Wednesday, November 30, 2016

World Changer

Waktu kau mendengar kata "world changer" kesannya tuh muluk banget. Hebat banget. Ngelakuin sesuatu yang harus luar biasa dashyat. Aku juga mikir gitu kok, pas pertama kali denger. Padahal mengubah dunia itu bisa dimulai dari skala yang terkecil, diri kita sendiri, keluarga kita, lingkungan kerja sekitar kita.

Kita perlu mengetahui bahwa semua yang terjadi itu karena anugerah Tuhan. Kisah seorang perempuan yang sudah memiliki 5 suami. 5 kali pernikahannya hancur. Dan sekarang laki-laki yang hidup bersama dengannya itu bukan suaminya. Alias 'kumpul kebo'. Otomatis iapun menjadi bahan pergunjingan orang-orang. Untuk menimba airpun, ia harus menunggu keadaan sepi, baru ia akan keluar. Secara manusia kehidupannya sudah hancur tidak berarti. Tidak mungkin ia jadi berkah. Tak satupun dari kehidupannya bisa dibagikan  ke orang lain. Apalagi menginspirasi orang. Enggak mungkinn..

Namun perjumpaannya dengan Tuhan Yesus membawa perubahan besar dalam hidupnya. Yesus menawarkan pemulihan dan ia menyambutnya dengan hati terbuka. Selanjutnya, ia pulang ke kampungnya, menceritakan pengalamannya. Kemudian di kampungnya itu, ada suatu kabar sukacita yang besar. Sampai-sampai dicatat bahwa Yesus tinggal  di sana sampai 2 hari untuk melayani banyak orang. Sungguh luar biasa! Orang berdosa yang menyerahkan dirinya pada dunia, ketika hatinya mau diubahkan untuk dipakai Tuhan. Bahkan orang yang tadinya mengucilkannyapun dapat mengalami sukacita yang besar. Air hidup yang didapatkan dari Yesus sanggup mengubah banyak orang.

Kisah lainnya adalah Paulus penganiaya jemaat. Bisa dibilang pembunuh berdarah dingin. Ia menonton kematian Stefanus. Darah orang-orang tak bersalah mengalir di depan matanya. Dan ia menganggap telah berbuat kebenaran. Itu semua malah menjadikan dia puas. Kau pikir ia layak? Layak menerima pengampunan. Layak dipakai Tuhan, menjadi terkenal dan namanya disebut-sebut sampai sekarang? Tidak! Sama sekali tidak! Namun nyatanya Allah memakai dia. Dan semuanya itu adalah anugerah.

Abraham yang lahir dari keluarga penyembah berhala. Mereka tidak mengenal Allah. Sudah tua, istrinya mandul dan tidak memiliki keturunan. Apakah ia layak menjadi Bapa Bangsa-bangsa? Tidak! Semua itu adalah anugerah Tuhan.

Daud seorang yang sangat muda. Orang tuanya sendiri tidak percaya kepadanya. Ia hanya dipercaya untuk menggembalakan 2-3 ekor kambing domba. Apakah ia layak menjadi raja? Menggembalakan umat Tuhan? Itu hanya anugerah Tuhan semata.

Musa awalnya seorang pengecut yang membunuh dengan sembunyi-sembunyi. Setelah itu malah melarikan diri ke tanah Midian sebagai orang asing. Ia takut ditangkap. Bahkan ia mengaku sebagai orang yang petah lidah. Gagap! Apakah ia layak menjadi penyambung lidah Tuhan? Memimpin bangsa yang besar?

Ester seorang anak perempuan miskin yang juga yatim piatu. Berasal dari bangsa Yahudi yang waktu itu menjadi bangsa terbuang. Apakah ia layak menjadi ratu yang bahkan menyelamatkan bangsanya?Tidak ada seorangpun dari mereka yang layak dan sempurna. Semua hanya karena anugerah Tuhan. Kau dan aku sama-sama tahu, semua orang suci punya masa lalu dan semua orang berdosa punya masa depan. kita hanya perlu menerima anugerah Tuhan untuk membawa perubahan di dunia!!

