Wednesday, November 30, 2016

World Changer

Waktu kau mendengar kata "world changer" kesannya tuh muluk banget. Hebat banget. Ngelakuin sesuatu yang harus luar biasa dashyat. Aku juga mikir gitu kok, pas pertama kali denger. Padahal mengubah dunia itu bisa dimulai dari skala yang terkecil, diri kita sendiri, keluarga kita, lingkungan kerja sekitar kita.

Kita perlu mengetahui bahwa semua yang terjadi itu karena anugerah Tuhan. Kisah seorang perempuan yang sudah memiliki 5 suami. 5 kali pernikahannya hancur. Dan sekarang laki-laki yang hidup bersama dengannya itu bukan suaminya. Alias 'kumpul kebo'. Otomatis iapun menjadi bahan pergunjingan orang-orang. Untuk menimba airpun, ia harus menunggu keadaan sepi, baru ia akan keluar. Secara manusia kehidupannya sudah hancur tidak berarti. Tidak mungkin ia jadi berkah. Tak satupun dari kehidupannya bisa dibagikan  ke orang lain. Apalagi menginspirasi orang. Enggak mungkinn..

Namun perjumpaannya dengan Tuhan Yesus membawa perubahan besar dalam hidupnya. Yesus menawarkan pemulihan dan ia menyambutnya dengan hati terbuka. Selanjutnya, ia pulang ke kampungnya, menceritakan pengalamannya. Kemudian di kampungnya itu, ada suatu kabar sukacita yang besar. Sampai-sampai dicatat bahwa Yesus tinggal  di sana sampai 2 hari untuk melayani banyak orang. Sungguh luar biasa! Orang berdosa yang menyerahkan dirinya pada dunia, ketika hatinya mau diubahkan untuk dipakai Tuhan. Bahkan orang yang tadinya mengucilkannyapun dapat mengalami sukacita yang besar. Air hidup yang didapatkan dari Yesus sanggup mengubah banyak orang.

Kisah lainnya adalah Paulus penganiaya jemaat. Bisa dibilang pembunuh berdarah dingin. Ia menonton kematian Stefanus. Darah orang-orang tak bersalah mengalir di depan matanya. Dan ia menganggap telah berbuat kebenaran. Itu semua malah menjadikan dia puas. Kau pikir ia layak? Layak menerima pengampunan. Layak dipakai Tuhan, menjadi terkenal dan namanya disebut-sebut sampai sekarang? Tidak! Sama sekali tidak! Namun nyatanya Allah memakai dia. Dan semuanya itu adalah anugerah.

Abraham yang lahir dari keluarga penyembah berhala. Mereka tidak mengenal Allah. Sudah tua, istrinya mandul dan tidak memiliki keturunan. Apakah ia layak menjadi Bapa Bangsa-bangsa? Tidak! Semua itu adalah anugerah Tuhan.

Daud seorang yang sangat muda. Orang tuanya sendiri tidak percaya kepadanya. Ia hanya dipercaya untuk menggembalakan 2-3 ekor kambing domba. Apakah ia layak menjadi raja? Menggembalakan umat Tuhan? Itu hanya anugerah Tuhan semata.

Musa awalnya seorang pengecut yang membunuh dengan sembunyi-sembunyi. Setelah itu malah melarikan diri ke tanah Midian sebagai orang asing. Ia takut ditangkap. Bahkan ia mengaku sebagai orang yang petah lidah. Gagap! Apakah ia layak menjadi penyambung lidah Tuhan? Memimpin bangsa yang besar?

Ester seorang anak perempuan miskin yang juga yatim piatu. Berasal dari bangsa Yahudi yang waktu itu menjadi bangsa terbuang. Apakah ia layak menjadi ratu yang bahkan menyelamatkan bangsanya?Tidak ada seorangpun dari mereka yang layak dan sempurna. Semua hanya karena anugerah Tuhan. Kau dan aku sama-sama tahu, semua orang suci punya masa lalu dan semua orang berdosa punya masa depan. kita hanya perlu menerima anugerah Tuhan untuk membawa perubahan di dunia!!

Anugerah Tuhan itu mengubah arah hidup kita. Bukan lagi tertuju pada rencanaku atau rencanamu. Tetapi rencana Tuhan! Bukan kehendakku atau kehendakmu. Tetapi kehendak Tuhan. Kenapa sih orang-orang lebih memilih rencananya sendiri dibanding rencana Tuhan? Alasan sebenarnya karena mereka belum mampu melihat rencana Tuhan yang sesungguhnya.

Persis seperti anak kecil yang di suruh sekolah, belajar atau les. Kenapa sih aku harus belajar? Memotong jam mainku. Aku harus sekolah pagi-pagi dan memotong jam tidurku? Mereka belum bisa melihat manfaatnya.

Coba saja jika orang-orang di atas tadi tidak mendapat anugerah dan mengikuti rencana Tuhan. Mungkin Daud hanya bercita-cita memiliki peternakan kambing domba untuk menunjukkan pada orang tuanya bahwa ia mampu melakukannya.

Tanpa mengikuti rencana Tuhan mungkin Musa hanya menjadi pelarian dan ingin hidup tenang. Menghabiskan sisa hidupnya sebagai penggembala dan pensiun dengan tenang.

Tentu saja, jika tidak mengikuti rencana Tuhan, mereka mengalami kerugian besar. Namanya tidak akan pernah tercatat sebagai "world changer". Dan tidak memberi dampak kebaikan disekelilingnya.

Orang gila di Gerasa yang berteriak-teriak sepanjang hari di pekuburan karena kerasukan roh jahat. Tuhan menyembuhkannya. Ia ingin mengikuti Yesus. Tapi Yesus menyuruhnya kembali ke kampung halamannya dan menceritakan apa yang terjadi.

Tidak semua orang dipanggil menjadi hamba Tuhan. Tidak semua orang dipanggil untuk menjadi raja seperti Daud. Tidak semua orang dipanggil menjadi perdana menteri, pemusik atau pebisnis. Kita memiliki panggilan kita masing-masing. Orang gila di Gerasa tadi menjadi pembawa kabar sukacita. Padahal ia mau mengikuti Yesus. Namun disuruh pulang dan menceritakan kepada orang-orang bahwa dulu ia gila, tidak ada pengharapan dan sekarang memiliki hidupnya yang baru.

Anugerah Tuhan membuat kita fokus pada kekekalan, bukan kefanaan. Paulus itu terpandang. Berada di bawah asuhan Gamaliel menjadikan ia seorang yang memiliki posisi jabatan tinggi. Namun ia tinggalkan semua itu dan menganggapnya sampah. Ia malah bergabung dengan orang-orang pelarian yang dikejar-kejar untuk dibunuh. Karena ia fokus pada kekekalan dan mengikuti kebenaran. Ia menolak menjadi pembantai jemaat.

Ada 2 pintu dan jalan yang harus kita pilih. Yang pertama nyaman. Pintu yang lebar dan jalan yang luas. Kita boleh berbuat sesuka hati. Mengejar kesenangan seperti seks bebas, korupsi dan yang lain. Tapi berujung pada kebinasaan.

Yang kedua adalah pintu yang sesak dan jalan yang sempit. Yang kadangkala membuatmu harus menahan diri tidak mengikuti hawa nafsu. Atau menahanku untuk berbuat curang walaupun tak ada yang melihat. Tapi berujung pada keselamatan dan anugerah.

Intinya kita harus menjadi alat Tuhan yang membawa perubahan positif di sekeliling kita. Mulai dari diri kita sendiri, lingkungan kita dan kau telah membawa perubahan di dunia.



No comments:

Post a Comment