Wednesday, August 3, 2016

Pendidikan Seks untuk Anak?

Ketika membaca judul di atas. Kali ini kau mengernyitkan dahi. Apa maksudnya? Jangan salah sangka dulu... Akhir bulan kemarin, tepatnya hari Jumat. Aku mengikuti seminar yang sebenarnya tidak ingin kudatangi. "Lebih baik tidur di rumah. Akhir-akhir ini aku kurang tidur". Begitu pikirku. Sebenarnya aku selalu merasa kurang tidur. Hahaha..  entah apa yang kau pikirkan. Dikirain pemalas kali. Aku tak peduli... (sambil nyanyi).

Maaf kalo ngelantur kemana-mana. Aku cuma mau bilang ternyata seminarnya penting banget. Walaupun bahasanya kelihatan vulgar tetapi kita justru diajarin 'benar'. Waduh, kok jadi terkesan 'jorok'. 
(Ngakak sambil guling-guling).

Oke, saatnya serius 'mode on'. Intinya kita harus membekali anak-anak dengan bijaksana. Pengetahuan yang benar malah akan menjaga mereka. Banyak yang ngomong membicarakan seks itu tabu! Apalagi pada anak! Malah marah kalau anaknya menyinggung atau bertanya soal seks. Semua yang kau katakan itu salah. Lalu kau menoleh dengan muka tidak senang.

Kau tak boleh berprasangka buruk ketika ia menanyakannya. Hilangkan semua tanda negatif pada ucapan, reaksi dan mimik mukamu. Cobalah untuk mengerti di posisi dia. Jika kau tidak dapat diandalkan untuk menemukan jawabannya. Ia tidak akan pernah lagi mencarinya darimu! Itu sangat berbahaya. Karena kita sama-sama tahu, seperti apa bahaya yang menanti di luar sana.

Kau dan aku harus mempunyai hubungan baik dengan anak. Hubungan yang sangat dekat, sehingga memungkinkan mereka menceritakan apa saja padamu dan padaku. Boleh dibilang pendidikan seks adalah pendidikan karakter. Yup! Jika ia tahu Tuhan memiliki maksud dan tujuan mulia untuk semuanya itu. Pengetahuan ini akan membentuk dan membentengi mereka seumur hidup. 

Pendidikan seks harus kau berikan sejak usia tiga tahun. Ha? Yah, memang begitu. Ketika kau memandikan anakmu yang berumur tiga tahun. Ketika dia 'pipis'. Kau boleh menanyakan padanya. 
+ Itu apa?
= Itu 'titit'
+ Iya 'titit' itu namanya penis. Itu penis, kau tahu itu untuk apa?
= Untuk pipis.
+ Iya benar untuk pipis. Kau tahu siapa yang ciptakan? Tuhan yang menciptakan, dan itu baik. Dengan itu kau bisa pipis. Tuhan menciptakan itu untuk siapa?
= Untuk aku.
+ Ia benar. Tuhan menciptakan hanya untuk kamu seorang. Orang lain tidak boleh memegangnya. Kecuali mama dan papa membantumu pipis. Atau dokter ketika kamu sakit. Oke? Kamu mengerti?

Stop sampai di situ. Ulangi terus percakapan ini setiap dia mandi sampai ia mengerti. Ini juga berguna untuk melindungi mereka dari pelecehan terhadap anak-anak.

Tekankan itu adalah ciptaan Tuhan dan itu baik. Juga sebutkan dengan jelas namanya. Penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Katakan pada anak perempuanmu, "Kamu nanti juga akan menjadi dewasa seperti mama. Kamu akan menjadi seorang mama." Dan pada anak laki-lakimu, "Kamu nanti akan menjadi dewasa seperti papa. Kamu akan menjadi seorang papa"

Seorang ibu memiliki pengalaman dengan anak laki-lakinya yang berumur 5 tahun. Ibu itu yah, yang memberikan seminar ini.
= Ma, temanku yang perempuan pipisnya beda dengan aku. Dia jongkok.
+ Ia berbeda. Kamu laki-laki seperti papa. Dia perempuan seperti mama.
= Seperti apa ma? Bolehkah aku melihat punya mama?

Hah! Kaget dalam hati dan 'syok'. Aku belum siap dapat pertanyaan macam itu. Dari luar sih, terlihat tetap tenang dan sabar.

+ Hmm... tidak boleh. Tapi mama punya gambarnya. Mama akan tunjukkan kepadamu.

Kebetulan saya punya gambar bagan anatomi tubuh. Saya tunjukkan yang itu. Jangan menunjukkan gambar yang terlihat nyata atau bahkan gambar wanita telanjang. Jika tidak ada, coba gambarkan sendiri di kertas secara sederhana. Hanya untuk menunjukkan perbedaannya. 

+ Lubang pipis laki-laki di sini dan perempuan di sana. 

Dia puas dengan jawabanku dan berhenti bertanya. Akupun harus stop sampai di situ. Jangan menjelaskan melebihi keingintahuan mereka. Jelaskan sesuai umur mereka. Jangan membuat mereka sampai melongo.

