Thursday, December 1, 2016

Perubahan Arah Hidup

Kau tidak pernah bisa menebak kehendak Tuhan dalam hidup maupun dalam pergumulan. Hal ini di alami John dan Reve Walsh. Pada tahun 1981, ketika Reve sedang berbelanja di Mall, anak mereka, Adam, diculik. Enam belas hari kemudian, anak itu ditemukan tewas. Dalam kesedihannya, suami-istri Walsh mendirikan sebuah organisasi khusus untuk kasus-kasus eksploitasi dan penculikan anak. Selain mengadakan berbagai kampanye, organisasi ini telah membuat berbagai perubahan dalam hukum kejahatan anak dan memperjuangkan hak-hak korban. Sebelum kasus penculikan Adam, belum pernah ada database untuk anak-anak hilang di Amerika. Namun kini, organisasi ini telah membantu menemukan lebih dari 196.000 anak hilang. Bukan hanya itu, tahun 1988, John Walsh ditunjuk menjadi pembawa acara America's Most Wanted. Program televisi yang melakukan reka ulang dari berbagai kisah kejahatan dan memotivasi pemirsanya untuk menolong pihak berwajib mencari dan menangkap para pelaku kejahatan. Selama 24 tahun penayangannya, acara ini telah berjasa atas penangkapan lebih dari 1.200 penjahat, 17 di antaranya terdapat dalam daftar teratas pencarian FBI, dan juga menyelamatkan puluhan anak-anak hilang.



Dalam lembah terdalam mereka, pasangan Walsh menemukan arah hidup yang sama sekali berbeda dengan rencana awal mereka. Mereka berhasil bangkit dan bahkan menjadi berkat bagi banyak orang. Saat ini, mungkin kita pun sedang berusaha mengejar impian, visi, dan rencana masa depan yang kita buat. Namun apakah semuanya itu sudah sesuai dengan impian, visi dan rencana Tuhan? Apapun yang terjadi kau harus bangkit. Izinkan anugerah Tuhan bekerja dan mengubah arah hidupmu dan aeah hidupku. Sehingga semuanya bukan lagi tentangku dan tentangmu, tetapi tentang rencana dan kehendak Tuhan, dan kita akan melihat bagaimana kemuliaan Tuhan dinyatakan secara luar biasa. Saat inilah kuasa Tuhan akan mengalir sehingga kita bisa dipakai Tuhan menjadi world changer yang membawa perubahan-perubahan luar biasa di mana Tuhan menempatkan kita.

No comments:

Post a Comment