Called For Service
Bagian terakhirnya mungkin tidak seru untukmu dan untukku. Kita hidup untuk melayani. Di dunia ini kita hidup dan melihat. Orang-orang berlomba bekerja keras, memiliki prestasi dan hidup yang lebih baik. Dengan posisi tinggi melalui jabatan, prestasi, penemuan baru. Kau merasa telah menjalani hidup yang benar. Aku sudah bekerja keras. Orang-orang menghormatiku. Tentu seperti di bumi, aku juga dihormati dengan posisi tinggi di surga. Aku telah menjalankan tugas di bumi dengan baik.
No... no... no... Jangan salah! Tuhan memberi contoh dengan jelas. Bukan berarti yang kau lakukan salah. Tetapi ini berbeda dengan yang kau pikir. Tuhan sendiri turun ke dunia untuk melayani. Melayani murid-muridnya. Menyembuhkan orang-orang sakit, memberi makan orang-orang lapar. Bahkan Ia sendiri mengatakan, "Bila ada orang yang duduk makan. Seorang yang lain melayani dia. Menurutmu mana yang lebih besar? Apakah yang duduk makan ataukah yang melayani?" Jawabanku jelas, "Tentu saja yang duduk makan". Namun Tuhan berkata, "Yang terbesar adalah yang melayani! Bukan yang duduk makan!"
Selama di dunia kita melihat. Orang-orang yang terkenal, kaya, terhormat, mereka dilayani. Merekalah yang lebih besar, lebih terhormat, lebih tinggi posisinya. Namun itu adalah konsep dunia. Berbeda dengan konsep Kerajaan Sorga. Jadi jangan kaget jika ketika kau tiba di sana tidak memiliki posisi seperti yang kau kira. Karena hidup kita di sini adalah persiapan menuju kekekalan.
Melayani bukan berarti harus di dalam rumah ibadah. Kita bisa melayani dalam berbagai cara untuk Tuhan. Dalam talenta kita masing-masing. Jangan sampai kita besar di bumi namun kecil di surga. Kita harus tergerak dan bergerak. Mulai terlibat aktif untuk melayani.
No comments:
Post a Comment