Jelaskan pada mereka. Jika anak laki-laki katakan, nanti kamu tumbuh dewasa dan menjadi seorang papa. Seperti papamu. Jika perempuan katakan, nanti ketika kamu tumbuh dewasa, kamu akan jadi seorang mama. Seperti mama.

Ada kemungkinan juga mereka tidak berhenti sampai di situ. Bagaimana seorang bayi berada di perut mama? Adakah yang memasukkannya? Atau seekor burung membawanya? Dan pertanyaan yang muncul adalah "Darimana asal bayi?". Untuk anak kecil mereka hanya perlu tahu bahwa ia terdiri dari satu bagian yang sangat kecil dari papa dan satu bagian yang sangat kecil dari mama. Dan anak yang lebih besar kau jelaskan dengan terus terang bahwa penis akan dimasukkan ke dalam vagina lalu sel yang sangat kecil dari papa dan mama bertemu dan jadilah bayi.

Bahkan bukan tak mungkin reaksi mereka adalah "Ih, menjijikkan sekali ya?". 
+ Tidak menjijikkan. Tuhan membuat semuanya baik tepat pada waktunya. Tetapi ingat! Tidak boleh dilakukan sebelum menjadi suami istri. Karena tubuh kita adalah bait Tuhan. Roh Kudus diam dalam diri kita. Tubuh kita bukan milik kita sendiri.

Jaman sekarang anak-anak SD pun sudah memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis di kelas 5 dan 6. Jika kau mengalaminya, berikan tanggapan positif pada anak perempuanmu.

+ Oh, kamu suka sama Dion? Kenapa sih, kamu suka sama dia?
- Ngga tahu ya. Padahal nggak ganteng lho ma. Jelek kok. Tapi dia kalem banget anaknya. Kelihatannya tenang gitu lho. Kalo liat dia rasanya hati jadi tenang.
+ Nggak papa kamu suka sama dia. Itu normal kok. Kalau suka perasaan kamu gimana? Pasti pengin dekat-dekat dia kan? Terus pengin peluk juga kan?
- Hehehe... Iya sih ma. 
+ Menurutmu boleh nggak kamu peluk-peluk dia?

Berikan pertanyaan dan biarkan dia berpikir akibat yang ditimbulkan.

- Mmm... nggak boleh kali ya ma?
+ Ia, karena kamu belum benar-benar dewasa. Jadi belum boleh pacaran. Kamu tahu kan orang yang akan menikah akan berpacaran lebih dulu. Kamu kan belum mau menikah.
- Ia juga ma. Lalu bagaimana?
+ Kamu beserta teman-temanmu boleh mengajak Dion beserta teman-temannya. Tapi jangan hanya berdua ya? Dan jangan ke tempat yang sepi-sepi.

Ketika masa puber. Perubahan hormon mengakibatkan tumbuhnya jakun, perubahan suara dan bulu-bulu halus pada anak laki-laki sementara wanita mengalami menstruasi dan pertumbuhan payudara. 

+ Sekarang kamu sudah tumbuh jadi gadis. Rasanya gimana?
- Risih sih ma, aku nggak nyaman. Tiba-tiba ada gundukan di sini (dada). Lalu waktu lari-lari jadi aneh.
+ Itu artinya kamu bertumbuh menuju wanita dewasa. Boleh nggak kira-kira kalo temanmu suka sama kamu. Terus kamu disentuh dan dipeluk? 

Biarkan ia berpikir.

- Nggak boleh ma.
+ Ia karena nanti yang boleh menyentuh adalah suamimu. 
Lalu coba jelaskan.
+ Hormonmu masih belum stabil. Kalau kamu berpelukan bisa ingin lebih dan lebih lagi. Akhirnya berhubungan seks. Menurutmu boleh nggak?

Selalu tanyakan dampaknya dan biarkan ia berpikir.

- Ngga ma.
+ Kenapa?
- Bisa hamil dan mencemari tubuh. Merusak masa depan.
+ Iya, karena jika mendukakan Roh Kudus, ia akan meninggalkanmu. Tubuhmu nanti hanya dipersembahkan untuk suamimu.

Ada perumpamaan yang sangat baik. Ini membuat semuanya menjadi mudah ketika kita menjelaskan soal hubungan seks pada anak-anak remaja. Sebaiknya kau menjelaskan saat menghadiri resepsi pernikahan. Katakan padanya seperti ini:

+ Wah, semua orang bawa kado atau angpao. Mereka memberikan hanya untuk sepasang pengantin itu. Tahukah kamu? Tuhan juga membawa kado untuk mereka.
- Apa kadonya Tuhan?
+ Tuhan memberikan khusus untuk pengantin itu. Orang lain tidak boleh. Kamu juga tidak boleh. Kadonya adalah seks.

Pembicaraan seperti ini menjadi alarm pengingat bahwa hanya orang-orang yang sudah menjadi suami istri yang boleh melakukannya. Ia akan ingat, Ah mama pernah bilang tidak boleh jika belum menjadi suami istri. Sebaiknya sih, mama memberitahu anak perempuannya dan papa memberitahu anak laki-lakinya.


No comments:

Post a Comment