nggak tahu gunanya olahraga? Walaupun terbatas gunanya tetapi itu penting selama kita masih hidup di dunia ini. Kalau tubuh kita sakit, kita nggak bisa maksimal untuk melayani Tuhan. Seperti juga harta duniawi, sama terbatas gunanya. Kita tidak bisa membawanya ke surga. Tapi selama kita hidup di dunia ini, itulah yang kita pakai.

Tahu tidak? Olahraga memiliki banyak manfaat, antara lain:
- Membuat kita bertambah muda
- Metabolisme tubuh menjadi baik
- Mengurangi atau menambah berat badan sesuai proporsi.
- Meningkatkan energi
- Meningkatan kreatifitas dan produktivitas
- Meningkatkan daya tahan jantung
- Meningkatkan kekuatan otot
- Meningkatkan kualitas tidur
- Membalik diabetes dan tekanan darah tinggi
- Mengurangi stres
- Membawa sukacita dan masa muda yang diperbaharui kembali

Coba kita ingat kembali, ketika Allah menciptakan manusia. Allah menyuruh Adam dan Hawa untuk mengusahakan taman Eden. Bukan duduk-duduk dan berdiam diri. Manusia didesain untuk bergerak. Olahraga yang terbaik adalah olahraga yang kita benar-benar mau lakukan secara konsisten dan rutin, minimal 3 kali per minggu. Kita bertanggungjawab atas hidup kita. Dan pertanggungjawaban di surga tidak hanya perkara rohani. Semua yang Tuhan berikan saat kita berada di bumi akan dimintai pertanggungjawaban. Seperti apa kita memakai dan mengelola serta merawatnya?

Selain olahraga, tubuh kita juga butuh istirahat. Tidak mungkin kita melek berhari-hari mengasah kemampuan kita atau mencari uang. Kita butuh tidur. Sekurang-kurangnya 7 sampai 8 jam per hari. Menurut penelitian, kurang tidur akan membuat kita tua sebelum waktunya. Bahkan secara ekstrim menyebabkan meninggal sebelum waktunya. Menyeramkan kan?

Kurang tidur mempengaruhi seluruh kehidupan kita. Efek ringan kurang tidur adalah mengantuk, lelah, susah konsentrasi, gampang emosi. Jika dilanjutkan akan berakibat fatal bagi tubuh kita.

Bagaimana kau bisa sabar, penuh kasih sayang terhadap orang lain jika kurang tidur? Yang ada uring-uringan, cepat marah, temperamen, malah membuat hal-hal baik menjauhimu.

Apa kau tahu kalau tidur itu melipatgandakan dampak makanan? Cukup tidur akan melipatgandakan dampak positif dari apa yang kita makan. Sebaliknya, kurang tidur juga melipatgandakan dampak negatif dari zat-zat yang seharusnya tidak kita makan.

The Power of Sleep :
1. Jam 21.00 - 23.00 detoxin system antibody
2. Jam 23.00 - 01.00 detoxin hati
3. Jam 01.00 - 03.00 detoxin empedu
4. Jam 03.00 - 05.00 detoxin paru-paru
5. Jam 05.00 - 07.00 detoxin usus besar
6. Jam 07.00 - 09.00 penyerapan gizi makanan di usus kecil

Tuhan telah menyediakan jam kehidupan yang luar biasa. Bangun pagi pukul lima, buang air besar lalu makan pagi buah-buahan dan sayur-sayuran terlebih dulu. Kalau kita mengikuti jam kehidupan yang Tuhan sediakan ini, kita akan menikmati kehidupan dan kesehatan yang luar biasa.

Hiduplah dengan orang-orang benar yang mau belajar hidup sehat. Komunitas pergaulan yang baik lambat laun akan merubah gaya hidupmu. Bahkan orang baik dengan pergaulan buruk, akan menjadi buruk. Percayalah! Itu hukum yang sudah pasti.

Olahraga bersama akan terasa lebih menyenangkan dibanding sendirian. Entah itu bersama teman atau keluarga. Ada perbedaan antara berjuang sendiri atau berjuang bersama. Kuncinya adalah keterbukaan dalam kelompok, saling mendukung, saling mendorong, saling menguatkan untuk terus maju dan hidup lebih baik.

Saturday, March 25, 2017

Food for Transform Your Health



Kita semua butuh makanan. Tak seorangpun dapat hidup tanpa makanan. Yah, mungkin bisa bertahan beberapa lama. Namun tak akan lama. Makanan mempengaruhi akan seperti apa bentuk tubuh kita ini. Makanan mempengaruhi seperti apa kesehatan kita di masa yang akan datang. Apakah sehat atau tidak? Bahkan seperti apa energi kita hari ini ditentukan oleh makanan.

Sayang, banyak orang salah kaprah soal makanan. Mereka pikir mengikuti pola makan yang dilakukan sejak kecil sudah benar. Padahal belum tentu! Mereka pikir sakit penyakit itu mutlak karena keturunan. Semua karena gen. "Pantas anaknya sakit jantung, orang tuanya juga begitu. Kakeknya juga begitu. Jadi tidak heran." Atau anaknya kena diabetes, salah satu orang tuanya juga sama. Neneknya kena juga. Itu sudah genetik!

Padahal ini tidak sekadar gen. Tidak muncul begitu saja dari dalam tubuh. Bisa saja kebiasaan makan makanan yang sangat manis sejak dari kecil yang terus berlanjut sampai dewasa. Lalu karena terbiasa kita merasa tidak ada yang salah. Terus dan terus melanjutkan kebiasaan buruk. 

Kadang tubuh sudah mengirimkan sinyal-sinyal ketidaknyamanan. Hari-hari yang berlalu dengan tubuh kurang sehat misalnya. Sudah saatnya kita mengecek, apakah dalam seminggu ini, kita lebih banyak merasa energik dan bersemangat menjalani hari, atau kita merasa lemas, lelah dan tidak bersemangat. Ketika kita terus-terusan mengabaikan sinyal yang dikirim tubuh, pada satu titik kerusakan parah akan terjadi.

Ingat, penyakit tidak datang dalam satu atau dua hari. Banyak orang merasa beruntung ketika mendapat kesembuhan Ilahi. Sudah divonis dokter umurnya tinggal tunggu waktu. Tiba-tiba dapat mujizat kesembuhan. Kesembuhan Ilahi memang luar biasa. Tetapi tahukah Anda? Kita tidak perlu sakit dulu untuk menjadi sehat. Selain kesembuhan Ilahi kita juga bisa mendapatkan kesehatan Ilahi. Caranya tentu saja menjaga tubuh kita dengan baik.

Bagaimana kalau sudah mendapat kesembuhan Ilahi namun terus menerus kembali kepada pola makan yang lama? Kira-kira penyakitnya balik lagi ngga? Satu kali, dua kali, okelah sampai tiga kali mendapatkan mujizat. Namun jika berlaku seperti kerbau yang setelah dibersihkan masuk kembali dalam kubangan. Pada akhirnya tanpa jadi peramal tentu kita tahu apa jadinya.

Saat ini industri makanan berlomba-lomba membuat makanan enak. Selain memanjakan lidah kita, tentu ini demi mengeruk keuntungan yang besar pula. Sudah pasti terjadi bahan-bahan yang tidak seharusnya masuk dalam tubuh kita malah ada dalam makanan mereka. Banyak kue-kue atau biskuit yang sangat manis yang tidak baik untuk kesehatan kita. Produk-produk dengan pengawet, pemutih bahkan bahan-bahan kimia tertentu diolah menjadi makanan. 

Saat ini gula menjadi salah satu musuh terbesar tubuh kita. Ketika kita terus menerus mengkonsumsi minuman soda atau juice yang sangat manis. Tanpa sadar kita menjadi kecanduan. "Tidak apa-apa, jus buah itu menyehatkan kok." Namun jus itu mengandung gula yang sangat tinggi. Kecanduan gula sebenarnya dalam otak kita, persis seperti kecanduan narkoba. Dan ini berbahaya. Kita terus menerus mencari makanan dan minuman yang memanjakan lidah kita.

Sebenarnya kita ini tidak sekadar memberi makan untuk lidah kita. Patut dipikirkan juga, bukan hanya lidah. Makanan itu untuk seluruh tubuh kita. Kisah Esau yang menjual hak kesulungan karena semangkuk sup kacang merah yang terlihat lezat, menjadi bahan perenungan kita. Bagaimana mungkin warisan yang besar ditukarkan dengan semangkuk sup. Sebenarnya kita makan untuk hidup atau hidup untuk makan?

Namun saat ini banyak orang hanya mengutamakan soal 'rasa' di lidah. Sebenarnya tidak hanya saat ini, sejak jaman Musa bahkan sudah terjadi. Ketika bangsa Israel diberi makan daging berupa burung puyuh. Allah menyuruh mereka makan secukupnya. Daging bagi mereka adalah makanan mewah yang sangat enak. Maka dari itu ada diantara mereka yang terus makan sampai 36 jam! Mengerikan sekali. Allah sampai memberikan tulah karena tidak senang dengan perbuatan mereka.

Makan secukupnya saja. Jangan makanan dua hari dimakan dalam satu hari. Jangan terpesona dengan anggur yang mengilau dalam cawan karena kesenangan sesaat itu ujungnya mematikan. Makanlah makanan yang baik untuk tubuh. Jangan makan tanpa memperhatikan isinya. Gandum untuk membuat roti dulu berbeda dengan gandum pembuat roti saat ini. Cerita tentang Daud dan para pegawal yang memetik bulir-bulir gandum, yang dimaksud adalah gandum utuh. Mengupas kulit luarnya dan memakannya. Lapisan kedua disebut embrio yang banyak mengandung vitamin serta unsur baik lainnya. Lapisan ketiga adalah bran yang menghancurkan kolesterol jahat serta zat buruk lainnya. 

Saat ini lapisan kedua yang mengandung lebih dari 80% zat baik telah dibuang supaya roti lebih tahan lama. Lapisan kedua membuat roti tidak awet dan cepat basi. Lapisan ketiga juga dibuang karena rasa seratnya yang kasar. Maka hanya digunakan lapisan yang keempat. Ampasnya saja. Walaupun roti yang dihasilkan lebih lembut, warna roti jadi abu-abu. Lalu ditambahkan zat-zat lain yang membuat roti lebih enak. Tidak ketinggalan juga pemutih, sejenis pemutih pakaian supaya roti nampak menarik.

Bayangkan roti yang seakan lebih lembut dari makanan yang Tuhan ciptakan untuk kita. Semakin tahan lama dan tidak cepat basi, rasanya semakin untung. Semakin putih terlihat semakin menarik. Sudah saatnya kita mencari tahu, bahan-bahan apa yang kita masukkan dalam tubuh?

Makanlah makanan yang memang Tuhan ciptakan untuk di makan. Ini adalah kunci pertama untuk mengecek makanan seperti apa yang baik untuk tubuh. Selain itu kita harus mengusahakan sesedikit mungkin pengolahan. Daging sapi memang menyehatkan. Tetapi tidak sama setelah dihancurkan, diasinkan, diberi pewarna dan pengawet lalu dimasukkan dalam kaleng dengan nama baru, yaitu kornet. Kelihatannya jauh lebih enak tetapi berbahaya untuk tubuh kita.

Kalau sudah mengerti rasanya kita harus menaruh pisau di leher setiap menghadapi makanan lezat supaya tahu menahan diri. Hahaha... Coba siapa di antara kita yang tahu, setiap kita hadir dalam resepsi pernikahan yang terdapat banyak stand. Stand makanan mana yang lebih dulu habis? Sudah pasti yang menyediakan daging, bukan stand buah dan sayur yang baik untuk tubuh. Sekarang setelah Anda benar-benar menyadari kebaikan buah dan sayur. Maukah Anda jika nanti menghadiri pesta pernikahan atau jamuan makan lainnya, menyerbu dulu stand buah dan sayur?

Ketika kita makan, dalam sepiring itu biasanya daging dan nasi yang porsinya paling banyak. Sekarang kita ubah ya? Setengahnya berisi sayur-sayuran yang tidak bertepung, seperti brokoli, kembang kok, bayam, pok choy dan lainnya. Seperempat berisi daging dan seperempat lagi nasi merah atau nasi hitam.

Nasi merah dan nasi hitam masi memiliki kulit ari yang diperlukan tubuh. Beras putih telah melalui proses penggilingan berkali-kali. Bahkan semakin putih dinilai semakin bagus. Padahal proses pemutihan yang dilakukan juga tidak baik untuk kesehatan.

Ayo, kita jaga makanan kita mulai sekarang. Demi tubuh yang lebih sehat.

Thursday, March 16, 2017

Biblical Mindset About Body



Apa sih arti kata transformasi? Kenapa selalu membahas satu topik secara berulang? Kemarin bahas transformasi keuangan. Sekarang bahas transformasi kesehatan. Why?

Maksudnya lebih baik kita ini menjadi pelaku bukan cuma pendengar atau pembaca setia. Mendengar atau membaca lalu lupa. Sebab jika seseorang hanya mendengar saja dan tidak melakukannya, ia seumpama orang yang sedang mengamat-ngamati mukanya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia sudah lupa bagaimana rupanya. Telinga kiri mendengar, belum sampe lewat ke telinga kanan sudah keluar lagi. Minggu ini membaca artikel bagus, tapi tidak sampai lima menit sudah lupa apa isi artikelnya.

Itulah alasan mengapa selalu dengan topik yang berulang. Supaya terus menerus digosok dengan harapan di satu titik seseorang itu berubah. Satu saat bolanya gol. Atau jika tidak, ketika aku terus menerus melakukan hal yang sama itu menjadi kebiasaan yang baik. Membentuk pola keteraturan dalam hidup kita. Oleh karena itu ada baiknya ketika membaca artikel bagus dicatat, direnungkan, dilakukan dan diceritakan. Agar banyak orang-orang mengalami hal baik seperti yang kita punyai.

Keuangan memang penting, tetapi kesehatan unsur terpenting dalam tubuh kita. Tanpa transformasi kesehatan, banyak orang berada dalam kondisi fisik yang tidak baik. Tubuh kita ini penting, sebab tanpanya kita tidak dapat melakukan apapun di sini.

Banyak orang nggak nyadar soal makanan ini. Makan asal enak. Bahkan menomorsatukan lidah. Jajanan kuliner menjadi yang utama. Tahu nggak, berapa lama sih kita menikmatinya? Makan selama 1-2 jam? Paling-paling 20 menit. Apalagi cowok! Aku heran kalo mereka makan 5-10 menit selesai. Apa nggak pakai dikunyah dulu langsung telan gitu?

Berapa panjang lidah kita untuk menikmati makanan? Coba saya tanya, "Ada yang bisa ngerasain rasa makanan di perut? Waktu digiling-giling diusus? Atau setelah ditelan masi berasa enaknya? Paling-paling cuma sepanjang beberapa senti kita menikmatinya. Apa sepadan kalo untuk menikmati lezatnya makan yang beberapa senti itu kita rela memasukkan makanan yang merusak tubuh kita?

Lalu sebenarnya tubuh kita ini milik siapa? Milik kita sendiri? Ternyata bukan hanya uang kita yang milik Tuhan. Tubuh kita juga milik Tuhan. Kita cuma dapat pinjaman 'sementara'. Tubuh kita ini bahkan ada umurnya. Kita nggak dipinjami selama-lamanya kok. Suatu saat bakal diminta balik.

Kira-kira kalo Anda punya mobil mewah yang bagus. Lalu teman dekat Anda meminjamnya. Anda melihatnya kegirangan dan bermurah hati meminjaminya selama sebulan. Ternyata dalam sebulan itu mobil Anda tidak dirawat dengan baik. Tidak pernah dicuci, penuh lumpur bahkan joknya ada yang sobek. Kira-kira Anda marah atau tidak? Nah, begitu juga sama dengan tubuh kita. Kira-kira Tuhan marah tidak ketika kita memperlakukan tubuh ini semaunya? Sudah dikasi pinjam lho. Makanya ada yang cepat rusak. Belum masanya udah kadaluarsa duluan.

Coba kalau kita nyadar, yang tinggal di dalam kita ini Raja segala Raja. Tentu kita hanya memasukkan hal-hal yang terbaik dan menyehatkan. Bukan malah bangga ketika makan makanan "junkfood" yang mahal. Anda tahu kan arti junkfood? Iya, tepat, makanan sampah! Apakah itu membanggakan?

Tuesday, March 7, 2017

Wisdom for Financial Wonders


Lagi, masih membahas tentang seni mengelola uang. Uang bisa dipandang secara positif atau negatif. Tergantung kita, mau menggunakannya seperti apa? Untuk kesenangan diri sendiri? Untuk keluarga? Untuk bersenang-senang saja? Atau untuk mengembangkan potensi kita?

Memegang uang dan menggunakannya tidak semudah Anda membalikkan telapak tangan. Butuh keahlian, hikmat dan kebijaksanaan. Atau uang Anda akan habis dalam sekejap tanpa kau ketahui lari kemana.

Ada orang yang memegang begitu banyak uang tapi berakhir menyedihkan. Kebanyakan pemenang lotere memiliki kehidupan yang lebih parah dibanding sebelum ia memenangkannya. Seperti kemarin kubilang. Menyesuaikan gaya hidup yang lebih tinggi itu mudah. Tetapi menurunkan standar membuat perang dunia ketiga dimulai. Tidak percaya? Coba saja untuk keluarga yang gemar berpesta, tiba-tiba harus hidup sederhana. Itu sebabnya dibutuhkan hikmat untuk mengelola keuangan.

Ada 3 macam hikmat yang kita dapat tahu. Hikmat dunia yang terlihat hebat, tetapi terbatas. Sebab yang namanya manusia itu kemampuannya terbatas. Kedua, hikmat yang datang dari bawah. Kelihatannya membuat kemenangan, tetapi membuatmu licik, jahat dan berakhir dalam liang kubur. Ketiga adalah hikmat dari Atas. Hikmat dari Tuhan yang membuat kita memilih keputusan-keputusan terbaik.

Kupikir pilihan terakhir merupakan keputusan yang tepat.

Saturday, February 25, 2017

Biblical Mindset About Money



Pola pikir kita tentang uang sangat menentukan kondisi keuangan kita. Sebenarnya ada tiga pola pikir Alkitabiah tentang uang. Yang pertama adalah kita musti sadar, semua harta kita adalah milik Tuhan. Itu seperti seseorang yang mau pergi ke luar negeri, memanggil para hambanya dan mempercayakan hartanya untuk dikelola pada mereka. Yang satu orang diberi lima talenta, yang seorang dua talenta dan yang lain satu talenta. Masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Lalu segera pergi hamba yang punya 5 talenta, menjalankan uangnya dan memperoleh untung 5 talenta. Yang 2 talenta juga sama, memperoleh keuntungan 2 talenta. Tetapi yang menerima 1 talenta malah menguburkan di dalam tanah dan tidak menjalankannya. Lama setelah itu, pulanglah tuannya itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Lalu hamba yang memperoleh 5 talenta memberikan laba 5 talenta. Maka kata tuannya, "Baik sekali perbuatanmu itu, kau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan tanggung jawab dalam perkara besar. Masuklah dan turut dalam kebahagiaan tuanmu". Lalu hamba yang beroleh laba 2 talenta melakukan hal yang sama. Maka kata tuannya, "Baik sekali perbuatanmu itu, kau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan tanggung jawab dakan perkara besar. Masuklah dan turut dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah hamba yang menerima 1 talenta dan berkata, "Tuan aku tahu Anda adalah manusia yang kejam, menuai ditempat Anda tidak pernah menabur dan memungut ditempat Anda tidak pernah menanam. Ini kukembalikan kepunyaan tuan." Maka marahlah tuannya itu, "Hei hamba yang jahat dan malas, jika kau tahu aku seperti itu sudah seharusnya uangku iu kau berikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya ketika aku pulang aku telah menerima beserta dengan bunganya. Maka dicampakkanlah hamba itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Disana hanya terdapat ratap dan kertak gigi.

Semuanya ini hanya titipan, bukan benar-benar milik kita. Mungkin kau berpikir, "Aku yang berlelah-lelah, berpikir, mengeluarkan tenaga, kreativitas. Aku yang bekerja! Terserah padaku mau kuapakan uangku. Ini milikku." Oke, dalam hal kau yang bekerja, itu benar. Tetapi siapa yang memberimu kesehatan, kepandaian, kreativitas? Siapa yang memberimu nafas hidup? Segala sesuatu adalah oleh Dia, bagi Dia dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan untuk selama-lamanya!

Ibarat bendahara keuangan, seperti itulah posisi kita. Banyak orang malah kuatir karena hartanya banyak. Takut diincar orang, dicuri, dirampok. Jika ia mengerti semuanya itu hanya titipan. Tuhan yang mempunyai biarlah Tuhan yang menjagai. Maka hidupnya akan lebih berbahagia. Mana dari orang-orang kaya tersebut yang bisa membawa salah satu harta bendanya ketika Tuhan bilang, "Stop, pulanglah tugasmu di dunia sudah selesai." Ketika terjadi semua itu ditinggalkan dan diambil alih oleh bendahara yang baru. Sebab itu semua bukan milikmu.

Kita harus mengelola harta kita sesuai dengan prinsip keuangan Tuhan. Talenta biasanya diartikan sebagai bakat. Tetapi jaman dulu talenta adalah nilai tukar uang. Satu talenta sama dengan 34 kg emas yang sekarang nilainya setara dengan 18.5 Miliar. Tuhan mau kita menggunakan uang sesuai dengan tujuan Tuhan, bukan memuaskan hawa nafsu kita sendiri. Tuhan juga mau kita menjalankan keuangan, bukan menguburnya. Tuhan juga kita menghasilkan laba bukan mengubur

Pada akhirnya Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita. Lama sesudah itu, Ia pasti datang. Hasil kerjamu akan kena audit. Hamba dengan satu talenta itu tidak lulus dalam proses auditnya Tuhan. Sebaliknya, hamba dengan lima dan dua talenta berhasil lulus dalam proses auditnya Tuhan, dan mereka... upahnya sama! Ini mengartikan bahwa Tuhan melihat kesungguhan hati, bukan kuantitas. Ia tidak melihat hasilnya tetapi yang melakukan dengan kemampuan terbaiknya. Tuhan tidak membanding-bandingkan. Ia dapat lima dan kau cuma dua?

Kakakmu mempunya nilai yang lebih baik. Kenapa kau tidak seperti dia? Tuhan tidak menanyakan, "Kenapa kau tidak seperti dia?" Hanya terlihat sekali Tuhan menganggap sangat serius masalah pertanggungjawaban keuangan ini. Saking serius, hamba dengan 1 talenta dibuang dalam kegelapan terdalam. Dengan kata lain, cara kita mengelola harta duniawi, akan sangat menentukan cara Tuhan menentukan harta sorgawi kita.

Thursday, February 23, 2017

God's Money Management



Apa sih manajemen keuangan Tuhan itu? Apakah Tuhan mengajari kita tentang itu? "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai berlimpah-limpah dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." Tuhan adalah Tuhan dalam segala hal dalam hidup kita. Bukan hanya jadi Tuhan ketika kita dalam masalah dan butuh solusi. Tuhan juga harus jadi Tuhan dalam keuangan kita.

"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimi belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur dipadang tidak berbuah bagimu, firman Tuhan semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman Tuhan semesta alam."

Kita dapat memuliakan Tuhan melalui persembahan persepuluhan. Membawa sepuluh persen ke dalam rumah perbendaharaan, maka kita memiliki sembilan puluh persen yang diberkati Tuhan. Percuma kan jika sudah irit-irit ternyata ada belalang pelahap biaya RS, perbaikan bengkel atau kasus-kasus lain?

Tentu kau berpikir sepuluh persen milik Tuhan dan sembilan puluh persen itu milikmu sendiri. Jika kau berpikir seperti itu masih kurang tepat. Segalanya adalah milik Tuhan. Bahkan yang sembilan puluh persen sekalipun. Kita hanya dipercayai untuk mengelolanya.

Untuk mengelola kita butuh pencatatan keuangan yang baik. Ada empat informasi keuangan yang harus kita update. Jumlah total harta yang kita miliki, jumlah total hutang yang harus kita bayar, pemasukan bulanan dan pengeluaran bulanan. Pencatatan keuangan membuat kita mengerti keadaan keuangan kita.

"Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu. Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun temurun?" Jaman dahulu harta yang dimiliki biasanya adalah kambing domba. Berbeda dengan jaman sekarang. Gembala yang baik akan memperhatikan kambing dombanya. Jika sakit diobati, jika tersesat ditemukan, jika diserang serigala dilindungi. Itulah harta berharga mereka. Tanpa perhatian gembala tidak akan sadar ketika kawanan dombanya sakit, tiba-tiba mati semua. Jika gembala tidak pernah tahu jumlahnya dan tidak pernah menghitung kawanan dombanya. Hilangpun tidak dicari sehingga mengalami kerugian. Dimakan serigala juga nggak tahu. Tahu-tahu sudah habis. Yah, kira-kira seperti itu gambaran keadaan keuangannya.

Perhatikan dengan baik. Buat perencanaan anggaran belanja yang baik dan tepati. Hidupi dengan baik. Bagi dalam pos-pos kegunaan masing-masing. Bujeting. "Rancangan orang rajin mendatangkan kelimpahan, tetapi orang yang tergesa-gesa berkekurangan." Semua orang tentu ingin berkelimpahan. Sayangnya hanya orang yang memiliki komitmen untuk melakukan pencatatan rencana keuanganlah yang akan benar-benar mengalami kelimpahan.

Kebanyakan orang tahu teorinya, tapi nggak mau repot. Sama saja tinggal pilih. Repot di awal atau repot di akhir? Repot mencatat sebentar atau repot kehabisan uang belakangan? Ketika membaca teorinya mengerti dan bersemangat tetapi tidak dilakukan. Jadinya percuma... Bahkan satu minggu kemudian sudah lupa kemarin baca apa. Gimana bisa mengalami transformasi keuangan?

Buatlah anggaran keuangan yang baik. Hitung pengeluaranmu dan tetapkan anggaran maksimalnya. Lalu kau tinggal memakai anggaran yang telah ditetapkan sebagai batas. Jika belum seimbang, buatlah penyesuaian yang lebih tepat. Lakukan secara konsisten bulan demi bulan. Ketika kita konsisten mengerjakannya, transformasi keuangan pasti terjadi.

Setelah membuat anggaran jangan lupa unuk menabung dan berinvestasi. Mungkin saja penghasilanmu tidak seberapa. Tetapi salah satu langkah bijaksana dalam keuangan adalah menabung. "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen."

Ketika yang lain bersenang-senang dan menikmati. Dapat satu juta habis satu juta, dapat lima juta habis lima juta, dapat seratus juta habis seratus juta. Semut sibuk mengumpulkan remah yang terlihat tidak berarti. Maka ketika kau menyerang dan membasmi sarangnya ia terus bertahan dan tidak pernah punah. Ibarat mati satu tumbuh seribu.

Mirip kisah Yusuf, pada masa tujuh tahun kelimpahan semua orang sibuk menghabiskan dan berfoya-foya. Saat tujuh tahun kekurangan datang semua orang jatuh miskin. Yusuf mengalami terobosan besar di masa kelimpahan dan kekeringan karena ia menabung.

Sisihkanlah minimal sepuluh persen dari penghasilan Anda untuk menabung. Salah satu alasan penting mengapa kita harus menabung adalah supaya kita bisa berinvestasi. Dalam investasi ada hukum bunga-berbunga yang membuat uan kita tidak mengecil nilainya bahkan semakin besar.

Hal-hal penting dalam berinvestasi antara lain adalah konsisten, aman dan tidak beresiko, jangan tamak dan berjangka panjang. Jangan meremehkan orang yang hanya menyisihkan seratus ribu per bulan. Dengan investasi yang bernilai 15% / tahun, dalam 10 tahun nilainya akan menjadi Rp. 26.401.000 dan dalam 20 th menjadi Rp. 563.277.000 dan dalam 50 th menjadi Rp. 9,35 Miliar. Bagaimana jika nilainya lebih besar 200 ribu atau 500 ribu? Bagaimana jika investasinya bernilai 25% / tahun?

Pilihlah investasi yang aman bukan sejenis money game atau iming-iming awal keuntungan yang besar. Bukannya bertambah malah hilang semua. Jangan tamak dan menginginkan keuntungan segera. Kuncinya adalah konsisten. Investasi yang baik justru berjangka panjang dan tidak boleh disentuh sama sekali.

Aku mengenal seseorang yang tinggal dipinggir kota. Ia membeli rumah itu dua puluh tahun yang lalu. Saat itu nilai tanahnya adalah Rp. 500.000 / m2. Lalu setelah 20 th berlalu nilainya sekarang menjadi Rp. 20 juta / m2. Naik 40x lipat.

Lalu yang lain tergiur dengan jual beli saham. Dipikirnya untung besar karena rata-rata orang bercerita demikian. Percayalah bahwa tidak satupun orang mengerti harga saham besok akan benar-benar naik atau turun. Rata-rata orang juga bercerita ketika mereka untung. Waktu rugi nggak ngomong apa-apa. Tetapi seseorang tergiur cerita untug besar dan nekad melakukan jual beli saham. Dapat dipastikan beli harga tinggi dan jual rugi. Akhirnya dia jual semua sahamnya karena takut kerugiannya semakin bertambah. Dua puluh tahun kemudian dia menyadari ada saham yang waktu itu tertinggal belum dijual. Waktu itu nilainya hanya sekitar 1-1.5 juta. Iseng-iseng ia ngecek ke perusahaan sekuritas. Ternyata sekarang nilainya menjadi 300 juta. Kira-kira seperti itulah gambaran investasi. Beli dan lupakan sementara...

Nikmati berkat Tuhan yang ada padamu. Jika setiap orang diberi karunia memiliki kekayaan dan harta benda, lalu juga bisa menikmatinya. Menerima bagiannya dan bersuka cita dalam jerih payahnya, itupun juga karunia Allah. Ada orang-orang yang kaya raya, tapi nggak bisa makan apa-aoa karena sakit. Jadi kita sudah seharusnya belajar bersyukur dengan apa yang ada pada kita.

Jangan sampai kita merasa bisa bahagia jika sudah memiliki penghasilan 2x lipat. Atau bisa bahagia jika sudah memiliki banyak properti. Percayalah, jika bahagia yang seperti itu hanya sesaat. Dengan segera Anda akan merasa kembali seperti itu dan terus kurang.

Wednesday, February 22, 2017

Debt Free God's Way



Biasanya rata-rata orang mempunyai hutang. Atau setidaknya pernah berhutang. Hutang sendiri tidak pernah dianjurkan oleh Tuhan. Bahkan Tuhan bilang, "Jangan berhutang apa-apa kepada siapapun juga." Apakah hutang adalah suatu dosa? Ternyata tidak! Tuhan sendiri pernah berfirman, "Kau akan memberi pinjaman pada banyak bangsa".

Yang pasti bukan karena dosa. Jawabannya adalah karena hutang berpotensi menjadi jerat yang berbahaya. "Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya, apa yang bukan miliknya - berapa lama lagi? - dan memuati dirinya dengan barang gadaian. Bukankah akan bangkit dengan sekonyong-konyong mereka yang menggigit engkau, dan akan terjaga mereka yang mengejutkan engkau, sehingga engkau menjadi barang rampasan bagi mereka?"

Menggaruk yang bukan miliknya berarti menikmati sesuatu yang sebenarnya tidak menjadi hak Anda. Menginginkan tv baru yang bagus tetapi tidak cukup uang. Mobil yang baru dengan keuangan tidak memadai. Handphone canggih yang bisa dicicil. Sebenarnya uangku tidak cukup membayar semuanya itu tapi kupaksakan juga. Toh bisa dicicil, toh DP nya sangat kecil, banyak kartu kredit. Yang penting bisa dinikmati dulu.

Mereka akan menjadi jerat yang menggigit. Membuatmu mengalami bencana keuangan yang dashyat. Jangan sampai kita membeli barang-barang hanya karena dilihat orang lain. Meminum kopi di rumah dan membawanya dengan tumbler tentu berbeda dengan membawa kopi ternama dengan logo hijau yang Anda tahulah merknya. Jangan ingin membuat terkesan orang yang tidak kita kenal. Makan dimall memang nyaman tetapi bisa saja gajimu tidak cukup bila dilakukan setiap hari. Ayamnya sama, berbeda tempat, berbeda harga. Jika kondisi keuangan tidak memungkinkan kau boleh makan dipinggirnya mall dan jalan-jalan didalam mall. Kujamin bedanya cuma sejengkal. Setelah melewati sejengkal semuanya akan berakhir sama.

Hutang membuatmu menjadi rampasan. Bukan hanya harta benda, pikiran bahkan bisa jadi kesehatan Anda terampas. Aku pernah menemui seorang yang sehat dan bahagia. Tiba-tiba suatu waktu menjadi sakit parah dan kurus. Ternyata itu semua didapat setelah memiliki beban hutang yang besar. Mungkin ada banyak orang seperti dia di luar sana.

Hutang bisa menjadi beban emosi yang berat. Bahkan kasus perceraian tidak semata-mata muncul karena perselingkuhan, tetapi karena masalah keuangan. Memikirkan beban hutang bisa membuatmu susah tidur, mengalami kekhawatiran yang besar dan banyak pikiran.

Hutang juga merampas kemerdekaan kita. Mungkin ada orang yang harus kita tolong, tetapi karena memiliki hutang yang besar, kita tidak dapat melakukannya. Kemampuan dan waktu kita menjadi terbatas untuk membayar hutang.

Hutang mirip seperti kanker. Memiliki tingkatan stadium. Pada stadium satu masi dapat diselamatkan, tetapi memasuki stadium akhir kita hanya bisa berharap pada mujizat. Ada empat tahapan sebelum kita mulai terjerat hutang yang parah.

Tahapan pertama dapat dipastikan penyebabnya adalah besar pasak daripada tiang. Pengeluarannya lebih besar daripada pemasukan dan tidak menyadari. Dengan cara ini jika tidak cepat ketahuan akan memasuki tahap berikutnya. Biasanya ini dilakukan oleh orang-orang yang boros dan mengikuti gaya hidup. Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar pada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya. Jadi jangan selalu menilai orang yang memiliki mobil mewah, pekerjaan yang bagus, perusahaan yang sukses adalah orang kaya! Sebelum Anda melihat neraca keuangannya. Bisa saja jika semua dihitung hasilnya minus!

"Ah, aku rasa untung terus, biaya makan dan hidup hanya sekian". Aku yakinkan perasaanmu itu salah! Kalau tidak percaya coba catat dengan terperinci dan angkanya tidak akan kau sangka. Setahuku semua orang boros itu merasa dirinya hemat. Jika tidak maka dari awal dia sudah bertobat. Orang cenderung merasa, "Jika gajiku naik aku pasti bahagia dan berkecukupan". Aku yakinkan itu salah! Benar mungkin kau merasa cukup, tapi sebentar saja. Selanjutnya kurang lagi. Banyak orang cepat menyesuaikan diri. Dapat satu juta, habis satu juta. Dapat tiga juta, habis tiga juta, dapat lima juta, habis lima juta.

Oh, tentu mudah sekali menyesuaikan diri seperti itu. Manusia memang tidak pernah puas. Kedagingan kita selalu menuntut lebih banyak. Tapi pernahkah kau pikirkan jika gajimu kembali seperti sebelumnya? Sepuluh juta jadi lima juta? Akankah mudah untuk menyesuaikan? Tentu tidak. Memangkas pengeluaran... bisa-bisa memicu perang dunia ketiga dalam keluarga. Coba saja! Itu sebabnya pencatatan keuangan sangat dibutuhkan.

Tahap stadium dua aku pastikan akan kau jalani. Tanpa pencatatan keuangan dengan pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan. Yah, mungkin awalnya kupikir tidak ada yang salah. Ada tabungan di bank atau simpanan yang cukup besar. Namun setelah itu semua tergerus dengan gaya hidupku dapat dipastikan. Akhirnya aku hidup dari hutang. Ibarat gali lubang tutup lubang. Masih belum sadar juga? Hutang kecil, masih bisa bayar. Hutang yang wajar kok! Tidak ada alarm yang membangunkan supaya cepat sadar. Ibarat pasien tanpa rekam medik.

Selamat! Anda masuk tahapan berikutnya. Jika kemarin masih dapat membayar tagihan-tagihan tepat waktu, sekarang tidak lagi. Di stadium ketiga, kau mulai terlambat membayar. Membayar bukan dengan jumlah "full" tetapi minimal. Tentu saja ada bunganya. Bunga berbunga lebih baik dilakukan dalam investasi bukan hutang.

Kadang tambahan kartu kredit berasa seperti mendapat dana segar. Apalagi bila limitnya besar. Padahal itu semua sifatnya sementara. Sangat berbahaya ketika dipakai untuk membayar hutang. Dari satu kartu beranak jadi empat belas kartu. Ketika dompetnya dibuka "jreng". Jangan bangga dengan banyak kartu kredit. Jangan kagum dengan orang yang punya banyak kartu kredit. Bisa jadi hutangnya banyak! Bisa jadi... tidak selalu.

Setelah itu sudah pasti kau akan masuk ke stadium empat. Terjerat dalam hutang sepenuhnya. Untuk melepasnya terasa tidak mungkin. Yang kau perlukan hanyalah mujizat! Terperangkap dalam hutang sepenuhnya.

Kalaupun saat ini kau telah memasuki stadium akhir. Tetap saja, kau harus percaya. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil! Ada cara supaya Anda bebas dari hutang dengan cara Tuhan.

Yang pertama adalah komitmen! Jangan berdalih dengan kata-kata hutangku sangat besar. Tidak mungkin lunas! "Bayarlah kepada semua orang, apa yang harus kamu bayar. Pajak kepada yang berhak menerima pajak. Cukai pada yang berhak menerima cukai. Rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut. Dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat". Kalau kau komitmen membayar hutangmu, Tuhan akan buka jalan-Nya.

"Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah". Jangan sampai kita masuk dalam kelompok orang fasik. Walaupun rasanya ingin melarikan diri ke tempat yang baru dan memulai hidup baru. Tuhan mencintai orang yang bertanggung jawab. Aku sendiri juga akan mempertanggungjawabkan semua pada akhirnya.

Cara kedua terdengar tak masuk akal. Selain itu sangat sulit dilakukan untuk kebanyakan orang. Namun percayalah aku melihat yang terjadi pada orang-orang ini. Utamakan Tuhan terlebih dahulu, apapun yang terjadi. Berikan persepuluhan dari penghasilan pertamamu. Sebelum dipotong apapun! Percayalah waktu terbaik untukmu memulai persepuluhan adalah ketika kau masih berhutang.

Bagaimana mungkin kuberikan jika aku sendiri masih minus? Aku mempunyai hutang yang sangat besar? "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku dan bertanya, "Dengan cara apa kami menipu Engkau?". Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!" Menipu Allah berarti juga merampok Allah. Mengambil apa yang bukan milikku dan milikmu. Berikan dengan hati yang takut akan Tuhan. Bukan berharap seperti memancing ikan. Dengan umpan kecil mendapat hasil yang besar. Hati yang seperti itu malah membuat tidak dapat apa-apa.

Cara selanjutnya adalah prioritaskan pembayaran hutangmu pada yang berbunga tinggi terlebih dulu. Bunga tinggi cocok untuk investasi, bukan hutang. Lalu langkah selanjutnya adalah memprioritaskan pembayaran hutang yang jumlahnya kecil terlebih dahulu. Jika banyak orang-orang ke rumah untuk menagih hutang. Cara ini efektif untuk mengurangi tingkat stress Anda. Buat sesedikit mungkin penagih hutang yang datang ke rumah.

Setelah melakukan semua itu, sekarang adalah saatnya memangkas semua pengeluaran yang bisa dipangkas. Tinggalkan gaya hidup yang melebihi kekuatanmu. Kurangi biaya makan, baju. Membeli hanya pada saat bulan-bulan tertentu. Seperti kita ketahui misalnya baju diskon besar-besaran ketika akhir tahun dan pertengahan. Belilah dua kali setahun. "Kok lama amit?" Yah, jika keinginan bebas dari hutang lebih besar daripada untuk beberapa helai baju.

Juallah aset-aset untuk meringankan atau membayar hutang. Jangan di sayang! Setelah Anda mapan nanti lebih mudah untuk memilikinya bahkan jauh lebih baik. Menahannya akan membuat nilainya tidak mencukupi lagi setelah hutangmu membengkak. Lalu sebisa mungkin lakukan ini, alihkan hutangmu dari yang berbunga besar menjadi berbunga kecil. Dan usahakan untuk membayar hutang pokok! Bukan hanya bunganya saja.

Langkah terakhir adalah tidak menambahkan hutang baru sejak sekarang. Jangan tergiur untuk gali lubang tutup lubang. Akan lebih baik jika Anda tidak hanya memikirkan beban hutang. Memikirkan masalah tidak mengubahnya menjadi lebih baik malahan tambah stress karena masalahnya tidak berubah. Memang ketika mengalaminya pikiran jadi buntu. Akan lebih baik jika Anda fokus untuk meningkatkan pemasukan. Pendapatan bertambah, pengeluaran tetap. Lambat laun segala hal yang tadinya tidak mungkin terjadi akan Tuhan ubahkan.

Tuesday, January 24, 2017

Perubahan Nasib

Seorang anak dikeluarkan berkali-kali dari sekolah. Sekolah terakhir yang dimasukinya mengalami hal yang sama. Guru-guru tidak sanggup mengajarnya. Kata bodoh seakan tidak cukup untuk menggambarkannya. Bahkan ayahnya setuju dengan ungkapan amat sangat bodoh sekali. Namun ibunya, setelah menerima surat pemberitahuan dari sekolah untuk memulangkan anaknya, tidak menyerah begitu saja. Nama ibu ini adalah Nancy Matthew Edison. Ia terus berjuang dan anaknya kemudian menjadi seorang penemu yang dikenang sepanjang masa. Nama anak ini adalah Thomas Alfa Edison.

Jika ibu ini menyerah, dan anak itupun menyerah, maka mungkin anak tersebut benar-benar tidak menjadi apa-apa. Namun ibunya memilih untuk menolak nasib buruk si anak, dan anaknya pun berjuang mengubah nasib buruknya.

Secara manusia iya, jelas akan gagal. Tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Secara ilmu kedokteran iya, jelas ia sudah tidak ada harapan. Namun Tuhan bisa mengubah semuanya. Secara manusia sudah tidak ada kecocokan, namun Tuhan sanggup memulihkan semuanya.

Menolak Nasib Buruk

Yabes artinya penderitaan, dukacita, kesakitan. Seorang ibu melahirkan dengan sangat sakit memberi nama Yabes pada anaknya. Jadi sejak kecil ia dipanggil kesakitan, penderitaan, dukacita. Ia dilahirkan dengan nasib yang jelek. Teman-temannya akan melabeli dia orang yang menderita. Gurunya akan mengabsen dan memanggilnya penderitaan, mungkin ia akan malu untuk mengangkat tangannya atau menjawab. Orang-orang melabelinya dukacita. Orang yang sial, tidak punya masa depan. Namun Yabes menolak nasib buruknya.

Ia tidak mengaminkan perkataan-perkataan semua orang disekitarnya. Ia memilih untuk melawan nasibnya. "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya". Ia menggemakan perkataan yang positif. Mematahkan nasib jelek dengan perkataan iman dari dasar hati.

Yabes menaikkan doa yang berani. Ia berseru pada Allah, "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari malapetaka sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.

Dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Ini adalah kunci mematahkan nasib jelek. Coba kau bayangkan jika ada lima bersaudara yang gagah berani. Satu orang tidak dianggap oleh orang tuanya. Seperti Yusuf yang hanya dipercaya 2 atau 3 ekor kambing domba. Kira-kira orang yang tidak berguna ini akan mendapatkan bagian warisan yang banyak atau sedikit? Dibanding dengan saudara-saudaranya ia paling sedikit, sepetak tanah. Mungkin ia akan berdoa seperti ini, "Semoga orang tuaku menambahi warisannya sehingga tidak terlalu sedikit."

Namun Yabes tidak seperti itu, ia menaikkan doa dengan berani bukan doa yang lemah. Meminta Tuhan yang memperluas wilayahnya. Bukan meminta berkat yang cukup tetapi yang berlimpah-limpah. Tuhan menyukai doa yang berani. Ingat Yabes yang meminta, yabes adalah dukacita, penderitaan. Dalam keadaan terpuruk ia meminta dengan keberanian luar biasa.

"Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu". Itulah level Tuhan, level dunia. Doa yang berani mendatangkan kemenangan yang gilang gemilang.

Nasibku bukan nasib sial lagi. Nasibku adalah nasib yang berkemenangan.

Saturday, January 21, 2017

Kisah Sekantong Kentang

Suatu hari seorang guru memberikan perintah kepada anak-anak didiknya yang duduk dikelas 4. "Besok kalian ditugaskan membawa kentang. Caranya, hari ini kali mencatat siapa saja teman yang kalian ingat pernah membuat marah atau jengkel. Tulislah satu nama dalam satu kentang. Semakin banyak nama yang kalian kumpulkan, semakin banyak pula kentang yang harus kalian bawa."

Anak-anak mendengarkan dengan seksama lalu tertawa kegirangan. Mereka belum pernah mendapat tugas seperti itu, sehingga berpikir tentu permainan ini sangat mengasyikkan. Maka mulailah mereka menulis nama teman-teman mereka, sebanyak yang mereka ingat. Ada yang menulis 5 nama, 10 nama bahkan ada yang 20 nama! Mereka pulang dengan bersemangat, membawa secarik kertas berisi nama teman-teman dan menceritakan kepada orang tua mereka dengan bersemangat.

Maka keesokan harinya dimulailah proyek kentang di sekolah. Pak guru memasuki kelas dan setiap anak membawa kentangnya masing-masing tanpa ada yang kelupaan. Kata Pak Guru, " Mulai hari ini, kentang-kentang itu harus kalian bawa kemanapun kalian pergi, makan, tidur, belajar, bermain, bahkan ke kamar mandi kalian tidak boleh meninggalkan mereka selama satu bulan penuh. Apakah kalian siap?". "Siappp..., sahut mereka dengan sorak sorai.

Hari pertama mereka semangat sekali membawa kentang mereka kemana-mana. Tiga hari berlalu mereka masih melakukannya dengan gembira. Tetapi ketika dua minggu telah berlalu, kentang-kentang  itu mulai membusuk dan mengeluarkan cairan. Mereka mulai tidak nyaman, terganggu, merasa kentang-kentang itu terlalu berat dan mulai mengomel. Tidak konsentrasi belajar karena bau kentang busuk. Di rumah bau kentang busuk, di sekolah juga bau kentang busuk, ketika makan juga bau kentang busuk. Hal itu sangat mengganggu mereka sampai-sampai beberapa jatuh sakit.

Ketika genap satu bulan, Pak Guru membolehkan anak-anak membuang kentang-kentang itu. Mereka melakukannya dengan kegirangan. "Horeeee.... akhirnya aku tidak usah mengangkat berat-berat. Tidak usah mencium bau busuk. Dapat tidur dengan nyenyak". Banyak lagi ungkapan kegembiraan mereka.

Sebenarnya seperti itulah rasa sakit hati dan terluka yang kita ingat dan bawa-bawa seumur hidup kita. Awalnya memang wajar, kita marah, terluka dan kecewa. Namun kekecewaan yang kita bawa kemana-mana. Yang kita ingat sepanjang umur kita, akhirnya berbalik melukai diri kita sendiri.

Kita kecewa dan rasa sakit hatinya terasa begitu segar. Padahal kejadiannya berlangsung sepuluh tahun yang lalu. Saar atau tidak, seluruh tenaga dan perhatian kita akan terkuras melalui hal-hal negatif. Kita akan kehilangan banyak hal indah yang seharusnya kita dapatkan.

Jika baru sebulan kalian membawa kentang-kentang itu. Coba bayangkan jika bertahun-tahun. Ada berapa hal baik, kesempatan baik, berkat terlepas dari tangan kalian?

Itu gambaran bila kau masih menyimpan kekecewaan, iri hati, trauma masa lalu dan amara dalam hatimu. Semakin lama kau menyimpannya, semua itu akan membusuk dan merampas anugerah yang tersedia buatmu. Jika kau masih sulit melakukannya, berdoalah minta kekuatan dari Tuhan unuk memampukanmu. Dan bersiap-siaplah mengalami favor Tuhan dalam hidup Anda.


Wednesday, January 18, 2017

Favor


Kehidupan kita tidak selalu mulus. Setiap orang memiliki jalanannya sendiri dengan bebatuannya. Tuhan tidak pernah menjanjikan langit selalu biru. Namun Tuhan berjanji akan selalu menyertai kita. Tuhan juga tidak berjanji jalanan kita selalu rata. Tetapi Tuhan berjanji akan selalu memberikan kekuatan.

Berbeda dengan iblis, ia selalu mencari celah sekecil apapun itu untuk menghancurkan hidup kita. Mencari segala cara melalui orang-orang di sekitar kita yang secara sengaja atau tidak menyakiti hati kita. Kesalahan orang-orang itu pastilah akan berlalu. Orangnya telah lupa. Mungkin saja segala kata-kata yang menyakitkan itu telah terucap sepuluh tahun yang lalu. Tetapi kita mengingatnya dan terasa begitu segar. Seakan-akan baru saja terjadi.

Itulah negatifitas yang menguasai hati dan hidup kita. Jika kita tidak membuangnya, ia akan membunuh hidup kita. Bahkan menghancurkan masa depan kita dan menutup semua pintu-pintu berkat. Stop untuk menuntut dan melihat keburukan orang lain. Stop untuk meminta penghargaan dari orang lain.

Start untuk memulai hidup baru. Start untuk menghargai orang lain. Start untuk membantu orang lain. Fokus hanya pada hal-hal positif. Fokus pada rencana Tuhan. Fokus pada kebaikan Tuhan. Hal-hal positif menarik favor Tuhan dalam hidup kita.

Negatifitas sebaliknya menarik hal-hal buruk. Menarik sakit penyakit. Entah kenapa banyak ibu-ibu ini, sudah tahu kekurangan suaminya, tapi malah di "zoom... zoom... zoom". Seperti sehelai kertas putih dengan titik hitam ditengahnya. Yang kita lihat bukannya kertas yang putihnya luas melainkan satu titik hitam. Atau yang lebih mengherankan banyak orang ini hobi "koleksi kekecewaan". Kekecewaan kok dikoleksi?

Ketika iblis berhasil menemukan celah, ia akan membunuh kasih dalam hidupmu. Luka yang ada menjadi semakin dalam dan lebih dalam membuat gelap mata. Dan 99% keputusan yang salah dibuat saat kita marah atau kondisi hati yang salah. Ketika hidup kita dalam bayang-bayang kegelapan, kita telah kalah perang. Damai sejahtera hilang.

Jika negatifitas menarik hal buruk, positifitas menarik favor Tuhan. Bagaimana cara menarik semut untuk datang ke rumah kita? Apakah dengan memanggil-manggil? Tentu tidak, cukup taruh gula maka mereka datang. Bagaimana cara menarik burung walet? Apakah dengan memanggil mereka juga?

Demikian juga untuk menarik favor Tuhan. Keberuntungan tidak datang karena kebetulan. Jika tidak percaya coba kau dekati orang yang penuh keberuntungan. Hidupnya juga dipenuhi hal-hal positif dan ucapan syukur. Di tahun 2017 ini mari kita buang segala hal yang negatif.