Thursday, March 16, 2017
Biblical Mindset About Body
Apa sih arti kata transformasi? Kenapa selalu membahas satu topik secara berulang? Kemarin bahas transformasi keuangan. Sekarang bahas transformasi kesehatan. Why?
Maksudnya lebih baik kita ini menjadi pelaku bukan cuma pendengar atau pembaca setia. Mendengar atau membaca lalu lupa. Sebab jika seseorang hanya mendengar saja dan tidak melakukannya, ia seumpama orang yang sedang mengamat-ngamati mukanya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia sudah lupa bagaimana rupanya. Telinga kiri mendengar, belum sampe lewat ke telinga kanan sudah keluar lagi. Minggu ini membaca artikel bagus, tapi tidak sampai lima menit sudah lupa apa isi artikelnya.
Itulah alasan mengapa selalu dengan topik yang berulang. Supaya terus menerus digosok dengan harapan di satu titik seseorang itu berubah. Satu saat bolanya gol. Atau jika tidak, ketika aku terus menerus melakukan hal yang sama itu menjadi kebiasaan yang baik. Membentuk pola keteraturan dalam hidup kita. Oleh karena itu ada baiknya ketika membaca artikel bagus dicatat, direnungkan, dilakukan dan diceritakan. Agar banyak orang-orang mengalami hal baik seperti yang kita punyai.
Keuangan memang penting, tetapi kesehatan unsur terpenting dalam tubuh kita. Tanpa transformasi kesehatan, banyak orang berada dalam kondisi fisik yang tidak baik. Tubuh kita ini penting, sebab tanpanya kita tidak dapat melakukan apapun di sini.
Banyak orang nggak nyadar soal makanan ini. Makan asal enak. Bahkan menomorsatukan lidah. Jajanan kuliner menjadi yang utama. Tahu nggak, berapa lama sih kita menikmatinya? Makan selama 1-2 jam? Paling-paling 20 menit. Apalagi cowok! Aku heran kalo mereka makan 5-10 menit selesai. Apa nggak pakai dikunyah dulu langsung telan gitu?
Berapa panjang lidah kita untuk menikmati makanan? Coba saya tanya, "Ada yang bisa ngerasain rasa makanan di perut? Waktu digiling-giling diusus? Atau setelah ditelan masi berasa enaknya? Paling-paling cuma sepanjang beberapa senti kita menikmatinya. Apa sepadan kalo untuk menikmati lezatnya makan yang beberapa senti itu kita rela memasukkan makanan yang merusak tubuh kita?
Lalu sebenarnya tubuh kita ini milik siapa? Milik kita sendiri? Ternyata bukan hanya uang kita yang milik Tuhan. Tubuh kita juga milik Tuhan. Kita cuma dapat pinjaman 'sementara'. Tubuh kita ini bahkan ada umurnya. Kita nggak dipinjami selama-lamanya kok. Suatu saat bakal diminta balik.
Kira-kira kalo Anda punya mobil mewah yang bagus. Lalu teman dekat Anda meminjamnya. Anda melihatnya kegirangan dan bermurah hati meminjaminya selama sebulan. Ternyata dalam sebulan itu mobil Anda tidak dirawat dengan baik. Tidak pernah dicuci, penuh lumpur bahkan joknya ada yang sobek. Kira-kira Anda marah atau tidak? Nah, begitu juga sama dengan tubuh kita. Kira-kira Tuhan marah tidak ketika kita memperlakukan tubuh ini semaunya? Sudah dikasi pinjam lho. Makanya ada yang cepat rusak. Belum masanya udah kadaluarsa duluan.
Coba kalau kita nyadar, yang tinggal di dalam kita ini Raja segala Raja. Tentu kita hanya memasukkan hal-hal yang terbaik dan menyehatkan. Bukan malah bangga ketika makan makanan "junkfood" yang mahal. Anda tahu kan arti junkfood? Iya, tepat, makanan sampah! Apakah itu membanggakan?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment