Thursday, February 23, 2017
God's Money Management
Apa sih manajemen keuangan Tuhan itu? Apakah Tuhan mengajari kita tentang itu? "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai berlimpah-limpah dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya." Tuhan adalah Tuhan dalam segala hal dalam hidup kita. Bukan hanya jadi Tuhan ketika kita dalam masalah dan butuh solusi. Tuhan juga harus jadi Tuhan dalam keuangan kita.
"Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimi belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur dipadang tidak berbuah bagimu, firman Tuhan semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman Tuhan semesta alam."
Kita dapat memuliakan Tuhan melalui persembahan persepuluhan. Membawa sepuluh persen ke dalam rumah perbendaharaan, maka kita memiliki sembilan puluh persen yang diberkati Tuhan. Percuma kan jika sudah irit-irit ternyata ada belalang pelahap biaya RS, perbaikan bengkel atau kasus-kasus lain?
Tentu kau berpikir sepuluh persen milik Tuhan dan sembilan puluh persen itu milikmu sendiri. Jika kau berpikir seperti itu masih kurang tepat. Segalanya adalah milik Tuhan. Bahkan yang sembilan puluh persen sekalipun. Kita hanya dipercayai untuk mengelolanya.
Untuk mengelola kita butuh pencatatan keuangan yang baik. Ada empat informasi keuangan yang harus kita update. Jumlah total harta yang kita miliki, jumlah total hutang yang harus kita bayar, pemasukan bulanan dan pengeluaran bulanan. Pencatatan keuangan membuat kita mengerti keadaan keuangan kita.
"Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu. Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun temurun?" Jaman dahulu harta yang dimiliki biasanya adalah kambing domba. Berbeda dengan jaman sekarang. Gembala yang baik akan memperhatikan kambing dombanya. Jika sakit diobati, jika tersesat ditemukan, jika diserang serigala dilindungi. Itulah harta berharga mereka. Tanpa perhatian gembala tidak akan sadar ketika kawanan dombanya sakit, tiba-tiba mati semua. Jika gembala tidak pernah tahu jumlahnya dan tidak pernah menghitung kawanan dombanya. Hilangpun tidak dicari sehingga mengalami kerugian. Dimakan serigala juga nggak tahu. Tahu-tahu sudah habis. Yah, kira-kira seperti itu gambaran keadaan keuangannya.
Perhatikan dengan baik. Buat perencanaan anggaran belanja yang baik dan tepati. Hidupi dengan baik. Bagi dalam pos-pos kegunaan masing-masing. Bujeting. "Rancangan orang rajin mendatangkan kelimpahan, tetapi orang yang tergesa-gesa berkekurangan." Semua orang tentu ingin berkelimpahan. Sayangnya hanya orang yang memiliki komitmen untuk melakukan pencatatan rencana keuanganlah yang akan benar-benar mengalami kelimpahan.
Kebanyakan orang tahu teorinya, tapi nggak mau repot. Sama saja tinggal pilih. Repot di awal atau repot di akhir? Repot mencatat sebentar atau repot kehabisan uang belakangan? Ketika membaca teorinya mengerti dan bersemangat tetapi tidak dilakukan. Jadinya percuma... Bahkan satu minggu kemudian sudah lupa kemarin baca apa. Gimana bisa mengalami transformasi keuangan?
Buatlah anggaran keuangan yang baik. Hitung pengeluaranmu dan tetapkan anggaran maksimalnya. Lalu kau tinggal memakai anggaran yang telah ditetapkan sebagai batas. Jika belum seimbang, buatlah penyesuaian yang lebih tepat. Lakukan secara konsisten bulan demi bulan. Ketika kita konsisten mengerjakannya, transformasi keuangan pasti terjadi.
Setelah membuat anggaran jangan lupa unuk menabung dan berinvestasi. Mungkin saja penghasilanmu tidak seberapa. Tetapi salah satu langkah bijaksana dalam keuangan adalah menabung. "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak. Biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen."
