Monday, November 7, 2016

Demo 4 November 2016

Sebagai seorang manusia biasa. Berita kemarin terlihat begitu menakutkan. Pesan-pesan berantai melalui WA, Line atau BBM sukses membuatku susah tidur. Aku sadar tidak ada yang bisa kuperbuat. Mau seharian menonton televisi, membaca pesan-pesan, melihat gambar-gambar. Tidak membuat perasaanku lebih baik. Sebagai manusia aku sangat terbatas. Satu-satunya cara yang dapat kulakukan adalah berdoa. Mengupayakan supaya damai sejahtera kembali memenuhi hatiku. Menghancurkan segala ketakutan dan kekhawatiran yang bertebaran dipikiranku. Sebab Allah tidak memberikan roh ketakutan melainkan roh yang menimbulkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Aku percaya rencana Tuhan pasti indah. Kau juga tahu Iblis tidak akan tinggal diam dengan rencana Tuhan. Roh jahat dapat memotivasi orang untuk melakukan hal-hal jahat atau menimbulkan pikiran yang tidak-tidak dalam hatiku. Sedikit saja kemiripan dengan demo di masa lalu. Langsung teringat dengan tragedi Mei 98. Mirip dengan Gempa Mei 2006 di Jogja yang menewaskan 6000 orang. Saat itu aku ada di sana, sudah bangun tidur tapi masih bermalas-malasan. Kejadiannya sangat cepat namun berhasil membuatku berlari keluar dengan kecepatan penuh dan membuat tanganku gemetaran tanpa kusadari. Sejak saat itu jika ada sedikit getaran aku akan langsung panik. Bahkan nggak ada getaranpun kupikir ada getaran. Kau boleh tertawa, tapi itulah mekanisme trauma.

Boleh dibilang aku dan kau juga berperang. Walaupun tidak secara fisik. Peperangan kita bukan melawan darah dan daging. Melainkan roh-roh jahat dan penghulu-penghulu di udara. Tugasku bukan membela Ahok. Tugasmu bukan mengadili Ahok. Biarlah pemerintah dan polisi yang mengusut sampai tuntas. Itu tugas mereka. Tugasku juga bukan membenci mereka para pelaku anarkis karena mereka dipengaruhi roh-roh di udara. Roh-roh itu, merekalah yang kita perangi.

Kau dan aku sama-sama tahu tugas kita adalah berdoa dan berpuasa. Ketika roh jahat bekerja mereka membawa hal negatif dalam hidup kita. Namun ketika Roh Kudus bekerja kita mendapatkan pemulihan dan damai sejahtera. Roh-roh jahat tertentu hanya dapat diusir dengan doa dan puasa. Tanpa berpuasa, kau tidak akan sanggup melakukannya. Yesus pernah mengatakannya.

Ingatlah akan Yosafat ketika ia takut akan laskar yang besar itu (2 Taw 20:1-2). Keadaan itu persis ketika kita ketakutan melihat massa yang banyak. Namun Tuhan berkata, "Jangan takut, bukan kamu yang akan berperang melainkan Aku." Tugas kita hanyalah berdoa dan membiarkan Tuhan yang berperang.

Lebih baik lagi jika kau dan aku bersatu, sehati karena Tuhan menyukai kesatuan. Alkitab mencatat jika 2 orang sepakat meminta apapun juga Tuhan akan mengabulkan (Mat 18 : 19). Bahkan Musa, nabi pertama yang diangkat Tuhan, melakukannya. Sementara Yosua berperang, ia naik ke atas bukit untuk berdoa. Namun tidak sendirian. Ia bersama Harun dan Hur. Ketika ia merasa lelah dan menurunkan tongkat doa ditangannya. Maka Israel terdesak. Namun ketika ia mengangkat tongkatnya, Bangsa Israel kembali ada diatas angin. Karena itu Harun dan Hur membantu Musa disebelahnya. Masing-masing menopang tangannya sepanjang hari sehingga musuh terpukul kalah.

Pujian dan penyembahan adalah penutup untuk akhir cerita (2 Taw 20 : 21-26). Itulah gambaran sorak sorai kemenangan kita semua. Kemenangan Indonesia. Negeri kita tercinta.

Yang benar-benar kita dapat lakukan sekarang adalah jangan menunda-nundanya. Walaupun kau boleh mulai berpuasa besok pagi. Atau bahkan 2 hari lagi saat kau siap. Namun jangan menundanya. Karena kita tidak tahu yang terjadi di alam roh. Peperangan di sana masi terus berlanjut. Aku mengambil doa puasa 3 hari. Ada yang 1 minggu, 21 hari bahkan 40 hari.

Ketika kerusuhan Mei terjadi di Solo. Saat itu keadaan begitu genting dan kacau. Semua rumah, toko di dekat sana sudah dibakar, dijarah dan bahkan ada yang terbunuh. Sementara kami ada di dalam gereja. Berdoa dan bergandengan tangan. Memohon kehadiran Tuhan dengan sangat. Dan keajaiban terjadi! Sementara bangunan-bangunan di sebelah kami rusak dijarah. Orang-orang dalam gang keluar melindungi kami. Mereka bergandengan tangan membentuk pagar. Menyuruh mereka berlalu begitu saja. Gereja itu menjadi satu-satunya bangunan kokoh yang tegak berdiri ditengah amukan massa. Aku percaya itu semua karena Tuhan!

Minggu berikutnya kehadiran dalam gereja hanya 25% dan kami terus bersama-sama berdoa. Minggu berikutnya 50%, minggu berikutnya 75%, minggu berikutnya 100%, minggu berikutnya 125%, minggu berikutnya 150% dan terus bertambah setiap minggu sampai sekarang. Panen raya jiwa besar-besaran telah terjadi dibalik musibah yang terlihat mengerikan.

Yang kita lakukan hanyalah bagian kita. Percaya dan berdoa!


No comments:

Post a Comment