Anugerah Tuhan itu mengubah arah hidup kita. Bukan lagi tertuju pada rencanaku atau rencanamu. Tetapi rencana Tuhan! Bukan kehendakku atau kehendakmu. Tetapi kehendak Tuhan. Kenapa sih orang-orang lebih memilih rencananya sendiri dibanding rencana Tuhan? Alasan sebenarnya karena mereka belum mampu melihat rencana Tuhan yang sesungguhnya.

Persis seperti anak kecil yang di suruh sekolah, belajar atau les. Kenapa sih aku harus belajar? Memotong jam mainku. Aku harus sekolah pagi-pagi dan memotong jam tidurku? Mereka belum bisa melihat manfaatnya.

Coba saja jika orang-orang di atas tadi tidak mendapat anugerah dan mengikuti rencana Tuhan. Mungkin Daud hanya bercita-cita memiliki peternakan kambing domba untuk menunjukkan pada orang tuanya bahwa ia mampu melakukannya.

Tanpa mengikuti rencana Tuhan mungkin Musa hanya menjadi pelarian dan ingin hidup tenang. Menghabiskan sisa hidupnya sebagai penggembala dan pensiun dengan tenang.

Tentu saja, jika tidak mengikuti rencana Tuhan, mereka mengalami kerugian besar. Namanya tidak akan pernah tercatat sebagai "world changer". Dan tidak memberi dampak kebaikan disekelilingnya.

Orang gila di Gerasa yang berteriak-teriak sepanjang hari di pekuburan karena kerasukan roh jahat. Tuhan menyembuhkannya. Ia ingin mengikuti Yesus. Tapi Yesus menyuruhnya kembali ke kampung halamannya dan menceritakan apa yang terjadi.

Tidak semua orang dipanggil menjadi hamba Tuhan. Tidak semua orang dipanggil untuk menjadi raja seperti Daud. Tidak semua orang dipanggil menjadi perdana menteri, pemusik atau pebisnis. Kita memiliki panggilan kita masing-masing. Orang gila di Gerasa tadi menjadi pembawa kabar sukacita. Padahal ia mau mengikuti Yesus. Namun disuruh pulang dan menceritakan kepada orang-orang bahwa dulu ia gila, tidak ada pengharapan dan sekarang memiliki hidupnya yang baru.

Anugerah Tuhan membuat kita fokus pada kekekalan, bukan kefanaan. Paulus itu terpandang. Berada di bawah asuhan Gamaliel menjadikan ia seorang yang memiliki posisi jabatan tinggi. Namun ia tinggalkan semua itu dan menganggapnya sampah. Ia malah bergabung dengan orang-orang pelarian yang dikejar-kejar untuk dibunuh. Karena ia fokus pada kekekalan dan mengikuti kebenaran. Ia menolak menjadi pembantai jemaat.

Ada 2 pintu dan jalan yang harus kita pilih. Yang pertama nyaman. Pintu yang lebar dan jalan yang luas. Kita boleh berbuat sesuka hati. Mengejar kesenangan seperti seks bebas, korupsi dan yang lain. Tapi berujung pada kebinasaan.

Yang kedua adalah pintu yang sesak dan jalan yang sempit. Yang kadangkala membuatmu harus menahan diri tidak mengikuti hawa nafsu. Atau menahanku untuk berbuat curang walaupun tak ada yang melihat. Tapi berujung pada keselamatan dan anugerah.

Intinya kita harus menjadi alat Tuhan yang membawa perubahan positif di sekeliling kita. Mulai dari diri kita sendiri, lingkungan kita dan kau telah membawa perubahan di dunia.



Keajaiban Anugerah

Suatu kali, seorang maestro piano terkenal mengadakan pertunjukan di sebuah kota. Sebelum layar dibuka, ada seorang anak kecil yang berjalan-jalan dipinggir panggung dan tertarik dengan piano hitam di tengah panggung tersebut. Ia berlari dengan antusias menghampiri piano tersebut, duduk di bangkunya dan mulai menekan-nekan tuts piano. Terdengarlah nada-nada sumbang. Operator lampu yang mengira itu adalah bagian dari pertunjukan langsung menyorotkan lampu tunggal ke arah anak kecil tersebut. Kontan saja, semua panitia panik dan segera menuju ke panggung. Namun, tak disangka, sang maestro melarang mereka dan dengan tenang melangkah ke piano lain yang berada dipinggir panggung. Kemudian, ia mulai memainkan pianonya, mengiringi permainan sumbang anak kecil tersebut. Menutupinya dengan nada-nada lain, sehingga keduanya menjadi satu kesatuan yang sangat indah. Penonton bertepuk tangan mengagumi pertunjukan tersebut dan berdiri memberikan penghormatan kepada sang maestro. Anak kecil yang mendengar suara riuh penonton terkaget, menghentikan permainannya dan tersenyum bangga, mengira bahwa tepuk tangan itu ditujukan padanya. Padahal kita semua tahu, bahwa tepuk tangan itu bukan ditujukan kepada anak kecil tersebut, tetapi kepada Sang Maestro yang menyempurnakan apa yang dilakukan anak kecil itu.



Tidakkah kau menyadari, bahwa terkadang kita semua sama seperti anak itu? Yang tidak menyadari campur tangan Sang Maestro Agung kita di surga. Apapun yang sudah kita lakukan, bukanlah karena kepandaian dan kehebatan kita, tetapi hanya karena kasih dan anugerah-Nya semata. Dialah yang memberikan kesempatan. Dia yang mengangkat dan membukakan pintu. Dia yang melimpahi kita dengan anugerah-Nya sehingga kita bisa berbuat banyak. Karena itu, kau yang selalu merasa tidak layak, jangan berkecil hati. Kita dipakai Tuhan ketika percaya dan mau membuka hati. Dan kau yang sekarang sedang dipakai Tuhan, ingatlah bahwa selalu ada Sang Maestro Agung yang menyempurnakan apapun yang kau lakukan.

Sesungguhnya, jika kita dipilih untuk mengubah dunia, semua itu hanya karena Anugrah Tuhan semata.

Friday, November 25, 2016

Mercy in Action

Ada 2 sisi belas kasih. Tentu dong... nggak mungkin aku memberi terus atau kau menerima terus. Kita perlu timbal balik. Di satu sisi, kau juga memberi kasih. Sisi lain, aku perlu juga menerima kasih. Walaupun terlihat menerima itu lebih baik kenyataannya malah berbeda. Tuhan mengatakan, "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan."

Tuhan memberkatimu dan kau perlu meneruskan kepada orang-orang yang membutuhkan. Kau dapat mengingatnya, siklus kemurahan hati tidak pernah berhenti. Diberi - memberi - diberi - memberi. Seberapa besar kesediaan yang kau miliki untuk bermurah hati, menentukan kapasitas berkat Tuhan yang mengalir dalam hidupmu.

Belas kasihan itu berarti tindakan nyata. Bukan cuma ngomong, "kasihan". Belas kasihan membuat mataku bisa melihat kebutuhan orang lain. Bahwa ada orang yang menderita secara fisik maupun perasaan. Tanpa belas kasihan, maka masalah, target pribadi, situasi dan kondisi akan membuat kau menutup mata terhadap kebutuhan orang lain.

Sayang banyak orang terlalu sibuk ngurusin masalah sendiri. Mereka malah berpusat pada diri sendiri dan tragisnya mengasihani diri sendiri. Merasa dirinya paling malang sedunia. Tindakan ini justru merugikan diri sendiri. Karena membuat kita tidak pernah hidup bahagia. Kita harus ingat. Masalah selalu ada selama aku dan kau hidup di dunia ini. Yang perlu kita lakukan hanya membuka hati.

