Wednesday, February 22, 2017
Debt Free God's Way
Biasanya rata-rata orang mempunyai hutang. Atau setidaknya pernah berhutang. Hutang sendiri tidak pernah dianjurkan oleh Tuhan. Bahkan Tuhan bilang, "Jangan berhutang apa-apa kepada siapapun juga." Apakah hutang adalah suatu dosa? Ternyata tidak! Tuhan sendiri pernah berfirman, "Kau akan memberi pinjaman pada banyak bangsa".
Yang pasti bukan karena dosa. Jawabannya adalah karena hutang berpotensi menjadi jerat yang berbahaya. "Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya, apa yang bukan miliknya - berapa lama lagi? - dan memuati dirinya dengan barang gadaian. Bukankah akan bangkit dengan sekonyong-konyong mereka yang menggigit engkau, dan akan terjaga mereka yang mengejutkan engkau, sehingga engkau menjadi barang rampasan bagi mereka?"
Menggaruk yang bukan miliknya berarti menikmati sesuatu yang sebenarnya tidak menjadi hak Anda. Menginginkan tv baru yang bagus tetapi tidak cukup uang. Mobil yang baru dengan keuangan tidak memadai. Handphone canggih yang bisa dicicil. Sebenarnya uangku tidak cukup membayar semuanya itu tapi kupaksakan juga. Toh bisa dicicil, toh DP nya sangat kecil, banyak kartu kredit. Yang penting bisa dinikmati dulu.
Mereka akan menjadi jerat yang menggigit. Membuatmu mengalami bencana keuangan yang dashyat. Jangan sampai kita membeli barang-barang hanya karena dilihat orang lain. Meminum kopi di rumah dan membawanya dengan tumbler tentu berbeda dengan membawa kopi ternama dengan logo hijau yang Anda tahulah merknya. Jangan ingin membuat terkesan orang yang tidak kita kenal. Makan dimall memang nyaman tetapi bisa saja gajimu tidak cukup bila dilakukan setiap hari. Ayamnya sama, berbeda tempat, berbeda harga. Jika kondisi keuangan tidak memungkinkan kau boleh makan dipinggirnya mall dan jalan-jalan didalam mall. Kujamin bedanya cuma sejengkal. Setelah melewati sejengkal semuanya akan berakhir sama.
Hutang membuatmu menjadi rampasan. Bukan hanya harta benda, pikiran bahkan bisa jadi kesehatan Anda terampas. Aku pernah menemui seorang yang sehat dan bahagia. Tiba-tiba suatu waktu menjadi sakit parah dan kurus. Ternyata itu semua didapat setelah memiliki beban hutang yang besar. Mungkin ada banyak orang seperti dia di luar sana.
Hutang bisa menjadi beban emosi yang berat. Bahkan kasus perceraian tidak semata-mata muncul karena perselingkuhan, tetapi karena masalah keuangan. Memikirkan beban hutang bisa membuatmu susah tidur, mengalami kekhawatiran yang besar dan banyak pikiran.
Hutang juga merampas kemerdekaan kita. Mungkin ada orang yang harus kita tolong, tetapi karena memiliki hutang yang besar, kita tidak dapat melakukannya. Kemampuan dan waktu kita menjadi terbatas untuk membayar hutang.
Hutang mirip seperti kanker. Memiliki tingkatan stadium. Pada stadium satu masi dapat diselamatkan, tetapi memasuki stadium akhir kita hanya bisa berharap pada mujizat. Ada empat tahapan sebelum kita mulai terjerat hutang yang parah.
Tahapan pertama dapat dipastikan penyebabnya adalah besar pasak daripada tiang. Pengeluarannya lebih besar daripada pemasukan dan tidak menyadari. Dengan cara ini jika tidak cepat ketahuan akan memasuki tahap berikutnya. Biasanya ini dilakukan oleh orang-orang yang boros dan mengikuti gaya hidup. Orang yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar pada minyak dan anggur tidak akan menjadi kaya. Jadi jangan selalu menilai orang yang memiliki mobil mewah, pekerjaan yang bagus, perusahaan yang sukses adalah orang kaya! Sebelum Anda melihat neraca keuangannya. Bisa saja jika semua dihitung hasilnya minus!
"Ah, aku rasa untung terus, biaya makan dan hidup hanya sekian". Aku yakinkan perasaanmu itu salah! Kalau tidak percaya coba catat dengan terperinci dan angkanya tidak akan kau sangka. Setahuku semua orang boros itu merasa dirinya hemat. Jika tidak maka dari awal dia sudah bertobat. Orang cenderung merasa, "Jika gajiku naik aku pasti bahagia dan berkecukupan". Aku yakinkan itu salah! Benar mungkin kau merasa cukup, tapi sebentar saja. Selanjutnya kurang lagi. Banyak orang cepat menyesuaikan diri. Dapat satu juta, habis satu juta. Dapat tiga juta, habis tiga juta, dapat lima juta, habis lima juta.
Oh, tentu mudah sekali menyesuaikan diri seperti itu. Manusia memang tidak pernah puas. Kedagingan kita selalu menuntut lebih banyak. Tapi pernahkah kau pikirkan jika gajimu kembali seperti sebelumnya? Sepuluh juta jadi lima juta? Akankah mudah untuk menyesuaikan? Tentu tidak. Memangkas pengeluaran... bisa-bisa memicu perang dunia ketiga dalam keluarga. Coba saja! Itu sebabnya pencatatan keuangan sangat dibutuhkan.
