Friday, September 23, 2016

Rutinitas

+ "Kau punya visi?"
- "Ah, pertanyaan itu lagi", keluhmu sambil menghembuskan nafas dalam-dalam.
+ "Lalu apakah kau akan duduk diam seperti itu sampai tua? Melakukan rutinitasmu. Mengerjakan yang bisa kau kerjakan? Itu saja?"
- "Sorry, aku gagal paham", cetusmu dengan bahasa gaulmu.
+ "Yeah, memang tidak salah. Membaca artikel gosip atau berita sepanjang hari, memelototi program tv, menjelajahi toko online. Hanya apakah kau yakin dengan semuanya itu?"

Apakah kau yakin itu akan mengubah hidupmu? Apakah kau yakin, telah melakukan hal-hal terpenting dalam hidupmu? Apakah kau yakin dengan kebiasaanmu sekarang hal-hal terbaik akan kau capai? Apakah kau melihat masa depan yang indah dengan yang kau kerjakan sekarang?

- "Langsung aja deh. Apa saranmu?"
+ "Fokuslah! Tulis dengan jelas apa yang kau inginkan. Boleh dibantu dengan gambar. Letakkan di tempat yang sering kau lihat. Bahkan jika itu handphonemu. Letakkan gambar itu di depan untuk mengingatkanmu sepanjang waktu.

Beberapa detik kemudian aku melanjutkan kata-kataku. "Kau pasti tahu soal wanita hamil." Lalu kau buru-buru memotong kata-kataku. "Tidak, aku laki-laki tulen. Aku tidak tahu dan tidak ingin tahu tentang kehamilan", cetusmu penuh curiga.

Aku tertawa melihatmu. "Hei, siapa yang menyuruhmu hamil? Aku hanya ingin menjelaskan kalau wanita tidak pernah hamil, ia juga tidak akan pernah melahirkan."

"Kau benar-benar gila menjelaskan hal semacam itu padaku. Kau pikir aku idiot!" Melihatmu mulai marah dan tidak sabar, aku menjelaskan lebih lanjut. "Nah, jika kau sudah tahu. Seperti itulah visi. Anggaplah kau hamil visi dan tepat satu waktu nanti, kau akan melahirkan visi itu. Mirip seperti aku hamil Richie dan Lydia."

- "Mengapa kau samakan dengan kehamilan? Dasar wanita."
+ "Yah, karena aku membawanya kemana-mana setiap saat. Walaupun itu masi kecil dan tidak terlihat. Orang-orang tidak tahu, tetapi aku tahu ada 'sesuatu' didalamku.
- "Lalu 'sesuatu' itu makin besar dan semua orang dapat melihatnya."
+ "Yup".

Terlihat sederhana bukan? Tanpa visi hidupmu tidak terarah. Kau hanya melakukan banyak hal seperti biasa. Tidak ada yang istimewa laku menua. Biasanya kita akan membuang banyak waktu dan tenaga melakukan hal-hal yang sebenarnya bukan prioritas hidup kita. Berbeda bila kau memiliki visi dan 'hamil visi'. Apapun yang kau lakukan tujuannya hanya satu. Melahirkan visi itu secara nyata. Tidak heran ada orang-orang yang benar-benar sukses mewujudkan visi. Nyatanya hamil visi tidak semudah itu.

No comments:

Post a Comment