Belas kasihan menggerakkanku untuk menjamah orang yang membutuhkan. Ada perumpamaan orang sakit kusta yang melihat Yesus lewat. Lalu dia bicara kepada Yesus, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku". Dia nggak berkata, "kalau Kau bisa". Dia tahu Yesus bisa, tapi dia tidak yakin Yesus mau! Kadang kau dan akupun tahu, Tuhan bisa menolong kita, tapi kita tidak yakin Dia mau menolong kau dan aku. Kau tahu Tuhan menyembuhkan penyakit orang itu. Tapi aku tidak yakin apakah Tuhan mau memulihkan keadaan rumah tanggaku. Rasanya Dia hanya melakukan untuk orang lain dan bukan untukku. Tapi waktu itu Yesus berbelaskasihan dan menjawab, "Ya, Aku mau. Jadilah engkau tahir." Jadi Ia bukan hanya mampu, melainkan juga mau. Ia mau memulihkan keadaan rumah tanggamu, Ia mau menyembuhkan penyakitku.

Pertanyaannya apakah kau juga mau berbelaskasihan?

Belas kasihan dan kasihan adalah 2 hal yang berbeda. Simpati atau kasihan adalah merasakan yang dirasakan orang lain. Sedangkan belas kasihan adalah merelakan dirimu untuk memasuki kehidupan orang tersebut lalu melepaskan belenggu orang itu. Yang dibutuhkan mereka bukan cuma perasaan, melainkan tindakan kasih yang nyata. Rasa kasihan dan kata-kata kasihan saja tidak cukup. Walaupun sudah dilakukan bertahun-tahun yang lalu rasa kasihan saja tidak akan berhasil menolongnya.

Jika hidup kita nggak happy, kita harus cek! Jangan-jangan selama ini kita nggak pernah mikirin orang lain. Kita sibuk ngejer impian, mewujudkan visi dan nggak pernah jadi berkat buat orang lain.

Kau kenal Nick Vijicic? Rasanya semua pasti tahu Nick Vujicic. Siapa di antara kita yang terlahir lebih kasihan dari Nick Vujicic? Kau mungkin tidak punya uang, tapi ia tidak punya tangan dan kaki! Terlahir mengenaskan pernah membuat ia hampir bunuh diri dengan menenggelamkan diri dalam bak. Namun kemudian Tuhan menjamah hatinya dan ia membayangkan betapa sedihnya orangtuanya meratapi kepergiannya. Ia tidak jadi melakukannya dan berjuang untuk hidup normal. Ia yang kondisinya harus dikasihani justru malah dipakai untuk mengasihani orang lain. Dengan kondisi seperti itu, ia masih dapat memberi semangat pada orang banyak. Secara manusia normal, ia akan merepotkan semua orang seumur hidupnya. Dan siapa yang mau menikah dengannya? Nyatanya Tuhan membuat bukunya laris luar biasa. Bahkan menikah dan punya anak! Kau bisa temukan kisah dan foto-fotonya di google.

Ia memberikan hidupnya untuk orang-orang dan Tuhan membuat bukunya laris, memberikan seorang istri yang cantik dan anak-anak yang sempurna. Memberi - diberi - memberi...

Ketika Petrus melihat seorang yang lumpuh sejak dari lahir. Dan orang itu terus melihatnya, berharap mendapatkan sesuatu dari dia. Dengan belas kasih Petrus berkata, "Emas dan perak tidak ada padaku. Tetapi yang ada padaku kuberikan padamu. Demi nama Tuhan berjalanlah!" Lalu ia membantu orang itu berdiri dan seketika itu kuatlah mata kaki orang itu sehingga ia melonjak ke sana kemari. Orang-orang yang melihatnya sangat takjub dan memuji-muji Tuhan. Tuhan memberikan kuasa dan Petrus memberikan pada orang itu.

Belas kasihan juga merupakan kunci doa yang dijawab.

Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Aku kehendaki, yang mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kau sebut berpuasa, mengadakan hari yang berkenan kepada Tuhan?

Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

Tuhan menghendakiku untuk berbelas kasih dan bukan sekadar melakukan ritual keagamaan. Tuhan tidak menghendakimu sengsara, tetapi menolong orang-orang yang sengsara.

Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran akan menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.

Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata : Ini Aku!

Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk pada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kau inginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; dan engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yan diletakkan oleh banyak keturunan.