Tahap stadium dua aku pastikan akan kau jalani. Tanpa pencatatan keuangan dengan pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan. Yah, mungkin awalnya kupikir tidak ada yang salah. Ada tabungan di bank atau simpanan yang cukup besar. Namun setelah itu semua tergerus dengan gaya hidupku dapat dipastikan. Akhirnya aku hidup dari hutang. Ibarat gali lubang tutup lubang. Masih belum sadar juga? Hutang kecil, masih bisa bayar. Hutang yang wajar kok! Tidak ada alarm yang membangunkan supaya cepat sadar. Ibarat pasien tanpa rekam medik.
Selamat! Anda masuk tahapan berikutnya. Jika kemarin masih dapat membayar tagihan-tagihan tepat waktu, sekarang tidak lagi. Di stadium ketiga, kau mulai terlambat membayar. Membayar bukan dengan jumlah "full" tetapi minimal. Tentu saja ada bunganya. Bunga berbunga lebih baik dilakukan dalam investasi bukan hutang.
Kadang tambahan kartu kredit berasa seperti mendapat dana segar. Apalagi bila limitnya besar. Padahal itu semua sifatnya sementara. Sangat berbahaya ketika dipakai untuk membayar hutang. Dari satu kartu beranak jadi empat belas kartu. Ketika dompetnya dibuka "jreng". Jangan bangga dengan banyak kartu kredit. Jangan kagum dengan orang yang punya banyak kartu kredit. Bisa jadi hutangnya banyak! Bisa jadi... tidak selalu.
Setelah itu sudah pasti kau akan masuk ke stadium empat. Terjerat dalam hutang sepenuhnya. Untuk melepasnya terasa tidak mungkin. Yang kau perlukan hanyalah mujizat! Terperangkap dalam hutang sepenuhnya.
Kalaupun saat ini kau telah memasuki stadium akhir. Tetap saja, kau harus percaya. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil! Ada cara supaya Anda bebas dari hutang dengan cara Tuhan.
Yang pertama adalah komitmen! Jangan berdalih dengan kata-kata hutangku sangat besar. Tidak mungkin lunas! "Bayarlah kepada semua orang, apa yang harus kamu bayar. Pajak kepada yang berhak menerima pajak. Cukai pada yang berhak menerima cukai. Rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut. Dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat". Kalau kau komitmen membayar hutangmu, Tuhan akan buka jalan-Nya.
"Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah". Jangan sampai kita masuk dalam kelompok orang fasik. Walaupun rasanya ingin melarikan diri ke tempat yang baru dan memulai hidup baru. Tuhan mencintai orang yang bertanggung jawab. Aku sendiri juga akan mempertanggungjawabkan semua pada akhirnya.
Cara kedua terdengar tak masuk akal. Selain itu sangat sulit dilakukan untuk kebanyakan orang. Namun percayalah aku melihat yang terjadi pada orang-orang ini. Utamakan Tuhan terlebih dahulu, apapun yang terjadi. Berikan persepuluhan dari penghasilan pertamamu. Sebelum dipotong apapun! Percayalah waktu terbaik untukmu memulai persepuluhan adalah ketika kau masih berhutang.
Bagaimana mungkin kuberikan jika aku sendiri masih minus? Aku mempunyai hutang yang sangat besar? "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku dan bertanya, "Dengan cara apa kami menipu Engkau?". Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!" Menipu Allah berarti juga merampok Allah. Mengambil apa yang bukan milikku dan milikmu. Berikan dengan hati yang takut akan Tuhan. Bukan berharap seperti memancing ikan. Dengan umpan kecil mendapat hasil yang besar. Hati yang seperti itu malah membuat tidak dapat apa-apa.
Cara selanjutnya adalah prioritaskan pembayaran hutangmu pada yang berbunga tinggi terlebih dulu. Bunga tinggi cocok untuk investasi, bukan hutang. Lalu langkah selanjutnya adalah memprioritaskan pembayaran hutang yang jumlahnya kecil terlebih dahulu. Jika banyak orang-orang ke rumah untuk menagih hutang. Cara ini efektif untuk mengurangi tingkat stress Anda. Buat sesedikit mungkin penagih hutang yang datang ke rumah.
Setelah melakukan semua itu, sekarang adalah saatnya memangkas semua pengeluaran yang bisa dipangkas. Tinggalkan gaya hidup yang melebihi kekuatanmu. Kurangi biaya makan, baju. Membeli hanya pada saat bulan-bulan tertentu. Seperti kita ketahui misalnya baju diskon besar-besaran ketika akhir tahun dan pertengahan. Belilah dua kali setahun. "Kok lama amit?" Yah, jika keinginan bebas dari hutang lebih besar daripada untuk beberapa helai baju.
Juallah aset-aset untuk meringankan atau membayar hutang. Jangan di sayang! Setelah Anda mapan nanti lebih mudah untuk memilikinya bahkan jauh lebih baik. Menahannya akan membuat nilainya tidak mencukupi lagi setelah hutangmu membengkak. Lalu sebisa mungkin lakukan ini, alihkan hutangmu dari yang berbunga besar menjadi berbunga kecil. Dan usahakan untuk membayar hutang pokok! Bukan hanya bunganya saja.
Langkah terakhir adalah tidak menambahkan hutang baru sejak sekarang. Jangan tergiur untuk gali lubang tutup lubang. Akan lebih baik jika Anda tidak hanya memikirkan beban hutang. Memikirkan masalah tidak mengubahnya menjadi lebih baik malahan tambah stress karena masalahnya tidak berubah. Memang ketika mengalaminya pikiran jadi buntu. Akan lebih baik jika Anda fokus untuk meningkatkan pemasukan. Pendapatan bertambah, pengeluaran tetap. Lambat laun segala hal yang tadinya tidak mungkin terjadi akan Tuhan ubahkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment