Tuesday, January 24, 2017

Menolak Nasib Buruk

Yabes artinya penderitaan, dukacita, kesakitan. Seorang ibu melahirkan dengan sangat sakit memberi nama Yabes pada anaknya. Jadi sejak kecil ia dipanggil kesakitan, penderitaan, dukacita. Ia dilahirkan dengan nasib yang jelek. Teman-temannya akan melabeli dia orang yang menderita. Gurunya akan mengabsen dan memanggilnya penderitaan, mungkin ia akan malu untuk mengangkat tangannya atau menjawab. Orang-orang melabelinya dukacita. Orang yang sial, tidak punya masa depan. Namun Yabes menolak nasib buruknya.

Ia tidak mengaminkan perkataan-perkataan semua orang disekitarnya. Ia memilih untuk melawan nasibnya. "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya". Ia menggemakan perkataan yang positif. Mematahkan nasib jelek dengan perkataan iman dari dasar hati.

Yabes menaikkan doa yang berani. Ia berseru pada Allah, "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari malapetaka sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.

Dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Ini adalah kunci mematahkan nasib jelek. Coba kau bayangkan jika ada lima bersaudara yang gagah berani. Satu orang tidak dianggap oleh orang tuanya. Seperti Yusuf yang hanya dipercaya 2 atau 3 ekor kambing domba. Kira-kira orang yang tidak berguna ini akan mendapatkan bagian warisan yang banyak atau sedikit? Dibanding dengan saudara-saudaranya ia paling sedikit, sepetak tanah. Mungkin ia akan berdoa seperti ini, "Semoga orang tuaku menambahi warisannya sehingga tidak terlalu sedikit."

Namun Yabes tidak seperti itu, ia menaikkan doa dengan berani bukan doa yang lemah. Meminta Tuhan yang memperluas wilayahnya. Bukan meminta berkat yang cukup tetapi yang berlimpah-limpah. Tuhan menyukai doa yang berani. Ingat Yabes yang meminta, yabes adalah dukacita, penderitaan. Dalam keadaan terpuruk ia meminta dengan keberanian luar biasa.

"Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu". Itulah level Tuhan, level dunia. Doa yang berani mendatangkan kemenangan yang gilang gemilang.

Nasibku bukan nasib sial lagi. Nasibku adalah nasib yang berkemenangan.

No comments:

Post a Comment