Wow... siapa yang tidak mau? Berdoa dan langsung dijawab. Ketika mencari Tuhan, Tuhan menjawab, "Ini Aku!". Ketika kau berbelas kasih, terangmu akan merekah. Hidupmu bercahaya. Lukamu pulih dengan segera. Tuhan membuatmu seperti mata air yang tidak pernah kering. Dan berkat selalu mengalir dalam hidupmu.

                      Nick Vujicic

Thursday, November 17, 2016

The Wonder of Mercy

Kau tahu pasti Tuhan selalu ada untukku dan untukmu. Bukan sekadar teori untuk dibaca tetapi untuk dipercayai. Kau itu berharga dimata Tuhan. Sebab itu ada tertulis Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang. Entah kau sengaja menghilangkan diri atau aku tanpa terasa terhilang gara-gara tersesat.

Persis tentang perumpamaan domba-domba. Mereka selalu berjalan mengikuti gembalanya. Gembala memimpin di depan dan domba-domba mengikuti di belakang. Berbeda dengan kambing-kambing. Kambing-kambing selalu berjalan di depan semau mereka, sedangkan gembala kambing berada di belakang. Baru ketika mereka terlalu menyimpang, sang gembala akan paksa mengarahkan mereka kembali dari belakang.

Ngomong-ngomong kau terbiasa jadi apa? Pernah sih, aku jalan duluan dan setelahnya baru bertanya pada Tuhan. Sebenarnya sebelum memulai sesuatu bertanya dahulu atau jalan duluan baru bertanya? Domba atau kambing? Jadilah domba yang baik yang mengikuti Gembala Agung. Tuhan berada di depan. Libatkan Tuhan terlebih dahulu.

Kadang kala sudah jadi dombapun tetap hilang. Itu terjadi ketika aku tertarik pada sesuatu. Fokusku teralih dan jadi salah arah. Kau bilang itu bisa terjadi pada siapa saja. Tentu! Seperti seorang anak kecil yang di ajak jalan-jalan ke mall. Kau yang masih pendek tidak melihat pemandangan apapun kecuali sosok-sosok badan besar berlalu lalang menghalangi pandangan. Ketika sesuatu terlihat menarik kau segera menghampirinya dengan gembira. saat itu juga kau telah hilang!

Atau ketika seseorang terlihat keren dan sangat baik. Aku berpikir ini pasti jodohku! Padahal bukan. Kami jelas-jelas berbeda dan tidak sepaham. Bahkan ketika itu berlanjut sampai ke pernikahan rasanya semua baik-baik saja. Sampai di satu titik aku menyadari kesalahan fatal yang kulakukan. Persis seperti pesawat yang menyimpang hanya 1°. Semuanya terasa baik-baik saja, sampai di satu titik telah menyimpang terlalu jauh.

Penyebabnya dari awal cuma satu. Fokus yang teralihkan dan kau jadi salah arah. Memang terlihat lebay, namun tetap saja kau harus menjaga fokusmu tetap tertuju pada Tuhan. Satu jam setiap pagi untuk meminta petunjuk terasa begitu berat. Malah kalau boleh aku akan melewatkannya. Namun 1 jam itu meluruskan 23 jam berikutnya. Dan aku walaupun awalnya ogah-ogahan, memaksakan diri melakukannya. Nyatanya semua berhasil berjalan dengan baik.

Mungkin kau ingat cerita kita tentang kelahiran. Jika boleh memulai dari nol tanpa mengenal keluarga kita yang sekarang. Tentu kita akan memilih keluarga yang sempurna. Nyatanya tidak bisa kan? Tuhan yang memilihkan. Sebenarnya tempat kita beribadahpun Tuhan yang memilihkan. Pertemuan kita sekarang, lalu jemarimu yang bergerak menuju ke halaman ini. Tuhan yang memilihkan. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini!

1 Rupiah dalam 1 Milyar punya potensi yang luar biasa. Tapi kalo 1 Rupiah cuma sendirian aja, ia kehilangan potensi besarnya. Perkumpulan 1 Rupiah bisa membeli buku, tv, laptop, mobil bahkan rumah! Sekarang terbayangkan kalau kau terpisah dari kelompok dirhamnya Tuhan? Kau akan kehilangan semua potensi besar yang sebenarnya bisa kau lakukan.

Ada 3 jenis perumpamaan tentang terhilang. Domba yang ditemukan kembali, dirham yang hilang dan ditemukan kembali dan anak bungsu yang hilang. Untungnya semua ditemukan kembali! Ada yang sengaja terhilang karena fokusnya teralih seperti domba tadi. Ada yang terhilang karena situasi dan kondisi seperti dirham. Keduanya terjadi karena tidak di sengaja. Namun ada yang sengaja menghilangkan diri seperti cerita anak bungsu yang meminta warisan kepada Bapa. Menghabiskan hartanya dengan berfoya-foya lalu kelaparan.

Segera sekarang ia sengsara, bekerja sebagai penjaga babi-babi bahkan kelaparan. Ia berharap dapat meminta sedikit makanan babi itu untuk dimakan tetapi tidak diijinkan sang pemilik.

Di rumah bapanya banyak makanan dan tempat yang layak. Kau tahu artinya kehilangan Tuhan kan? Kehilangan Tuhan akan direndahkan. Kehilangan Tuhan berarti kehilangan tempat di rumah Bapa. Seperti anak bungsu yang kehilangan berkat, martabat dan kebahagiaannya.

Kita sama-sama tahu jika Tuhan memberi kehendak bebas padamu dan padaku untuk memilih sendiri jalan kehidupan. Kadang memilih pergi dari Bapa terlihat bebas dan menyenangkan. Namun hidup bukan cuma hari ini. Nanti saat pulang kau dan aku akan kehilangan tempat di rumah Bapa. Jika di sini tidak bersama Tuhan, di sana juga tidak. Lalu apa gunanya memperoleh seluruh dunia tetapi binasa? Bukankah yang terpenting adalah mempersiapkan untuk kehidupan kekal.

Jika tanpa sengaja kau menjadi anak bungsu itu jangan gengsi untuk kembali! Beranikan diri mengambil 1 langkah saja untuk kembali dan Tuhan yang akan berlari memelukmu. Buatlah Tuhan tertawa dan iblis menangis. Jangan terbalik.

Monday, November 7, 2016

Demo 4 November 2016

Sebagai seorang manusia biasa. Berita kemarin terlihat begitu menakutkan. Pesan-pesan berantai melalui WA, Line atau BBM sukses membuatku susah tidur. Aku sadar tidak ada yang bisa kuperbuat. Mau seharian menonton televisi, membaca pesan-pesan, melihat gambar-gambar. Tidak membuat perasaanku lebih baik. Sebagai manusia aku sangat terbatas. Satu-satunya cara yang dapat kulakukan adalah berdoa. Mengupayakan supaya damai sejahtera kembali memenuhi hatiku. Menghancurkan segala ketakutan dan kekhawatiran yang bertebaran dipikiranku. Sebab Allah tidak memberikan roh ketakutan melainkan roh yang menimbulkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Aku percaya rencana Tuhan pasti indah. Kau juga tahu Iblis tidak akan tinggal diam dengan rencana Tuhan. Roh jahat dapat memotivasi orang untuk melakukan hal-hal jahat atau menimbulkan pikiran yang tidak-tidak dalam hatiku. Sedikit saja kemiripan dengan demo di masa lalu. Langsung teringat dengan tragedi Mei 98. Mirip dengan Gempa Mei 2006 di Jogja yang menewaskan 6000 orang. Saat itu aku ada di sana, sudah bangun tidur tapi masih bermalas-malasan. Kejadiannya sangat cepat namun berhasil membuatku berlari keluar dengan kecepatan penuh dan membuat tanganku gemetaran tanpa kusadari. Sejak saat itu jika ada sedikit getaran aku akan langsung panik. Bahkan nggak ada getaranpun kupikir ada getaran. Kau boleh tertawa, tapi itulah mekanisme trauma.

