"Baiklah, pulanglah dahulu dan ingat yang sudah kulakukan padamu", jawab Elia. Elisa berbalik, mengambil pasangan lembu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dan memakai bajak lembu itu sebagai kayu api. Ia memberikan pada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu Elisa bersiap-siap, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.
Sebelumnya Elia telah bertemu Tuhan. Ia memberitahukan kepadanya untuk menjadikan Elisa sebagai muridnya. Inilah yang harus diingat Elisa. Elia melempar jubahnya. Bukan jubah biasa, ini adalah jubah kenabian. Melempar jubah bukan tanpa maksud. Jubah berbicara, "Kamu telah dipilih untuk menjadi nabi yang hebat! Kamu akan menjadi penerusku." Elisa menerima tanpa berpikir panjang. Bagaimana caranya menjadi nabi? Sedangkan di keluargaku nggak ada keturunan nabi? Apakah aku bisa? Aku tidak tahu caranya. Elisa langsung merespon.
Jika dahulu Elisa mendengar cerita tentang Elia. Sebatas mengagumi. Ibarat memandang dari kejauhan. Ketika benar-benar bertemu, ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menerima jubah yang dilempar. Musim terobosan sudah tiba! Namun ia mengerti, semua memiliki prosesnya. Elisa tidak secara tiba-tiba menjadi nabi yang hebat atau mendadak bisa melakukan mujizat. Yang terjadi malahan, ia segera mengikuti Elia dan menjadi pelayannya. Ada 4 perjalanan yang ia lalui untuk menerima penggenapan pesan Tuhan tersebut. Gilgal - Betel - Yerikho - Sungai Yordan. Elisa melalui semuanya itu.
Jika dahulu Elisa mendengar cerita tentang Elia. Sebatas mengagumi. Ibarat memandang dari kejauhan. Ketika benar-benar bertemu, ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menerima jubah yang dilempar. Musim terobosan sudah tiba! Namun ia mengerti, semua memiliki prosesnya. Elisa tidak secara tiba-tiba menjadi nabi yang hebat atau mendadak bisa melakukan mujizat. Yang terjadi malahan, ia segera mengikuti Elia dan menjadi pelayannya. Ada 4 perjalanan yang ia lalui untuk menerima penggenapan pesan Tuhan tersebut. Gilgal - Betel - Yerikho - Sungai Yordan. Elisa melalui semuanya itu.
Lalu menjelang saatnya Tuhan mau menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, saat itu Elia dan Elisa sedang berjalan ke Gilgal. Gilgal memiliki arti "cela Mesir" dihapuskan.
Ini berhubungan dengan kisah yang Ketika Bangsa Israel menjadi budak selama ratusan tahun, tepatnya 430 tahun. Mereka menjadi bangsa tertindas, dipermalukan, tidak memiliki pengharapan dan masa depan. Musa memimpin mereka keluar dari Mesir dan berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Waktu mereka di padang gurun, mereka masih membawa "cela Mesir" itu. Walaupun secara fisik mereka tidak lagi di Mesir. Seperti nasib orang yang bertahun-tahun mengikuti Tuhan, namun seakan-akan hidup di bawah kutukan. Cela Mesir masih ditanggung. Baru setelah mereka sampai di Kanaan, tanah perjanjian yang diberikan Tuhan, cela Mesir dihapuskan. Itu sebabnya tempat itu disebutkan Gilgal.
Gilgal itu bicara tentang posisi rohani bukan situasi jasmani. Melangkahkan kaki ke Gilgal artinya kau membuat keputusan dalam hati untuk mengambil posisi rohani sesuai dengan janji Tuhan. Sekalipun kenyataannya sangat berkebalikan dengan situasi jasmanimu sekarang.
Kau percaya Tuhan memberkati hidupmu. Aku juga percaya Tuhan memberkati hidupku. Namun nyatanya kita pas-pasan. Sudah irit-irit, pangkas sana sini. Apalagi yang mau dipangkas? Rasanya kita masih hidup dalam cela Mesir itu. Keluargaku memiliki hubungan yang tidak baik. Anak-anakku memberontak. Dan banyak persoalan lain. Hutang yang makin mengembang ke kanan dan ke kiri atau hubungan yang tidak harmonis.
Ada sebuah kisah tentang anak pemilik restoran. Sang ayah tidak mau langsung menyerahkan usaha begitu saja. Mereka ingin mendidik anaknya bekerja dari nol. Maka mulailah si anak di suruh ini itu. Mencuci piring bertumpuk-tumpuk. Melayani tamu, mencatat pesanan, memasak, bahkan membersihkan meja dan lantai.
Lalu anak ini sangat jengkel. Mengerjakan semuanya dengan serampangan. Berpikir orang tuanya tidak menyayangi dan peduli padanya. Sampai suatu saat ia mendengar percakapan orang tuanya. "Bagaimana anak kita ini? Aku ingin mendidik dia untuk menguasai semua hal. Setiap sudut di restoran ini. Sehingga suatu saat ketika ia telah siap, dan kita serahkan restoran ini untuk dikelola, restoran ini bisa berkembang luar biasa. Melebihi saat ini."
