Saturday, February 25, 2017

Biblical Mindset About Money



Pola pikir kita tentang uang sangat menentukan kondisi keuangan kita. Sebenarnya ada tiga pola pikir Alkitabiah tentang uang. Yang pertama adalah kita musti sadar, semua harta kita adalah milik Tuhan. Itu seperti seseorang yang mau pergi ke luar negeri, memanggil para hambanya dan mempercayakan hartanya untuk dikelola pada mereka. Yang satu orang diberi lima talenta, yang seorang dua talenta dan yang lain satu talenta. Masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Lalu segera pergi hamba yang punya 5 talenta, menjalankan uangnya dan memperoleh untung 5 talenta. Yang 2 talenta juga sama, memperoleh keuntungan 2 talenta. Tetapi yang menerima 1 talenta malah menguburkan di dalam tanah dan tidak menjalankannya. Lama setelah itu, pulanglah tuannya itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Lalu hamba yang memperoleh 5 talenta memberikan laba 5 talenta. Maka kata tuannya, "Baik sekali perbuatanmu itu, kau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan tanggung jawab dalam perkara besar. Masuklah dan turut dalam kebahagiaan tuanmu". Lalu hamba yang beroleh laba 2 talenta melakukan hal yang sama. Maka kata tuannya, "Baik sekali perbuatanmu itu, kau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan tanggung jawab dakan perkara besar. Masuklah dan turut dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah hamba yang menerima 1 talenta dan berkata, "Tuan aku tahu Anda adalah manusia yang kejam, menuai ditempat Anda tidak pernah menabur dan memungut ditempat Anda tidak pernah menanam. Ini kukembalikan kepunyaan tuan." Maka marahlah tuannya itu, "Hei hamba yang jahat dan malas, jika kau tahu aku seperti itu sudah seharusnya uangku iu kau berikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya ketika aku pulang aku telah menerima beserta dengan bunganya. Maka dicampakkanlah hamba itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Disana hanya terdapat ratap dan kertak gigi.

Semuanya ini hanya titipan, bukan benar-benar milik kita. Mungkin kau berpikir, "Aku yang berlelah-lelah, berpikir, mengeluarkan tenaga, kreativitas. Aku yang bekerja! Terserah padaku mau kuapakan uangku. Ini milikku." Oke, dalam hal kau yang bekerja, itu benar. Tetapi siapa yang memberimu kesehatan, kepandaian, kreativitas? Siapa yang memberimu nafas hidup? Segala sesuatu adalah oleh Dia, bagi Dia dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan untuk selama-lamanya!

Ibarat bendahara keuangan, seperti itulah posisi kita. Banyak orang malah kuatir karena hartanya banyak. Takut diincar orang, dicuri, dirampok. Jika ia mengerti semuanya itu hanya titipan. Tuhan yang mempunyai biarlah Tuhan yang menjagai. Maka hidupnya akan lebih berbahagia. Mana dari orang-orang kaya tersebut yang bisa membawa salah satu harta bendanya ketika Tuhan bilang, "Stop, pulanglah tugasmu di dunia sudah selesai." Ketika terjadi semua itu ditinggalkan dan diambil alih oleh bendahara yang baru. Sebab itu semua bukan milikmu.

Kita harus mengelola harta kita sesuai dengan prinsip keuangan Tuhan. Talenta biasanya diartikan sebagai bakat. Tetapi jaman dulu talenta adalah nilai tukar uang. Satu talenta sama dengan 34 kg emas yang sekarang nilainya setara dengan 18.5 Miliar. Tuhan mau kita menggunakan uang sesuai dengan tujuan Tuhan, bukan memuaskan hawa nafsu kita sendiri. Tuhan juga mau kita menjalankan keuangan, bukan menguburnya. Tuhan juga kita menghasilkan laba bukan mengubur

Pada akhirnya Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita. Lama sesudah itu, Ia pasti datang. Hasil kerjamu akan kena audit. Hamba dengan satu talenta itu tidak lulus dalam proses auditnya Tuhan. Sebaliknya, hamba dengan lima dan dua talenta berhasil lulus dalam proses auditnya Tuhan, dan mereka... upahnya sama! Ini mengartikan bahwa Tuhan melihat kesungguhan hati, bukan kuantitas. Ia tidak melihat hasilnya tetapi yang melakukan dengan kemampuan terbaiknya. Tuhan tidak membanding-bandingkan. Ia dapat lima dan kau cuma dua?

Kakakmu mempunya nilai yang lebih baik. Kenapa kau tidak seperti dia? Tuhan tidak menanyakan, "Kenapa kau tidak seperti dia?" Hanya terlihat sekali Tuhan menganggap sangat serius masalah pertanggungjawaban keuangan ini. Saking serius, hamba dengan 1 talenta dibuang dalam kegelapan terdalam. Dengan kata lain, cara kita mengelola harta duniawi, akan sangat menentukan cara Tuhan menentukan harta sorgawi kita.

No comments:

Post a Comment