Boleh dibilang aku dan kau juga berperang. Walaupun tidak secara fisik. Peperangan kita bukan melawan darah dan daging. Melainkan roh-roh jahat dan penghulu-penghulu di udara. Tugasku bukan membela Ahok. Tugasmu bukan mengadili Ahok. Biarlah pemerintah dan polisi yang mengusut sampai tuntas. Itu tugas mereka. Tugasku juga bukan membenci mereka para pelaku anarkis karena mereka dipengaruhi roh-roh di udara. Roh-roh itu, merekalah yang kita perangi.

Kau dan aku sama-sama tahu tugas kita adalah berdoa dan berpuasa. Ketika roh jahat bekerja mereka membawa hal negatif dalam hidup kita. Namun ketika Roh Kudus bekerja kita mendapatkan pemulihan dan damai sejahtera. Roh-roh jahat tertentu hanya dapat diusir dengan doa dan puasa. Tanpa berpuasa, kau tidak akan sanggup melakukannya. Yesus pernah mengatakannya.

Ingatlah akan Yosafat ketika ia takut akan laskar yang besar itu (2 Taw 20:1-2). Keadaan itu persis ketika kita ketakutan melihat massa yang banyak. Namun Tuhan berkata, "Jangan takut, bukan kamu yang akan berperang melainkan Aku." Tugas kita hanyalah berdoa dan membiarkan Tuhan yang berperang.

Lebih baik lagi jika kau dan aku bersatu, sehati karena Tuhan menyukai kesatuan. Alkitab mencatat jika 2 orang sepakat meminta apapun juga Tuhan akan mengabulkan (Mat 18 : 19). Bahkan Musa, nabi pertama yang diangkat Tuhan, melakukannya. Sementara Yosua berperang, ia naik ke atas bukit untuk berdoa. Namun tidak sendirian. Ia bersama Harun dan Hur. Ketika ia merasa lelah dan menurunkan tongkat doa ditangannya. Maka Israel terdesak. Namun ketika ia mengangkat tongkatnya, Bangsa Israel kembali ada diatas angin. Karena itu Harun dan Hur membantu Musa disebelahnya. Masing-masing menopang tangannya sepanjang hari sehingga musuh terpukul kalah.

Pujian dan penyembahan adalah penutup untuk akhir cerita (2 Taw 20 : 21-26). Itulah gambaran sorak sorai kemenangan kita semua. Kemenangan Indonesia. Negeri kita tercinta.

Yang benar-benar kita dapat lakukan sekarang adalah jangan menunda-nundanya. Walaupun kau boleh mulai berpuasa besok pagi. Atau bahkan 2 hari lagi saat kau siap. Namun jangan menundanya. Karena kita tidak tahu yang terjadi di alam roh. Peperangan di sana masi terus berlanjut. Aku mengambil doa puasa 3 hari. Ada yang 1 minggu, 21 hari bahkan 40 hari.

Ketika kerusuhan Mei terjadi di Solo. Saat itu keadaan begitu genting dan kacau. Semua rumah, toko di dekat sana sudah dibakar, dijarah dan bahkan ada yang terbunuh. Sementara kami ada di dalam gereja. Berdoa dan bergandengan tangan. Memohon kehadiran Tuhan dengan sangat. Dan keajaiban terjadi! Sementara bangunan-bangunan di sebelah kami rusak dijarah. Orang-orang dalam gang keluar melindungi kami. Mereka bergandengan tangan membentuk pagar. Menyuruh mereka berlalu begitu saja. Gereja itu menjadi satu-satunya bangunan kokoh yang tegak berdiri ditengah amukan massa. Aku percaya itu semua karena Tuhan!

Minggu berikutnya kehadiran dalam gereja hanya 25% dan kami terus bersama-sama berdoa. Minggu berikutnya 50%, minggu berikutnya 75%, minggu berikutnya 100%, minggu berikutnya 125%, minggu berikutnya 150% dan terus bertambah setiap minggu sampai sekarang. Panen raya jiwa besar-besaran telah terjadi dibalik musibah yang terlihat mengerikan.

Yang kita lakukan hanyalah bagian kita. Percaya dan berdoa!