Thursday, June 16, 2016

Finding Your Life Purpose #2

Mungkin kau masih bertanya-tanya, untuk apa kita hidup? Mengapa aku ada di dunia ini? Apakah Tuhan dengan senang hati menciptakan kau dan aku? Jika begitu bukankah kita diciptakan untuk menyenangkan hati Tuhan?

Apakah Tuhan egois? Masa aku diciptakan hanya untuk menyenangkan hatinya? Bukankah kau harus berkenan kepada Allah? Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.

Jadi benar, kita hidup untuk menyenangkan hati Tuhan. Sebenarnya kau diciptakan persis seperti itu. Serupa dan segambar dengan Allah. Tuhan senang menciptakan. Manusia juga senang menciptakan berbagai macam hal. Kulkas, tv, sepatu, gawai, komputer dan berbagai macam hal lainnya. Untuk apa manusia menciptakan semua itu? Menyenangkan hatinya? Apakah manusia egois?

Jika barang-barang itu berbicara, mungkin sepatuku akan protes. "Aku tidak mau diciptakan hanya untuk diinjak-injak. Lebih baik aku jadi telepon saja."

Lalu bagaimana caranya menyenangkan hati Tuhan? Ada sebuah kisah yang kupelajari. Kuharap kau tidak keberatan membaca untuk mendapatkan jawabannya. 

Ketika Yesus dan murid-muridnya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Kau lihat kan? Marta sibuk, lelah dan frustasi sendirian. Akhirnya emosi dan mengadu pada Yesus. Menyerang Maria yang diam saja. Yesus membela Maria. Maria dekat-dekat Tuhan.

1. Suka dekat-dekat Tuhan
Maria suka mendekat pada Tuhan. Kita juga akan diperlakukan sama seperti Maria ketika dekat-dekat Tuhan. Dibela ketika ada orang-orang yang menyerang kita.

Sebenarnya tanpa sadar aku sering ada di posisi Marta. Kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Sibuk bekerja dari pagi sampai malam. Sibuk mengkhawatirkan hal-hal yang bahkan belum tentu terjadi. Bagaimana denganmu? Apakah kau juga sibuk dengan urusanmu sendiri? Menggunakan seluruh pikiran dan kemampuan sendiri seperti Marta tanpa menyadari bahwa kita sangat terbatas? Padahal jika kau dan aku berhenti sejenak untuk dekat-dekat Tuhan semuanya akan berbeda.

Kau dan aku bebas berpikir dan bergumam dalam hati. Orang lain tidak akan tahu selama kita tidak mengucapkan melalui bibir kita karena mereka mendengar dengan telinga jasmani. Tetapi Tuhan berbeda. Ia hanya mendengar ucapan yang keluar dari hati kita. Rencana hati kita dan pikiran kitalah yang naik ke hadapan Tuhan.

Ketika kita bangun tidur dengan suasana hati yang tidak baik. Lalu mengeluh dalam hati. "Aduh, aku malas berbicara dengan-Mu. Aku sedang tidak ingin bertemu dengan-Mu. Kenapa hari ini aku harus ke rumah-Mu sih? Tulisan-Mu begitu membosankan, aku tidak mau membacanya! Membuatku mengantuk."

"Kau pikir enak ya, bertemu orang yang tidak suka padamu? Kau kira aku akan mendatangi orang yang malas melihatku?", tanyamu dengan nada serius. Ternyata seperti itulah perasaan Tuhan. Sedih sekali rasanya ketika mengetahui bahwa aku sering menyakiti hati Tuhan.

Pelajaran kisah kedua. Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, dan sedang duduk makan, datanglah seorang perempuan membawa suatu buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni yang mahal harganya. Setelah dipecahkannya leher buli-buli itu, dicurahkannya minyak itu ke arah kepala Yesus. Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: "Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." Lalu mereka memarahi perempuan itu. Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. Tubuh-Ku telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia."

Perempuan dalam kisah ini dipercaya sebagai Maria yang sama dengan kisah sebelumnya. Untuk yang kedua kalinya Yesus membela dia ketika orang banyak memarahinya. Banyak orang ditolong Tuhan, "dulu". Dekat dengan Tuhan, "dulu". Tapi itu dulu, sekali saja. Bukan seterusnya. Berbeda dengan Maria yang terus dibela oleh Yesus. Sebenarnya apa yang dilakukan Maria sehingga terus menerus dibela Yesus?

2. Berani berkorban besar bagi Tuhan.

Tidak semua orang menyukai apa yang kau lakukan. Tidak semua orang menyukai ketika aku berdoa atau membaca Alkitab. Tapi ketika kita berkorban untuk Tuhan, Ia yang akan membela kita dengan cara-Nya. Seperti Ia membela Maria.

Maria berani berkorban besar buat Tuhan. Minyak narwastu yang dipersembahkan Maria itu senilai 300 dinar. Setara dengan upah kerja 1 tahun. Untuk mendapatkannya tidak cukup menggunakan waktu 1 tahun. Belum dipotong biaya hidup dan pengeluaran saat bekerja. Keberanian Maria berbuat baik bagi Tuhan membuat pembelaan Tuhan selalu ada dalam hidupnya.

Maria melakukan perbuatan baik. Orang-orang tidak suka dan menganggap hal itu sebagai pemborosan. Maria baik dan orang- orang tersebut tidak jahat. Tetapi mereka berbeda pendapat karena prioritas hidup mereka berbeda. Cara pandang mereka berbeda. "Viewnya" beda. Jadi ngga akan pernah ketemu.

Jika prioritas hidupmu untuk Tuhan, kau akan berikan yang terbaik untuk Tuhan. Tapi jika prioritas hidupku berbeda, tentu aku akan memandang hal yang kau lakukan sebagai suatu pemborosan karena hidupku hanya selama aku ada di dunia. Sementara kau memandang sebagai suatu persiapan untuk bertemu Tuhan.

Orang yang berani berkorban buat Tuhan, sesungguhnya sedang mengumpulkan harta di sorga.

3. Melalui perkataan dan perenungan yang manis didengar Tuhan.

Isi hati kita akan naik dihadapan Tuhan ibarat sebagai dupa yang harum. Kita selalu berkata-kata atau merenung dalam hati. Seperti apa isi diri kita sesungguhnya hanya Tuhan yang tahu. Salah satu cara untuk menyenangkan Tuhan dan membuat Tuhan tersentuh adalah dengan pujian dan penyembahan.

Menyanyi itu bukan menyembah. Arti menyembah yang sesungguhnya adalah sikap hati dalam hidup kita sehari-hari. Akhirnya dengan menyadari segala kekuranganku. Aku tahu betapa aku sering sekali berdosa pada Tuhan. Memprotes dalam hati hal-hal yang tak perlu. Terkadang masih kurang bersyukur. Entah bagaimana denganmu.

Satu-satunya cara yang paling memudahkan memang mengibaratkan. Bahwa saat ini kita dalam masa persiapan di rahim ibu selama 9 bulan.

Finding Your Life Purpose #2

No comments:

Post a Comment