Kapasitas kita berbeda dengan kapasitas Tuhan. Kadang cita-cita, kubayangkan seberapa jauh aku sanggup merengkuhnya. Seberapa besar kemampuan yang kau miliki. Menjadi landasan dasar munculnya suatu keinginan dan cita-cita.
Kita lupa, Tuhan yang Maha Bisa telah menyertai perjalanan kira sampai sekarang. Aku lupa, Tuhan yang Maha Mampu sanggup mengubah hidupku. Kamu juga lupa, Tuhan yang Maha Kuasa sanggup mengabulkan apa saja keinginanmu.
Ketika membaca kisah Elia dan Elisa. Betapa Elia Nabi terbesar yang pernah hidup di jaman itu. Mungkin jika aku adalah Elisa, memiliki setengah kemampuan Elia membuatku sangat puas. Mungkin jika kau Elisa, menyamai kemampuannya akan membuatmu tersenyum bangga. Tetapi tidak untuk Elisa! Urapan dobel porsi. Sesuatu yang jauh dari bayangan kita. Bahkan takut untuk kita mimpikan. Telah menjadi mimpi Elisa.
Bukan hanya setengah kemampuannya. Bukan hanya kemampuam yang sama. Bahkan lebih dari itu. Dua kali lipat kemampuan yang lebih baik. Beranikah kau dan aku memimpikan itu? Impian besar yang membuat kita merasa sangat kecil? Yang seakan-akan tidak sanggup kita lakukan?
Nyatanya Elisa berani dan berhasil mendapatkannya. Tentu saja dengan benar-benar mengikuti Elia dari dekat dan menempel padanya. Seperti kita dengan dengan Tuhan dan menempel pada-Nya.
No comments:
Post a Comment