Wednesday, September 28, 2016

Vision and Dream

Semua orang pasti punya impian. Ada yang tercapai dan ada yang tidak. Apa sih bedanya? Bagaimana caranya impian kita benar-benar lahir dan terwujud? Apa yang membedakan? Apakah situasi dan kondisi? Atau itu adalah takdir? Kau anggap sudah kehendak Tuhan?

Tuhan tentu menginginkan yang terbaik untuk kita. Ia selalu mencari orang-orang yang bisa dipakai untuk kemuliaan-Nya. Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Seperti apa bersungguh hati? Dan kekuatan apakah yang Tuhan limpahkan?

Kita yang terbatas diberi kekuatan dari Allah yang tak terbatas. Wow!

Orang yang bersungguh hati adalah orang yang hidup dalam visi dan impian. Visi dan impian adalah hal-hal yang belum terjadi. Tidak tampak secara mata jasmani. Itu sebabnya kau perlu 'hamil visi'. Seperti yang kukatakan kemarin. Segala sesuatu dimulai dari hati kita. Buktinya orang-orang yang sukses selalu hidup dalam visi dan impian.

Visi dan impian adalah tempat Roh Kudus bekerja. Kita harus bisa 'melihat dulu', baru mengalami mujizat. Hiďup kita di masa depan nanti sangat ditentukan dengan visi dan impian yang ada di hati kita sekarang. Selaraskan apa yang kau lihat dengan mata jasmanimu dengan yang dilihat mata rohanimu.

Lalu teruslah memukul ke arah visi dan impian secara konsisten. Doakan dan perjuangkan sampai terjadi terobosan.

Tuesday, September 27, 2016

Visi yang Jelas

Kisah ini nyata dan benar-benar terjadi. Seorang wanita telah berumur lebih dari 30 tahun dan belum menikah. Wanita tadi menemui seorang pendeta untuk minta didoakan. Pendeta Yonggi Cho bertanya, "Berapa lama kau sudah berdoa untuk pasangan hidup?". Dijawab, "Sepuluh tahun."
+ "Hah! Sepuluh tahun berdoa belum dapat pasangan??", seru pak pendeta terkejut. "Pasangan seperti apa yang kau inginkan?"
- "Terserah Tuhan mau memberi seperti apa."

Ternyata disinilah letak permasalahannya. Kau terus meminta tapi tidak tahu apa yang kau inginkan. Bagaimana kau bisa mendapatkannya, jika kau tidak tahu apa yang kau inginkan?

Wanita tersebut orang Amerika yang berprofesi sebagai guru. Lalu Pendeta Yonggi Cho menyiapkan selembar kertas dan menanyai lebih lanjut, "Apakah kau mau orang Amerika? Asia? Atau Afrika?"
- "Amerika".
+ "Oke, pasangan hidupku orang Amerika." Pendeta Yonggi Cho menuliskan dalam selembar kertas. "Kau mau laki-laki yang tinggi atau pendek?"
- "Tinggi."
+ "Apa pekerjaannya?"
- "Kepala Sekolah."
+ "Apa hobinya?", tanya Pendeta Yonggi Cho sambil terus menulis.
- "Musik".

Selesai sesi tanya jawab itu, Pendeta Yonggi Cho menyerahkan selembar kertas pada wanita itu lalu berkata, "Ini pasangan hidupmu. Doakan setiap hari dan dapatkan dia!"

Dua sampai tiga tahun kemudian, wanita ini menemui Pendeta Yonggi Cho beserta seorang pria yang telah menjadi suaminya, sambil menggendong bayi. Ia menikah dengan seorang laki-laki muda, tampan, tinggi dan bekerja sebagai kepala sekolah.

+ "Bagaimana ceritanya?"

Ternyata sekitar sepuluh bulan setelah sesi pertemuan itu, ada rombongan band pertunjukan datang ke sekolah itu, di mana wanita ini bekerja sebagai guru. Band ini memainkan musik yang sangat bagus, dipimpin oleh pemuda tampan yang bekerja sebagai kepala sekolah. Banyak orang menonton dan gadis-gadis muda yang cantik mengelu-elukannya.

+ "Apa yang kau lakukan setelah pertemuan kita?", tanya Pendeta Yonggi Cho.
- "Kali ini saya menempelkan kertas Anda di depan cermin yang saya lihat setelah bangun pagi. Saya baca, doakan dan mempercayainya setiap saat bahwa pasangan saya orang Amerika yang tampan, tinggi dan bekerja sebagai kepala sekolah."

Kekuatan visi yang nyata sangat terlihat. Ketika gadis-gadis muda yang cantik mengejar-ngejar, ia malah tergila-gila dengan seorang wanita tua. Wanita tua yang terus berdoa supaya Tuhan mengirim jodohnya. Inilah kuasa visi dan impian. Ketika kita berdoa dengan visi dan impian yang jelas Roh Kudus bekerja. Semuanya sesuai kok! Orang Amerika, tinggi, bekerja sebagai kepala sekolah dan hobinya musik!

Friday, September 23, 2016

Rutinitas

+ "Kau punya visi?"
- "Ah, pertanyaan itu lagi", keluhmu sambil menghembuskan nafas dalam-dalam.
+ "Lalu apakah kau akan duduk diam seperti itu sampai tua? Melakukan rutinitasmu. Mengerjakan yang bisa kau kerjakan? Itu saja?"
- "Sorry, aku gagal paham", cetusmu dengan bahasa gaulmu.
+ "Yeah, memang tidak salah. Membaca artikel gosip atau berita sepanjang hari, memelototi program tv, menjelajahi toko online. Hanya apakah kau yakin dengan semuanya itu?"

Apakah kau yakin itu akan mengubah hidupmu? Apakah kau yakin, telah melakukan hal-hal terpenting dalam hidupmu? Apakah kau yakin dengan kebiasaanmu sekarang hal-hal terbaik akan kau capai? Apakah kau melihat masa depan yang indah dengan yang kau kerjakan sekarang?

- "Langsung aja deh. Apa saranmu?"
+ "Fokuslah! Tulis dengan jelas apa yang kau inginkan. Boleh dibantu dengan gambar. Letakkan di tempat yang sering kau lihat. Bahkan jika itu handphonemu. Letakkan gambar itu di depan untuk mengingatkanmu sepanjang waktu.

Beberapa detik kemudian aku melanjutkan kata-kataku. "Kau pasti tahu soal wanita hamil." Lalu kau buru-buru memotong kata-kataku. "Tidak, aku laki-laki tulen. Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu tentang kehamilan", cetusmu penuh curiga.

Aku tertawa melihatmu. "Hei, siapa yang menyuruhmu hamil? Aku hanya ingin menjelaskan kalau wanita tidak pernah hamil, ia juga tidak akan pernah melahirkan."

"Kau benar-benar gila menjelaskan hal semacam itu padaku. Kau pikir aku idiot!" Melihatmu mulai marah dan tidak sabar, aku menjelaskan lebih lanjut. "Nah, jika kau sudah tahu. Seperti itulah visi. Anggaplah kau hamil visi dan tepat satu waktu nanti, kau akan melahirkan visi itu. Mirip seperti aku hamil Richie dan Lydia."

- "Mengapa kau samakan dengan kehamilan? Dasar wanita."
+ "Yah, karena aku membawanya kemana-mana setiap saat. Walaupun itu masi kecil dan tidak terlihat. Orang-orang tidak tahu, tetapi aku tahu ada 'sesuatu' didalamku.
- "Lalu 'sesuatu' itu makin besar dan semua orang dapat melihatnya."
+ "Yup".

Terlihat sederhana bukan? Tanpa visi hidupmu tidak terarah. Kau hanya melakukan banyak hal seperti biasa. Tidak ada yang istimewa laku menua. Biasanya kita akan membuang banyak waktu dan tenaga melakukan hal-hal yang sebenarnya bukan prioritas hidup kita. Berbeda bila kau memiliki visi dan 'hamil visi'. Apapun yang kau lakukan tujuannya hanya satu. Melahirkan visi itu secara nyata. Tidak heran ada orang-orang yang benar-benar sukses mewujudkan visi. Nyatanya hamil visi tidak semudah itu.