Saat mendengarnya, pikirannya jadi terbuka. Sekarang ia mengerti maksud orang tuanya. Walaupun mungkin sebelumnya ia pernah mendengar penjelasan orang tuanya, tetapi pikirannya belum terbuka. Kadang pikiran kita juga seperti itu. Mampet. Tapi saat terbuka kita mengerti maksud dan rencana Tuhan itu indah. Tuhan selalu merencanakan hati depan yang baik, bukan rencana kecelakaan!
Sang anak yang awalnya malas-malasan, sekarang berubah total. Ia mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan semuanya berhasil dengan baik. Walaupun sekarang ia adalah pelayan restoran. Ia mengerti bahwa suatu saat ia akan menjadi pemiliknya! Ia sendiri yang akan mengelola restorannya. Ia mengambil posisi iman, walaupun keadaan belum berubah. Ia masih menjadi pelayan restoran.
Abram dan Sarai sudah berusia lanjut. Lagipula mandul. Secara jasmani.. Tidak mungkin punya anak! Tapi Allah mengubah namanya menjadi Abraham yang berarti Bapa banyak bangsa dan Sara yang berarti Ibu banyak bangsa. Waktu gelarnya diganti, mereka dalam posisi tidak punya anak, usianya sudah 90 tahun dan rahim Sara telah tertutup! Tetapi Tuhan telah mengganti nama mereka menjadi Bapa banyak bangsa dan Ibu banyak bangsa. Secara kasat mata, keadaan mereka masih Abram dan Sarai. Mereka memilih percaya dan mengambil posisi iman walau keadaan belum berubah.
Gideon anak terkecil dari suku terkecil, tidak memiliki prestasi apapun dan ia seorang penakut. Tuhan memanggilnya pahlawan yang gagah berani, pada waktu ia mengambil remah-remah gandum orang Midian dengan ketakutan! Dan Gideon memilih percaya, lalu mengambil posisi iman walau kenyataannya ia masih muda dan penakut.
Kau sadar tidak? Allah menggelari kita sebelum kita jadi apa-apa, sedangkan manusia menggelari kita setelah kita melakukannya. Abraham dan Sara sudah digelari bahkan sebelum mereka punya anak. Berbeda dengan manusia. Mereka memberi gelar sukses setelah kita benar-benar sukses dan berjuang keras. Orang-orang memberi pernyataan kau telah sembuh, jika dokter telah menyatakan kau sembuh. Tuhan menggelari kau sukses, sebelum kau jadi apa-apa, dan menyatakan kesembuhanku sebelum dokter menyatakannya. Tuhan ingin kau mengambil langkah iman untuk percaya bahwa kau telah sukses sementara kau masih berusaha. Tuhan menggelariku telah sembuh karena Ia ingin aku percaya bilur-bilurnya telah menyembuhkanku.
Ketika kau dan aku mengambil posisi rohani yang benar untuk mempercayai janji dan pesan Tuhan, maka iman akan menarik kuasa Allah yang besar bekerja dalam hidup kita. Seperti Abraham dan Sara percaya dan mengambil posisi rohani sebagai bapa banyak bangsa dan ibu banyak bangsa. Seperti Gideon yang percaya ia adalah pahlawan gagah berani. Demikian juga kau dan aku seharusnya. Itulah cara kerja Tuhan.
Namun untuk lulus ujian Gilgal, semua itu ada persyaratannya. Tentu saja ada yang lulus dan ada yang gagal. Di bawah pimpinan Yosua, Bangsa Israel berhasil lulus ujian di Gilgal, dan menghapuskan cela Mesir. Di bawah pimpinan Musa, mereka gagal dan berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Elisa berhasil lulus ujian Gilgal dan mendapat berkat 2 kali lipat, tetapi Gehazi murid Elisa, gagal dan tidak mendapatkan apa-apa.
Namun untuk lulus ujian Gilgal, semua itu ada persyaratannya. Tentu saja ada yang lulus dan ada yang gagal. Di bawah pimpinan Yosua, Bangsa Israel berhasil lulus ujian di Gilgal, dan menghapuskan cela Mesir. Di bawah pimpinan Musa, mereka gagal dan berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Elisa berhasil lulus ujian Gilgal dan mendapat berkat 2 kali lipat, tetapi Gehazi murid Elisa, gagal dan tidak mendapatkan apa-apa.
Kau mungkin juga tau kisahnya. Ketika Elisa di suruh meninggalkan Elia di Gilgal, Betel, Yerikho. Pokoknya Elisa tidak mau! Ia menempel terus kayak perangko. Elisa menempel mengikuti Elia kemana-mana. Elisa sadar jika ia berada di dekat Elia, perubahan, transformasi dan kuasa Allah bekerja, sehingga ia berhasil di Gilgal. Elia sendiri memiliki arti Tuhan adalah Allah.
Kurasa ini berhubungan dengan menempelnya Elisa pada Elia. Inilah persyaratan lulus ujian Gilgal. Menempel pada Tuhan. Inilah perbedaan, melihat dari jauh dengan menempel. Mungkin kau kenal Tuhan dan tahu. Tapi nggak nempel. Seperti ranting terpisah dari batang pokok. Menjadi jadi kering. Tidak ada harapan atau perubahan. Beda kalau nempel, berdaun lebat dan berbuah-buah. Mendapatkan semua aliran makanan yang dibutuhkan. Sementara kita menempel erat dengan Roh Kudus, kuasa-Nya akan mengalir, kita terima dan cela Mesir dihapuskan. Perumpamaan yang lebih mudah adalah charge handpone. Tanpa aliran listrik, bagaimana bisa dapat suplai baterai?
Juga seperti orang menggali sumur. 2 meter belum ada air, 5 meter masih kering, 10 meter tidak terlihat apa-apa. Kau terus menggali sampai di satu titik air itu memancar keluar. Sampai di satu titik caramu mengelola keuangan berubah total.
Mungkin saat ini kau masi jatuh bangun dalam dosa. mungkin saat ini keadaan perekonomianmu belum berubah. Mungkin saat ini hubungan dengan pasanganmu masih buruk. Namun saat kita mengambil posisi iman dan mempercayainya. Entah bagaimana caranya, di satu titik semuanya berbalik. Di satu titik semuanya berubah. Hubungan dengan pasangan yang selalu ribut tiba-tiba menjadi harmonis. Keuangan yang morat marit tiba-tiba menjadi berlimpah. Dan kau telah mengelola keuanganmu dengan cara yang sama sekali baru. Berbeda dengan sebelumnya. Lalu entah bagaimana keterikatanmu pada dosa pornografi tiba-tiba lenyap begitu saja. Saat sebelumnya kau tidak mampu melepaskannya. Hubungan terlarang telah selesai begitu saja. Atau ketergantungan pada rokok hilang begitu saja. Semua itu adalah kerja Roh Kudus. Ketika kita mengambil posisi iman Roh Kudus mulai bekerja, walaupun saat itu keadaan masih sama.
Mungkin saat ini kau masi jatuh bangun dalam dosa. mungkin saat ini keadaan perekonomianmu belum berubah. Mungkin saat ini hubungan dengan pasanganmu masih buruk. Namun saat kita mengambil posisi iman dan mempercayainya. Entah bagaimana caranya, di satu titik semuanya berbalik. Di satu titik semuanya berubah. Hubungan dengan pasangan yang selalu ribut tiba-tiba menjadi harmonis. Keuangan yang morat marit tiba-tiba menjadi berlimpah. Dan kau telah mengelola keuanganmu dengan cara yang sama sekali baru. Berbeda dengan sebelumnya. Lalu entah bagaimana keterikatanmu pada dosa pornografi tiba-tiba lenyap begitu saja. Saat sebelumnya kau tidak mampu melepaskannya. Hubungan terlarang telah selesai begitu saja. Atau ketergantungan pada rokok hilang begitu saja. Semua itu adalah kerja Roh Kudus. Ketika kita mengambil posisi iman Roh Kudus mulai bekerja, walaupun saat itu keadaan masih sama.
Di sana juga dikisahkan, Elisa menyembelih lembunya. Ini berbicara tentang menyembelih kedagingan kita supaya kita bisa menempel pada Tuhan. Nggak mungkin kan Elisa membajak sambil mengikuti Elia? Kalau sambil membajak, bagaimana ia bisa mengikuti Elia? Untuk menempel pada Tuhan, kita harus bersedia meninggalkan hal-hal tertentu. Meninggalkan kebiasaan kita atau cara berpikir kita yang sekarang. Kau dan aku juga harus bersedia berubah.
Ini seperti mengganti menu makan enak dengan menu makan sehat. Lidah kita yang terbiasa mengecap makanan berlemak, berbumbu, berminyak. Tiba-tiba diganti dengan menu rebus dan kukus tanpa bumbu. Tidak mudah. Namun untuk hidup lebih sehat. Menghindari penyakit-penyakit yang muncul, kita harus melakukannya. Meninggalkan kenikmatan yang kita rasakan sebelumnya. Dan menemukan ternyata tubuh kita lebih baik dan lebih sehat.
Ini seperti mengganti menu makan enak dengan menu makan sehat. Lidah kita yang terbiasa mengecap makanan berlemak, berbumbu, berminyak. Tiba-tiba diganti dengan menu rebus dan kukus tanpa bumbu. Tidak mudah. Namun untuk hidup lebih sehat. Menghindari penyakit-penyakit yang muncul, kita harus melakukannya. Meninggalkan kenikmatan yang kita rasakan sebelumnya. Dan menemukan ternyata tubuh kita lebih baik dan lebih sehat.
Hi Lydia, saya sangat diberkati dengan tulisan renungan kamu ini. Thanks and I pray that anointing of God upon you more and more.
ReplyDelete