Ketika yang lain bersenang-senang dan menikmati. Dapat satu juta habis satu juta, dapat lima juta habis lima juta, dapat seratus juta habis seratus juta. Semut sibuk mengumpulkan remah yang terlihat tidak berarti. Maka ketika kau menyerang dan membasmi sarangnya ia terus bertahan dan tidak pernah punah. Ibarat mati satu tumbuh seribu.
Mirip kisah Yusuf, pada masa tujuh tahun kelimpahan semua orang sibuk menghabiskan dan berfoya-foya. Saat tujuh tahun kekurangan datang semua orang jatuh miskin. Yusuf mengalami terobosan besar di masa kelimpahan dan kekeringan karena ia menabung.
Sisihkanlah minimal sepuluh persen dari penghasilan Anda untuk menabung. Salah satu alasan penting mengapa kita harus menabung adalah supaya kita bisa berinvestasi. Dalam investasi ada hukum bunga-berbunga yang membuat uan kita tidak mengecil nilainya bahkan semakin besar.
Hal-hal penting dalam berinvestasi antara lain adalah konsisten, aman dan tidak beresiko, jangan tamak dan berjangka panjang. Jangan meremehkan orang yang hanya menyisihkan seratus ribu per bulan. Dengan investasi yang bernilai 15% / tahun, dalam 10 tahun nilainya akan menjadi Rp. 26.401.000 dan dalam 20 th menjadi Rp. 563.277.000 dan dalam 50 th menjadi Rp. 9,35 Miliar. Bagaimana jika nilainya lebih besar 200 ribu atau 500 ribu? Bagaimana jika investasinya bernilai 25% / tahun?
Pilihlah investasi yang aman bukan sejenis money game atau iming-iming awal keuntungan yang besar. Bukannya bertambah malah hilang semua. Jangan tamak dan menginginkan keuntungan segera. Kuncinya adalah konsisten. Investasi yang baik justru berjangka panjang dan tidak boleh disentuh sama sekali.
Aku mengenal seseorang yang tinggal dipinggir kota. Ia membeli rumah itu dua puluh tahun yang lalu. Saat itu nilai tanahnya adalah Rp. 500.000 / m2. Lalu setelah 20 th berlalu nilainya sekarang menjadi Rp. 20 juta / m2. Naik 40x lipat.
Lalu yang lain tergiur dengan jual beli saham. Dipikirnya untung besar karena rata-rata orang bercerita demikian. Percayalah bahwa tidak satupun orang mengerti harga saham besok akan benar-benar naik atau turun. Rata-rata orang juga bercerita ketika mereka untung. Waktu rugi nggak ngomong apa-apa. Tetapi seseorang tergiur cerita untug besar dan nekad melakukan jual beli saham. Dapat dipastikan beli harga tinggi dan jual rugi. Akhirnya dia jual semua sahamnya karena takut kerugiannya semakin bertambah. Dua puluh tahun kemudian dia menyadari ada saham yang waktu itu tertinggal belum dijual. Waktu itu nilainya hanya sekitar 1-1.5 juta. Iseng-iseng ia ngecek ke perusahaan sekuritas. Ternyata sekarang nilainya menjadi 300 juta. Kira-kira seperti itulah gambaran investasi. Beli dan lupakan sementara...
Nikmati berkat Tuhan yang ada padamu. Jika setiap orang diberi karunia memiliki kekayaan dan harta benda, lalu juga bisa menikmatinya. Menerima bagiannya dan bersuka cita dalam jerih payahnya, itupun juga karunia Allah. Ada orang-orang yang kaya raya, tapi nggak bisa makan apa-aoa karena sakit. Jadi kita sudah seharusnya belajar bersyukur dengan apa yang ada pada kita.
Jangan sampai kita merasa bisa bahagia jika sudah memiliki penghasilan 2x lipat. Atau bisa bahagia jika sudah memiliki banyak properti. Percayalah, jika bahagia yang seperti itu hanya sesaat. Dengan segera Anda akan merasa kembali seperti itu dan terus kurang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment